Advertorial

Perlunya Terobosan Peningkatan Kompetensi SDM Indonesia

Kompas.com - 14/11/2018, 09:51 WIB

Pada The Global Competitiveness Report 2017-2018 yang dikeluarkan oleh Global Economic Forum, Indonesia berada di ranking 36 setelah di tahun sebelumnya berada di urutan 41 dan dua tahun lalu menempati urutan 37.  Dibanding negara-negara lain di ASEAN, peringkat ini jauh di bawah Singapura yang bertengger di peringkat tiga, Malaysia di peringkat 23, dan Thailand di peringkat 32.

Indonesia masih sedikit lebih baik dibandingkan Vietnam yang berada di peringkat 55 atau Filipina di urutan 56.  Peringkatan ini diukur berdasarkan faktor-faktor dan institusi-institusi yang diidentifikasi secara riset empiris dan teoritikal, untuk menentukan perbaikan dalam produktivitas yang berkorelasi dengan pertumbuhan jangka panjang serta faktor esensial dalam kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi.

- -

Di sisi lain apabila kita menengok hasil pemeringkatan Human Capital Index yang terbaru, kita dapat sedikit terhibur karena Indonesia mengalami perbaikan ranking yang dulunya di urutan 72, sekarang menempati urutan 65. Saat ini Indonesia sudah lebih baik dari Sri Langka, karena Sri Langka anjlok dari urutan 50 ke urutan 70. 

Walaupun demikian, Indonesia masih relatif konsisten berada di bawah beberapa negara ASEAN, antara lain dibandingkan dengan Singapura yang berada di urutan 11, Malaysia di urutan 33, Thailand di urutan 40, dan yang mengejutkan adalah Brunei Darussalam yang menempati urutan 58. 

Survei ini merujuk pada  pengetahuan dan ketrampilan yang menempel pada individu yang mampu membuat mereka menciptakan nilai ekonomi, selain juga memotret kompleksitas dinamika pendidikan, ketenagakerjaan dan sumber daya manusia.

Indonesia perlu melakukan introspeksi diri dan harus segera mengambil langkah-langkah perbaikan bila masih ingin eksis dan memenangkan persaingan di level regional maupun global dalam bidang Sumber Daya Manusia (SDM) dan produktivitasnya.

Presiden Indonesia Jokowi Widodo telah menyampaikan berulang-ulang bahwa 2019 adalah tahun SDM, dimana beliau menekankan bahwa prioritas pemerintah di tahun depan adalah dalam bidang perbaikan kualitas dan daya saing Sumber Daya Manusia (SDM).  Beliau juga mengingatkan kepada kita semua bahwa Indonesia sudah tidak bisa lagi bertumpu pada Sumber Daya Alam (SDA) walaupun kita memiliki potensi yang besar dalam hal ini, karena sumber daya alam tersebut lambat laun akan berkurang dan habis dalam proses eksplotasi. 

Sumber Daya Manusia akan selalu ada dan bahkan selalu bertambah setiap tahunnya, dan apalagi menurut prediksi, Indonesia akan mengalami bonus demografi pada tahun 2030 dimana pada periode tersebut jumlah angkatan kerja produktif akan sangat dominan dalam komposisi penduduk Indonesia. Apabila kita tidak siap dengan keterampilan dan kompetensinya maka jumlah yang besar itu akan hanya menjadi beban bangsa daripada populasi tenaga kerja yang produktif.

Melihat fakta dan situasi yang digambarkan di atas maka ada beberapa hal yang harus ditetapkan dalam kurun waktu jangka pendek, menengah, dan panjang. Hal tersebut tercermin dari hasil focus group discussion (FGD) para pakar dan praktisi SDM senior, yang menelurkan Gerakan Nasional Indonesia Kompeten (GNIK) yang fokus pada tiga pila.

Sertifikasi praktisi Manajemen SDM di seluruh Indonesia

Sertifikasi 2.000 praktisi Manajemen SDM di seluruh Indonesia baik dari sektor swasta maupun publik. Terbitnya Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bidang Manajemen SDM oleh Menakertrans pada 9 September 2014, telah didukung dengan banyaknya Lembaga Diklat Profesi (LDP).

Kemudian sudah ada pula Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Manajemen SDM yang berlisensi BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi). Oleh karena itu, dengan mencetak banyak praktisi Manajemen SDM yang kompeten, diharapkan setiap organisasi dapat mencetak SDM yang kompeten pula.

Terobosan sertifikasi kompetensi

Terobosan sertifikasi kompetensi bagi pencari kerja (job seekers) melalu program pemagangan bersertifikasi kompetensi dengan target 400.000 peserta yang melibatkan perusahaan-perusahaan swasta sebagai “host” nya.

Perumusan konsep ITS, JFM, dan MP

Perumusan konsep Industry Transformation Strategy (ITS), Job Future Map (JFM), dan Manpower Planning (MP) di beberapa sektor industri prioritas seperti misalnya Retail, Manufaktur, Telekomunikasi, Pertambangan, Perbankan, dan lain-lain.

Para Praktisi dan Pakar Manajemen SDM di seluruh Indonesia dapat bahu membahu memberikan sumbangsih secara nyata melalui ketiga pilar tersebut melalui kolaborasi dengan semua pemangku kepentingan untuk kemajuan negeri Indonesia tercinta. 

Guna mencapai hal tersebut, pada tahun ini akan diadakan Kongres Nasional Indonesia Kompeten bertajuk “Transformasi Ketenagakerjaan Indonesia Menyongsong Era Industri 4.0”. Kegiatan ini akan diselenggarakan pada tanggal 21 November 2018 di Hotel Bidakarta Jakarta.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com