Advertorial

Travel Advice Terus Bayangi Pariwisata

Kompas.com - 06/11/2018, 13:48 WIB

JAKARTA – Bencana alam disejumlah daerah, sangat berdampak bagi pariwisata nasional. Erupsi Gunung Agung hingga gempa dan tsunami di Palu, ikut memberi warna buram. Lebih tragis, setiap bencana direspon travel advice oleh beberapa negara. Imbasnya, arus masuk dan mobilitas wisatawan terganggu.

Bencana alam yang terjadi di salah satu daerah kerap berimbas besar secara nasional. Mengacu kejadian erupsi Gunung Agung, Bali, 27-30 Juni 2018, arus masuk wisatawan pun tersendat. Hingga Selasa (3/7), ada 7 negara yang mengeluarkan travel advice. Mereka adalah Inggris, Australia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat. Ada juga Singapura, Hong Kong, dan Kanada.

Usai Gunung Agung, aksesibilitas dan mobilitas wisman juga kembali terkendala. Kali ini gempa bumi 7 SR membelit Lombok, Minggu (19/8). Kejadian ini sempat melumpuhkan transportasi. Gempa Lombok pun direspon travel advice 15 negara. Ada Tiongkok, Australia, Singapura, Malaysia, Inggris, Prancis, Belgia, Jerman, Swiss, Amerika Serikat, Brasil, Luxemburg, Kanada, Siprus, hingga Selandia Baru.

Terkendala aksesibilitas, arus masuk wisman pun tersendat. Mengacu data BPS, pada Agustus terjadi penurunan wisman hingga 1,93% dari bulan sebelumnya. Angka riilnya 1,51 Juta wisman. Penurunan kunjungan wisman terbesar terjadi di Bali dan Nusa Tenggara Barat.

Ketua Umum ASITA Asnawi Bahar menjelaskan, kenyamanan wisman semakin terganggu karena adanya travel advice.

“Rasa nyaman wisatawan memang terganggu karena bencana dan travel advice. Karena muncul travel advice, banyak wisman yang mengalihkan kunjungan ke destinasi dan negara lainnya,” ungkap Asnawi, Jumat (2/11).

Kalkulasi juga diberikan Kemenpar. Terkait bencana Lombok, arus masuk wisman minus 100 ribu orang. Penurunan ini diikuti berkurangnya inkam. Sebab, wisman memberi dampak ekonomi positif. Spending mereka mencapai USD1.000 per hari. Jadi, estimasi inkam yang hilang berkisar USD100 Juta. Asnawi pun menambahkan, destinasi alternatif harus siap secepatnya.

“Wilayah Indonesia ini sangat luas. Masih ada solusi untuk mengoptimalkan kunjungan wisman saat terjadi bencana. Saratnya, kesiapan 10 Destinasi Prioritas ini harus dipercepat. Sebab, ini memberikan alternatif bagi wisman untuk tetap berlibur di Indonesia,” kata Asnawi lagi.

Serupa bencana lain, gempa bumi 7,4 SR di Sulawesi Tengah juga direspon oleh serupa oleh beberapa negara. Travel advice diterbitkan oleh 7 negara. Mereka adalah Inggris, Kanada, Australia, Amerika Serikat, dan Irlandia. Irlandia bahkan memperbarui travel advice-nya pada Sabtu (29/9). Warga Irlandia disarankan menghindari segala bentuk kunjungan non-esensial ke Sulawesi Tengah.

“Sekarang poin pentingnya, bagaimana diplomasi luar negeri dioptimalkan. Tujuannya tentu memberi pengaruh positif terhadap pariwisata. Pemilihan dan penggunaan media luar negeri benar-benar mampu menciptakan sentimen positif. Jadi, evaluasi harus diberikan,” tutur Asnawi lagi.

Optimisme pun digelembungkan ASITA. Asnawi berharap, pariwisata Indonesia fokus pada selling dan branding destinasi pada 2019. Harapannya agar target 20 Juta kunjungan wisman bisa tercapai. Khusus sales mission di luar negeri lebih banyak melibatkan biro perjalanan. Sebab, biro perjalanan ini menjual paket wisata lengkap beserta hotelnya.

“Setelah ini, semua fokus kepada selling dan destinasi. Biro perjalanan harus diintensifkan saat menggelar pameran di luar negeri. Sebab, mereka memiliki paket wisata lengkap beserta hotel dan lainnya,” pungkasnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com