Advertorial

BPJS Kesehatan Raih 9 Penghargaan di Kawasan Asia Pasifik

Kompas.com - 03/10/2018, 16:32 WIB

BPJS Kesehatan meraih sembilan penghargaan dari International Social Security Association (ISSA).  BPJS Kesehatan menjadi satu-satunya peraih sembilan penghargaan pada acara yang dihadiri 40 negara kawasan Asia-Pasifik ini.

“Raihan penghargaan ini memacu kami, BPJS Kesehatan beserta seluruh jajaran untuk terus bekerja lebih keras menjaga program JKN-KIS tetap sustain bagi seluruh rakyat Indonesia,” kata Direktur Utama BPJS Kesehatan, Fachmi Idris di Kuala Lumpur (2/10/2018).

Penghargaan ISSA Good Practice Award yang diselenggarakan oleh asosiasi lembaga jaminan sosial internasional dengan anggota 158 negera ini diberikan tiga tahun sekali untuk masing-masing kawasan.

Selain Indonesia, tiga negara lain di kawasan Asia-Pasifik yang meraih penghargaan adalah Malaysia dengan dua penghargaan, dan Iran serta China yang masing-masing memperoleh satu penghargaan.

Raihan penghargaan BPJS Kesehatan

Penghargaan langsung diberikan oleh Presiden ISSA, Breurer Joachim kepada Fachmi Idris. BPJS Kesehatan sukses meraih sembilan penghargaan itu berkat inovasi yang terus dilakukan dan disempurnakan untuk melaksanakan jaminan kesehatan nasional selama tiga tahun ini.

“Di usia emas BPJS Kesehatan ini, kami harapkan institusi ini akan lebih memberikan prestasi yang lebih baik dan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi bangsa dan negara," ujar Fachmi Idris di sela-sela penghargaan.

Tiga penghargaan yang diraih oleh BPJS Kesehatan pun termasuk penghargaan istimewa (Special Mention), yakni implemenrasi Manajemen Risiko sesuai panduan ISSA, optimalisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui Program Kader JKN, dan aplikasi mobile JKN.

Berikut adalah raihan kesembilan penghargaan yang berhasil diraih BPJS Kesehatan:

Certificates of Merit With Spesial Mention :

  1. Implementation of integrated risk management in line with ISSA Guidelines to manage the National Health Social Security programme.
  2. Involving the society to care about social health care through Kader JKN Programme.
  3. Mobile JKN : A one-stop solution for social security health services at people’s fingertips.

Certificates of Merit :

  1. Commitmend-based capitation as Indonesia’s model for performance-based payment system for primary care providers: Resolving the challenges of implementing the KBK Scheme in Indonesia’s National Health Social Security Program.
  2. Customer Service Time Index and Customer Voice Integrated System CSTI-SUPEL
  3. DEFRADA (Deteksi Potensi Fraud dengan Analisa Data Klaim) The Development of a fraud detection tool in hospital service.
  4. Ease of registration for National Health Social Security through Fast Track.
  5. Health Facilities Information System (HFIS) for better contracting accountability and more effective referral system.
  6. Implementing digital claim hospital verification in National Health Social Security in Indonesia.

Attestation :

  1. Optimizing the principle of mutual cooperation  through a family bill in the Social Health Insurance Fund

Rangkaian kegiatan ISSA Regional Forum tingkat Asia Pasifik

Acara diawali oleh forum seminar internasional bertema “Global Challenge for Sosial Security Asia-Pacific” yang bekerja sama dengan Perkeso Malaysia (Pertubuhan Keselamatan Sosial).

Forum dibuka langsung oleh Wakil Perdana Menteri Malaysia, Wan Azizah Wan Ismail yang didampingi Sekretaris Jenderal ISSA, Hans Horst Konklewsky, dan pimpinan Perkeso, M Azman bin Aziz Mohammed.

"Jaminan sosial bukan biaya, itu adalah investasi,” ujar Pimpinan Perkeso Malaysia, M Azman bin Aziz Mohammed.

Fachmi setuju dengan yang dikatakan pimpinan Perkeso Malaysia itu. Menurutnya, negara-negara Asia Pasifik yang saat ini merupakan negara berkembang harus mulai membangun sistem sebagai salah satu instrumen investasi bangsa, terutama investasi kesehatan.

Ia melanjutkan, jika negara sudah berinvestasi kesehatan untuk rakyatnya, produktivitas negara otomatis akan meningkat.

“Efek dari Program JKN-KIS yang belum berusia 5 tahun di Indonesia nyatanya memang sudah  memiliki dampak perekonomian pada masyarakat, termasuk angka harapan hidup," ujar Fachmi.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com