Advertorial

Tak Hanya Cerdas, Generasi Muda Butuh Soft Skill untuk Jadi Pemimpin Masa Depan

Kompas.com - 26/10/2018, 15:09 WIB

Sudah semestinya generasi muda menjadi harapan untuk memajukan bangsa di masa depan. Begitu pula dengan para generasi muda Indonesia yang sudah pasti akan bersaing dengan para tenaga kerja asing di era sekarang ini.

Di zaman dengan teknologi tinggi ini, tentu saja pekerjaan yang berhubungan dengan teknologi dan digital sangat dibutuhkan perusahaan besar. Misalnya saja seperti Ahli Keamanan Cyber, UX Designer, dan Spesialis Digital.

Namun ternyata, pintar dan cerdas saja belum cukup mampu untuk berhasil sukses. Kemampuan dan keberanian untuk tampil menjadi leader juga dibutuhkan menuju kesuksesan. Pasalnya, di dunia kerja yang persaingannya semakin ketat, oleh karenanya leadership menjadi skill yang banyak dicari.

Dengan demikian, generasi muda Indonesia juga membutuhkan soft skill yang harus diasah untuk dapat bersaing, baik dalam dunia kerja atau pun berwirausaha. Kemampuan bekerja sama dalam tim dan keterampilan kepemimpinan sudah seharusnya didapatkan secara formal.

Sekarang ini banyak universitas yang menjadikan leadership sebagai salah satu mata kuliahnya. Benar saja, ini bertujuan untuk membangun soft skill mahasiswanya dengan terjun langsung ke dalam dunia kerja yang bersinggungan dengan kerja tim.

UTS Alumni GreenDok. UTS Insearch UTS Alumni Green

Salah satu universitas yang memiliki program leadership adalah Universitas of Technology Sydney (UTS) Insearch. Program tersebut terdiri dari serangkaian lokakarya yang bisa diikuti oleh mahasiswa internasional. Program ini memberikan kesempatan para siswanya mendapatkan keterampilan yang dapat diterapkan baik untuk pendidikan maupun karier.

Lokakarya ini memiliki topik-topik seru. Tak hanya keterampilan, lokakarya ini juga memberikan kemampuan kepemimpinan yang nantinya dapat diterapkan untuk studi dan pekerjaan di masa depan. Terdapat lima topik utama, yaitu Future of Work, Workplace Culture, Presentation Skills, Personal Branding, dan Using social media and LinkedIn.

Salah satu program leadership yang dimiliki UTS Insearch adalah Future Leaders Scholarship. Beasiswa ini dirancang untuk memberikan suatu langkah awal menuju pendidikan dan membantu mewujudkan tujuan kepemimpinan di masa depan bagi mahasiswa internasional.

Melalui program ini juga para mahasiswa internasional diberikan kesempatan untuk merasakan dunia kerja di Australia. Magang atau pengalaman kerja yang belum dibayar ditawarkan supaya mahasiswa memiliki kesempatan mempraktekan keterampilan yang diperoleh dari lokakarya.

Contoh nyata pelajar Indonesia yang telah berhasil mengembangkan keterampilan adalah Edbert Prathama.  Pada semester pertama dan terakhirnya di UTS Insearch, Edbert berhasil memenangkan Dean’s Merit and Outstanding Graduate karena tingginya performa akademiknya.

“UTS Insearch membangun kepercayaan diri saya. Ada sebuah subjek yang namanya Technical Communication yang membantu mengajarkan saya untuk menulis laporan teknis dan menunjukkan bagaimana berbicara dengan percaya diri mengenai isu TI di depan kelompok-kelompok kecil,” kata Edbert.

Edbert Pratama, mahasiswa pemenang memenangkan Dean?s Merit and Outstanding Graduate bersama dengan Emeritus Professor Ross Milbourne AO, Chair of the Board, UTS Insearch.Dok. UTS Insearch Edbert Pratama, mahasiswa pemenang memenangkan Dean?s Merit and Outstanding Graduate bersama dengan Emeritus Professor Ross Milbourne AO, Chair of the Board, UTS Insearch.

Pemuda asal Tangerang Selatan ini ingin sekali menjadi pemimpin TI masa depan di Indonesia. Selain itu, ia juga berharap bisa menjalankan bisnis sendiri dengan mengembangkan aplikasi seluler. “Saya ingin menggunakan TI untuk menjalani gaya hidup mandiri dan mengembangkan aplikasi dari mana saja, tidak terikat kepada siapa pun,” ujarnya.

Edbert juga ingin mempromosikan gaya hidup tersebut sebagai salah satu manfaat dari pembelajaran TI saat berada di UTS Insearch. Dengan demikian, ia berharap para pelajar Indonesia bisa mendapatkan pelajaran dan keuntungan jika datang ke UTS Insearch.

Selain Edbert, ada Roselyn yang juga telah mengikuti program leadership di UTS Inserach pada tahun 2018. Menurutnya, mengikuti lokakarya ini membuatnya yang dulunya pemalu menjadi lebih percaya diri. Hal tersebut dapat membantunya menjadi leader di masa depan.

“Setelah dua hari, saya belajar banyak hal. Program ini bisa digambarkan dengan dua kata, yaitu menyenangkan dan menantang. Saya adalah orang yang pemalu dan program itu membantu saya keluar dari zona nyaman dan belajar banyak hal untuk membantu saya menjadi pemimpin di masa depan,” uajr Roselyn.

Program beasiswa ini menawarkan beasiswa senilai 3.000 dollar Australia untuk biaya studi bagi para mahasiswa luar negeri, termasuk Indonesia. “Selain itu, para siswa yang mengikuti program spesial leadership kami, akan menerima senilai 2.000 dollar Australia untuk membantu mempersiapkan magang mereka,” ujar Stefani Sugiarto, Partner Manager for UTS Insearch di Indonesia.

Bagi para pelajar Indonesia yang ingin mengikuti beasiswa ini, mereka harus menghubungi agen pendidikan dan menyerahkan esai 200 kata tentang “what type of leader they would like to become in the future and why”.  Batas waktu yang diberikan untuk pendaftaran beasiswa ini sebelum Desember 2019.

Di UTS Insearch, para pelajar Indonesia dapat memilih dari UTS Foundation Studies dengan berbagai ijazah akademik, termasuk arsitektur dan desain, bisnis, komunikasi, teknik, teknologi informatika, dan sains. 

Advertisement
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com