Advertorial

Ini Cara Efektif untuk Kontrol Biaya Listrik di Rumah

Kompas.com - 23/11/2018, 16:02 WIB

Biaya listrik sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pengeluaran rumah tangga setiap bulan. Semua kegiatan sehari-hari, sebut saja memasak, mandi, hingga tidur, membutuhkan daya listrik yang kadang tidak sedikit. Meski esensial, penggunaan listrik tak jarang menjadi pos tersendiri yang menjadi beban setiap bulannya, apalagi di tengah tarif dasar yang kian meningkat.

Sebagai konsumen, biaya yang tinggi tidak serta merta menghentikan penggunaan listrik sehari-hari. Jika ditelisik lebih dalam, sebenarnya ada beberapa trik yang bisa dilakukan agar biaya listrik tetap stabil.

Cabut perangkat listrik saat tidak digunakan

Cara pertama dan paling sederhana adalah dengan mencabut peralatan rumah tangga yang membutuhkan listrik pada saat tidak digunakan. Kebiasaan mengisi daya ponsel ketika tidur memang memudahkan untuk mempersiapkan hari esok. Namun, kebiasaan ini ternyata turut berkontribusi dalam membengkaknya tagihan listrik di rumah. Meski dalam keadaan mati, arus listrik tetap mengalir pada perangkat tersebut. Akibatnya, daya listrik tetap terbebani dan terbuang percuma.

Selain ponsel, alat dapur seperti penanak nasi dan dispenser air minum pun menjadi perangkat yang diam-diam mengonsumsi daya listrik di rumah. Agar listrik lebih hemat, pastikan untuk mencabut daya perangkat tersebut ketika tidak digunakan.

Menggunakan perangkat yang hemat energi

Selain memperhatikan konsumsi listrik sehari-hari, perhatikan pula besaran daya peralatan rumah tangga yang digunakan. Misalnya saja sistem penerangan dalam ruangan. Agar lebih hemat, ganti lampu di rumah dengan lampu LED yang membutuhkan daya lebih sedikit. Jika bola lampu pijar membutuhkan daya hingga 40 watt, sebuah lampu LED hanya memakan daya 8 watt untuk menghasilkan pencahayaan yang sama.

Begitu pun dengan perangkat lainnya. Sebelum membeli mesin cuci, AC, maupun lemari es, pastikan daya yang digunakan sebanding dengan tenaga yang dihasilkan serta kapasitas listrik di rumah. Lebih baik lagi jika perangkat tersebut tersertifikasi hemat energi. Meski terkadang harganya lebih mahal, perangkat tersebut memiliki implikasi jangka panjang yang lebih baik terhadap biaya listrik setiap bulannya.

Hindari pemakaian listrik yang berlebihan di WBP

Pahamilah bahwa tagihan listrik yang dibayarkan setiap bulannya dibagi menjadi dua jenis tarif, yakni tarif luar waktu beban puncak (LWBP) dan waktu beban puncak (WBP). WBP jatuh pada pukul 17.00 – 22.00 setiap harinya di mana saat itu adalah puncak pemakaian listrik oleh semua konsumen. Karenanya, tarif listrik pada WBP lebih tinggi daripada waktu lainnya.

Untuk menyiasatinya, gunakan perangkat elektronik yang membutuhkan daya besar di luar WBP. Misalnya, jadwalkan mencuci pakaian di pagi hari sebelum mulai beraktivitas.

Pilih pemakaian listrik sistem prabayar

Berlangganan listrik sistem tagihan memiliki beberapa kelemahan seperti adanya biaya abudemen bulanan, denda keterlambatan bila telat membayar, control pemakaian yang kurang sehingga tagihan tiba-tiba membengkak, dll.

Bagi pengguna listrik prabayar, selalu catat jumlah dan tanggal setiap kali mengisi ulang token listrik. Perhatikan berapa lama daya bisa bertahan dan sesuaikan pemakaian listrik dengan daya yang tersisa. Jangan lupa, tips ini harus diikuti dengan penggunaan listrik yang bijak. Kekurangan token listrik isi ulang adalah jika kita tidak kontrol pemakaian, tiba-tiba listrik habis malam-malam dan mati listrik tidak terhindarkan.

Agar lebih mudah bisa beli token listrik kapan saja, manfaatkan fitur perbankan online untuk membeli token listrik, misalnya melalui aplikasi BCA Mobile. Lewat BCA Mobile, konsumen bisa mengisi ulang token listrik prabayar kapan saja. Ingin tahu caranya? Cek di sini.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com