kabar mpr

Kunjungi SDIT Ar Rahman, Wakil Ketua MPR RI Tes Hafalan UUD NRI 1945

Kompas.com - 05/11/2018, 13:27 WIB

Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid (HNW) mengunjungi pertemuan serap aspirasi di SDIT Ar Rahman, Petukangan Utara, Jakarta (3/11/2018).

Pada kunjungan itu, HNW mengetes hafalan guru, murid, dan wali murid SDIT Ar Rahman tentang adanya kata iman, takwa dan akhlak mulia dalam UUD NRI Tahun 1945. Ia menanyakan teradapat di pasal dan ayat berapakah kata-kata tersebut.

Guna meningkatkan semangat peserta, HNW menjanjikan hadiah umrah bagi siapa pun yang berhasil menjawab dengan cepat dan tepat. Namun, tidak lupa ia memberi syarat agar peserta menjawab dengan jujur.

Tidak boleh Googling

Pria yang juga merupakan Wakil Ketua Badan Wakaf Pondok Pesantren Modern Gontor itu pun sempat bergurau dengan peserta ketika memberi syarat menjawab lainnya, yakni tidak boleh menyontek dari Google.

“Tidak boleh nyontek dari Google. Kalau nyontek Google, umrahnya naik Goolge,” gurau HNW.

Para peserta pun mulai bergumam, berpikir, serta berbisik kanan-kiri ketika mendapat pertanyaan itu. Beberapa peserta kemudian ada yang mengangkat tangan untuk menjawab.

Namun ketika HNW meminta mereka untuk menyebutkan pasal dan ayatnya, tidak ada penjawab yang berhasil melafalkan atau membunyikannya dengan tepat.

Pria Wakil Ketua MPR RI itu pun melafalkan jawaban yang benar usai semua peserta menyerah. Jawabannya ialah Pasal 31 ayat 3 yakni:

“Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan, serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.”

Peran pendidik yang luar biasa

Pria asal Klaten, Jawa Tengah itu pun menuturkan, peran para pendidik dalam memenuhi amanat pasal dan ayat tersebut sungguh luar biasa.

Dirinya berharap agar para pendidik dapat memastikan bahwa apa yang mereka lakukan harus bermuara pada terciptanya iman, takwa, akhlak mulia, serta mencerdaskan kehidupan bangsa.

- -

Oleh karena itu, menurutnya pendidik harus mengawal agar pendidikan nasional tidak menyimpang dari tujuan. Ia pun menegaskan, pendidikan harus membuat manusia Indonesia menjadi insan yang beriman, takwa, cerdas, dan memiliki akhlak mulia.

“Pendidikan yang ada jangan malah menggerus iman dan takwa. Bukan justru yang melahirkan individu-individu atheis, liberalis, komunis, dan terlibat LGBT,” ujar HNW.

Apresiasi Yayasan Ar Rahman dan Al Romliyah

HNW juga mengapresiasi yayasan Al Romliyah dan lembaga-lembaga pendidikannya. Kehadiran Ar Raman dan Al Romliyah merupakan bukti umat Islam tidak pernah berhenti menjalankan ajaran Alquran, Sunnah Nabi, dan ajaran ulama ahlus sunnah awal jamaah.

Ajaran tersebut yakni tidak pernah berhenti untuk belajar, mengajar, serta menghadirkan inovasi yang strategis. “Membawa peningkatan kualitas guna menghadirkan masyarakat unggul terbaik,” ujar dia.

HNW melanjutkan, apa yang dilakukan Ar Rahman dan Al Romliyah memang sesuai tuntunan Nabi. Menurutnya Nabi Muhammad SAW tidak pernah berhenti belajar dan menjadi pendidik atau pengajar.

“Belajar dan mengajar merupakan melanjutkan keteladanan Nabi,” tutur dia.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com