Kilas

Menko PMK Ajak Anggota GHSA Perangi Ancaman Penyakit Menular

Kompas.com - 06/11/2018, 20:40 WIB

Kompas.com - Banyaknya kasus ancaman penyakit menular baru menjadi perhatian khusus berbagai kalangan. Dalam menghadapi ancaman pandemi baik yang berskala nasional maupun global, kerja sama antar negara dibutuhkan sebagai langkah awal penanggulangan.

Melalui Global Health Security Agenda (GHSA), tentunya kita berharap dunia menjadi lebih aman dari segala macam ancaman berbagai penyakit berbahaya dan menular, baik sengaja maupun tidak.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, Puan Maharani saat memberi sambutan pada pembukaan Pertemuan Tingkat Menteri Ke-5 GHSA yang diselenggarakan di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, Selasa (6/11/2018).

Para perwakilan negara yang menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri Ke-5 GHSA yang diselenggarakan di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, Selasa (6/11). Dok. Humas Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Para perwakilan negara yang menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri Ke-5 GHSA yang diselenggarakan di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, Selasa (6/11).
Global Health Security Agenda (GHSA) merupakan badan inisiatif negara-negara dalam mempercepat implementasi International Health Regulation 2005 guna mengatasi ancaman penyakit menular baru (Emerging Infectious Diseases), seperti Ebola, MERS-CoV, SARS, Flu Burung, Bakteri Kebal Biotik (MRSA), dan lain sebagainya.

Pada pertemuan yang dihadiri oleh perwakilan 49 negara dari total 65 anggota GHSA, organisasi internasional, serta organisasi non-pemerintah, Puan menambahkan bahwa pemerintah selalu memberikan perhatian khusus pada masalah kesehatan yang merupakan program prioritas dalam pembangunan nasional.

Ditambahkannya lagi, bahwa Indonesia selalu berupaya memperkuat sistem kesehatan dengan menyediakan layanan kesehatan yang berkeadilan, berkualitas dan terjangkau bagi seluruh masyarakat, termasuk mereka yang rentan dan termarjinalkan serta yang menetap di wilayah terpencil.

Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, Puan Maharani saat memberi sambutan pada pembukaan Pertemuan Tingkat Menteri Ke-5 GHSA yang diselenggarakan di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, Selasa (6/11).Dok. Humas Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, Puan Maharani saat memberi sambutan pada pembukaan Pertemuan Tingkat Menteri Ke-5 GHSA yang diselenggarakan di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, Selasa (6/11).
Berbicara soal sistem kesehatan, hal tersebut memiliki keterkaitan dan menjadi penopang dari sistem ketahanan nasional.
Tentunya ini diperkuat oleh pernyataan Menko PMK, bahwa Indonesia memandang pembangunan kesehatan sebagai pilar esensial dalam mengembangkan ketahanan nasional.

Keterkaitan antara kesehatan dengan ketahanan nasional dapat dilihat dari unsur-unsur sosio-ekonomi, pendidikan, lingkungan, hak-hak asasi dan politik.

Oleh karena itu, pendekatan multi-stakeholder untuk memastikan kerja sama antar negara, pemerintah, sektor swasta, kelompok masyarakat Madani, serta masyarakat umum sangatlah penting.

"Merupakan tanggung jawab bersama kita semua untuk memperkuat kapasitas dan ketahanan nasional, jika kita ingin mencapai ketahanan kesehatan global," kata  Menko PMK dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima. 

Untuk itu, Puan ingin menjadikan pertemuan ini sebagai tempat menyelaraskan kerja sama guna menjawab tantangan di masa depan. Indonesia pun siap berkomitmen untuk bekerja sama mencapai agenda GHSA 2024,

Selain Menko PMK, acara tersebut dihadiri oleh 12 menteri kesehatan serta pertanian anggota GHSA termasuk Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek, Sekretaris Jenderal Menteri Kesehatan Italy Giuseppe Ruocco, Perwakilan dari WHO, FAO dan organisasi internasional lainnya.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau