KOMPAS.com – Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Rudi Mokoginta mengapresiasi dipilihnya Sulut sebagai lokasi penyelenggaraan ASEAN-China Workshop on Safety of Navigation and Communication In The South Cina Sea yang digelar di Manado, Jumat (30/11/2018).
Mokoginta mengatakan, Gubernur Olly Dondokambey optimis agenda ini mampu menjadi solusi untuk berbagai permasalahan teknis terkait keselamatan navigasi dan komunikasi di Laut China Selatan.
"Tentunya menjadi suatu kebanggaan dan sukacita tersendiri, manakala daerah yang kami cintai ini dijadikan sebagai lokasi pelaksanaan kegiatan ASEAN - China Workshop on Safety of Navigation and Communication in the South China Sea," kata Mokoginta dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima.
Dalam sambutannya, Mokoginta menuturkan, Sulut merupakan provinsi Indonesia yang terletak di ujung utara Pulau Sulawesi dengan Kota Manado sebagai ibu kota. Secara geografis, provinsi ini berada di kawasan perbatasan Indonesia-Filipina.
Baca juga: Majukan Pariwisata, Gubernur Olly Buka Rute Baru
Sulut memiliki luas wilayah mencapai 15.376,99 km persegi. Dari total 287 pulau yang dimiliki, 59 pulau merupakan pulau berpenghuni dan 228 pulau belum berpenghuni. Serta 12 pulau terdepan dan 2 pulau diantaranya langsung berbatasan dengan Filipina, yaitu Pulau Miangas dan Pulau Marore.
"Posisi geografis Sulawesi Utara juga sangat strategis karena terletak di bibir pasifik yang merupakan jalur perdagangan dunia dan pusat distribusi barang dan jasa sehingga sangat prospektif untuk perdagangan regional maupun internasional," papar Mokoginta.
Lebih lanjut, Mokoginta menerangkan pentingnya agenda tersebut dalam konteks pembangunan bangsa dan negara, khususnya Sulut.
"Bagi Sulawesi Utara sendiri, kegiatan ini tentunya sangatlah berarti, terlebih karena kami terus menempatkan sektor kelautan dan perikanan sebagai salah satu sektor penggerak pembangunan," ucap Mokoginta
Baca juga: Harga Kopra Anjlok, Gubernur Olly Kembangkan Industri Minyak Goreng
Hal itu, kata dia, sesuai poin pertama dalam sapta cita pembangunan daerah 2016-2021, yakni mewujudkan kemandirian ekonomi dengan memperkuat sektor kemaritiman.
Sebagai informasi, ASEAN-China Workshop on Safety of Navigation and Communication turut dihadiri Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Jose Tavares dan para peserta workshop.