Kilas

“Tur Investasi”, Jurus Andalan yang Buat Investasi Jateng Melesat

Kompas.com - 28/11/2018, 18:12 WIB

KOMPAS.com – Jumlah investasi di Jawa Tengah (Jateng) terus melesat sejak 2013. Meski begitu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, belum puas dan tetap memiliki target tinggi untuk tahun depan. Berbagai upaya pun dilakukan, yakni dengan mengadakan tur investasi ke berbagai negara.

Berdasarkan data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), tercatat pada 2013 jumlah investasi yang masuk ke Jateng adalah sebesar Rp 16,9 triliun, kemudian meningkat pada 2014 senilai Rp 18,5 triliun dan pada 2015 menjadi Rp 26,041triliun.

Pada tahun 2016, jumlah investasi melonjak cukup tinggi menjadi Rp 46,63 triliun, selanjutnya pada 2017 pun meningkat menjadi Rp 51,5 triliun dari target semula Rp 47 triliun.

Pada tahun ini, yakni hingga triwulan ketiga tahun 2018, realisasi investasi tercatat telah mencapai Rp 41,94 triliun atau 89 persen dari target Rp 47,15 triliun. Jumlah ini naik 26 persen dari periode yang sama tahun lalu dan didominasi oleh proyek sektor infrastruktur dan energi.

Baca jugaJateng Sumbang 11,6 Persen PDB Nasional

Melesatnya nilai investasi Jawa Tengah ini pun diacungi jempol oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Pada gelaran Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2018 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin (26/11/2018), Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong menerangkan, dalam lima tahun terakhir kondisi investasi di Jawa Tengah cukup memukau kalangan pengusaha dan pemerintah pusat.

Hal ini dilihat dari peringkat investasi Jawa Tengah di level nasional yang sebelumnya menempati peringkat 11 kemudian sekarang melesat ke peringkat 4.

"Jawa Tengah yang dulunya selalu tumbuh di bawah ekonomi nasional sekarang pertumbuhannya di atas nasional, yakni sebesar 5,25 persen. Karena sektor manufaktur, agribisnis, pariwisata dan ekspor sangat meningkat," kata dia dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima.

Selain peningkatan itu, lanjut Lembong, tingkat inflasi di Jateng pun terbilang rendah.

Melihat potensi tersebut, Ganjar terus menggarap serius sektor investasi. Bahkan tahun depan, target pendapatan dari sektor ini dinaikkan menjadi Rp 56 triliun. Meningkat dibandingkan tahun 2018 yang hanya sebesar Rp 47,15 triliun.

Jurus untuk menggenjot investasi

Untuk menggenjot peningkatan itu, Ganjar telah menyiapkan jurus. Salah satunya dengan melakukan tur investasi.

Beberapa waktu lalu, Ganjar mengenalkan potensi investasi Jawa Tengah di Jepang. Sementara itu, pada akhir November ini, Ganjar kembali akan memasarkan potensi Jateng dalam acara Indonesian Expo 2018 di Jeddah, Arab Saudi.

Baca jugaBuka Usaha di Tanah Air, Pesan Ganjar ke Pemagang Indonesia di Jepang

"Salah satu strategi yang saya lakukan adalah tur investasi. Tur investasi ini bisa berkeliling-keliling ke berbagai dunia untuk menawarkan banyak hal, misalnya di Kendal ada kawasan industri baru, sekarang orang mulai melirik. Kemarin kita tawarkan ke banyak negara," ujar Ganjar, Selasa (27/11/2018).

Selain itu, CJIBF 2018 yang selalu digelar tiap tahun juga menjadi salah satu upaya menggaet investor dengan menawarkan ratusan peluang investasi.

"Jumlah proyek yang kami tawarkan dan sudah clean and clear ada 63 proyek, di antaranya pada sektor pariwisata, pertanian, manufaktur, infrastruktur, energi dan properti. Selain itu kami juga memiliki 58 aset milik Pemprov Jateng dari BUMN dan BUMD," tambahnya.

Ganjar menjelaskan seluruh proyek investasi tersebut didasarkan pada studi Koridor Ekonomi, Perdagangan, Investasi dan Pariwisata Jateng (Keris Jateng) yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia sampai di tingkat kabupaten/kota se-Jateng. Dengan modal kajian tersebut, Ganjar menaikkan besaran target investasi.

"Sebagai bahan pertimbangan untuk pengusaha, kami juga akan menyusun buku profil peluang investasi Jawa Tengah. Pada buku tersebut, akan kami sajikan tiga kluster investasi yakni kluster siap ditawarkan, prospektif dan potensial," terang Ganjar lagi.

Ganjar menuturkan bahwa upaya yang telah dilakukan itu dapat menarik minat calon investor. Apalagi, hal itu didukung dengan kondusivitas dunia usaha di Jawa Tengah yang sangat baik dan baru saja mendapatkan penghargaan dari Kementerian Ketenagakerjaan.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com