Advertorial

Indonesia-Selandia Baru Disatukan dalam The Symphony of Friendship

Kompas.com - 08/11/2018, 13:34 WIB

JAKARTA - Bagi Indonesia dengan Selandia Baru, 2018 adalah tahun istimewa. Karena, tahun ini hubungan diplomatik kedua negara resmi berusia 60 tahun. Untuk memperingati hubungan itu, Kedutaan Besar RI di Wellington menyiapkan konser persahabatan. Namanya “The Symphony of Friendship”.

The Symphony of Friendship akan berlangsung di gedung pertunjukan ikonik di Wellington, The Opera House, 9 November nanti. Konser ini menampilkan tiga penyanyi dari Indonesia. Di antaranya Edo Kondologit, Gita Gutawa dan Andmesh Kamaleng. Serta 2 penyanyi dari suku Maori, Maisey Rika dan Tama Waipara.

Semuanya akan diiringi Wellinton Orchestra, salah satu orkestra ternama di Selandia Baru. Menariknya, konser berdurasi 90 menit ini akan mendaulat Erwin Gutawa sebagai aranger sekaligus konduktor orkestra.

Dubes RI untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya menjelaskan, konser ini mengkolaborasikan musik Maori (suku asli di Selandia Baru) dengan musik dari Indonesia bagian timur.

Konser istimewa ini dipersiapkan untuk menunjukkan kepada dunia, bahwa Indonesia adalah bagian dari Pasifik. Yang berbagi kesamaan budaya dan adat istiadat.

"Konser ini akan semakin memperkuat tali persaudaraan kita dengan bangsa-bangsa di Pasifik," ujar Tantowi, Selasa (6/11).

KBRI Wellington optimis konser ini akan dipadati oleh 1.300 penonton yang setengah di antaranya adalah pelajar di Wellington.

“Para pelajar yang rata-rata berusia 15 tahun adalah pemilik masa depan hubungan Indonesia-Selandia Baru. Semakin dini mereka mengenal Indonesia maka semakin cepat mereka akan jatuh cinta,” Jelas Tantowi.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi konser ini. Menurutnya, New Zealand adalah salah satu pasar potensial, dan sudah memiliki direct flight ke Bali. Maskapai Emirates dan New Zealand Air sudah terbang langsung dari Auckland - Denpasar.

“Ketika ada akses langsung ke Bali, akan lebih mudah menarik wisman ke Indonesia. Mirip dengan pasar Australia, New Zealand suka dengan adventure, bahari, surfing dan culture, semua tersedia dengan baik di Bali,” kata Menpar Arief Yahya.

Menpar Arief Yahya mengaku tidak pernah khawatir dengan atraksi dan amenitas di destinasi Bali. Jadi jika menggunakan framework 3A, atraksi-amenitas-akses, Bali sangat siap.

Kemenpar juga sudah memiliki komunitas Genwi Chapter New Zealand. Anak-anak muda, pelajar mahasiswa dan diaspora yang peduli pariwisata Indonesia di Negeri Kiwi tersebut. Dubes Tantowi Yahya ikut meresmikan komunitas netizen yang saat ini rajin memviralkan Wonderful Indonesia di sana.

“Event The Symphony of Friendship ini bisa menjadi pintu masuk agar lebih kuat konten promosinya,” kata Menpar Arief Yahya.

Bagi Indonesia, negara-negara Pasifik tidak hanya menjadi sahabat yang dekat secara geografis, historis maupun etnis. Lebih dari itu, dengan ketersediaan konektivitas yang semakin baik, negara-negara Pasifik menjadi salah satu pasar potensial pariwisata Indonesia.

Sementara Plt Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata Ni Wayan Giri Adnyani mengatakan, kunjungan wisatawan dari Selandia Baru, selalu meningkat sejak tahun 2011. Mencapai 106,914 kunjungan pada tahun 2017.

"Adapun ditahun 2018, berdasarkan perhitungan sementara Bulan Januari hingga September, kunjungan wisatawan mancanegara, sudah mencapai 98,200 kunjungan, atau tumbuh 16.54% dibandingkan kunjungan pada periode yang sama di Tahun 2017," ungkap Giri didampingi Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional Australia, Oceania, Adella Raung.

Saat ini, Pemerintah mengembangkan destinasi “10 Bali Baru”. Yaitu Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Borobudur, Bromo Tengger Semeru, Mandalika, Labuan Bajo, Wakatobi dan Morotai.

"Pemerintah Indonesia telah memberikan kebijakan Bebas Visa Kunjungan Singkat (BVKS) selama 30 (tiga puluh) hari pada 169 negara, termasuk negara-negara Pasifik," tambah Giri.

Adella menambahkan, pariwisata tidak hanya berperan sebagai penopang perekonomian Indonesia. Namun sekaligus sebagai media pengenalan budaya sehingga menumbuhkan toleransi dan sikap saling menghargai.

"Selain mendukung konser Symphony of Friendship, Kementerian Pariwisata juga akan berpartisipasi pada parade budaya Santa Parade Festival tanggal 25 November 2018 mendatang. Seluruh kegiatan-kegiatan tersebut tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan awareness dan jumlah kunjungan ke Indonesia, tetapi lebih dari itu, memperkenalkan kedekatan budaya Indonesia dengan negara-negara Pasifik," papar Adella.

Adella melanjutkan, ada kemiripan kosa kata, nada, serta keberadaan 80% ras Melanesia dan Polynesia yang tinggal di Indonesia bagian timur. Melalui kegiatan Symphony of Friendship, diharapkan pesan-pesan positif tersebut tersampaikan dengan baik.

"Sehingga meningkatkan interest warga negara-negara Pasifik untuk berkunjung ke Indonesia dan menikmati secara langsung kedekatan budaya tersebut," pungkasnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com