Advertorial

Penderita Kanker Payudara Bisa Pilih Metode Pengobatan Terbaru Ini

Kompas.com - 06/12/2018, 16:49 WIB

Menurut data statistik WHO, diantara seluruh penyebab kematian wanita di Indonesia, 21,4 persen disebabkan oleh kanker payudara. Terbukti dengan lebih kurang 19.730 wanita meninggal dunia karena kanker payudara setiap tahun.

Dalam menghadapi kanker payudara, banyak pasien Indonesia yang memilih metode operasi, kemoterapi, serta radioterapi. Namun setelah melakukan pembedahan payudara tentunya akan meninggalkan berbagai macam trauma psikologis, antara lain mempengaruhi kehidupan seksual suami istri, menurunkan kepercayaan diri, kehidupan sosial terganggu, depresi, tertekan, bahkan timbulnya keinginan untuk bunuh diri.

Oleh karena itu, ahli kanker payudara dari St. Stamford Modern Cancer Hospital, dr. Dai Wen Yan menjelaskan, “Beberapa tahun terakhir, dengan perkembangan teknologi pengobatan kanker payudara, tidak hanya hasil pengobatan yang ditingkatkan tetapi metode pengobatannya pun sudah berubah. Untuk pasien kanker payudara, metode bedah sudah bukan merupakan satu-satunya pilihan pengobatan. Terapi minimal invasif terbaru memberikan lebih banyak pilihan pengobatan, seperti Intervensi, Cryosurgery, Brachytherapy, dan sebagainya. Pasien tidak perlu mengangkat seluruh payudaranya, namun tetap mendapatkan hasil yang sama efektifnya”.

Zhou, pasien kanker payudara asal Indonesia. (Dok. St. Stamford Modern Cancer Hospital) Zhou, pasien kanker payudara asal Indonesia. (Dok. St. Stamford Modern Cancer Hospital)

Salah satu pasien kanker payudara yang berhasil bertahan setelah melakukan pengobatan minimal invasif ialah Zhou. Perempuan asal Indonesia ini telah bertahan hidup selama delapan tahun sejak terdiagnosa kanker payudara. Kondisinya kini sehat, sama seperti orang sehat lainnya.

Bulan Agustus 2010, Zhou terdiagnosa karsionoma duktal invasif payudara di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Riwayat keluarga yang terkena kanker, ditambah dengan penyakit jantung, batu empedu, serta pembengkakkan pada kelenjar getah bening, membuatnya merasa takut dan cemas. Beruntungnya, di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou ia menjalani pengobatan Intervensi dan Brachytherapy.

Setelah menjalani Brachytherapy yang pertama, tumornya mengecil secara signifikan dan setelah dikombinasikan dengan Intervensi, tumornya semakin hilang tak terlihat. Sejak saat itu ia tidak pernah mengalami kekambuhan. Bulan April 2017, ia kembali ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou untuk melakukan kontrol, semua hasil pemeriksaannya normal, ia tidak berbeda dengan orang sehat lainnya.

Proses Brachytherapy (Dok. St. Stamford Modern Cancer Hospital) Proses Brachytherapy (Dok. St. Stamford Modern Cancer Hospital)

Menurut ahli kanker payudara di St. Stamford Modern Cancer Hospital, dr. Dai Wen Yan, metode Brachytherapy atau biasa disebut dengan “Penanaman Biji Partikel” adalah metode minimal invasif baru yang dikembangkan oleh tim medis internasional untuk mengurangi tindakan bedah dan radioterapi eksternal. Pertama-tama akan dihitung energi sinar yang sesuai dengan sifat, posisi dan ukuran tumor, setelah dipilih dosis pastikel yang tepat, dengan bantuan alat pencitraan (imaging), dokter akan menanamkan biji partikel 125I ke tumor.

Biji partikel 125I akan melepaskan sinar radiasi secara terus menerus untuk membunuh tumor tersebut secara akurat dengan radius 1,7 cm. Hasil dari Brachytherapy setara dengan hasil operasi bedah payudara, sehingga Brachytherapy merupakan kabar gembira bagi pasien kanker payudara.

Metode Intervensi : Membuat Kanker "Mati Kelaparan"

Intervensi adalah metode pengobatan minimal invasif di bawah panduan alat pencitraan medis, dibagi menjadi dua jenis yaitu vaskular atau non vaskular. Hanya meninggalkan bekas luka sekitar 1-2 mm, dilakukan tanpa melakukan operasi lesi. Di bawah panduan alat pencitraan medis seperti CT akan dimasukkan kateter khusus, kawat atau instrument presisi lainnya menuju pusat tumor.

Obat anti kanker dimasukkan langsung ke pusat tumor untuk proses embolisasi, memutus arteri tumor, membuat tumor kehilangan suplai darah dan mati kelaparan. Sementara itu proses emboli dapat membawa obat anti kanker ke pusat tumor hingga tercapai pengobatan kemoterapi lokal.

- -

Berikut tiga alasan mengapa harus menjalani Intervensi di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou

  1. Prosedur yang jelas
    Jika dibandingkan dengan pengobatan konvensional, St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou menggunakan metode Intervensi -- Microcatheter Superselection, yang menggunakan kateter super kecil. Metode ini lebih akurat dan menyeluruh, lebih efektif, serta meracuni dan membuat tumor mati kelaparan.
  2. Keefektifan obat antikanker
    Dalam proses Intervensi, St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou menggunakan obat anti kanker yang sangat efektif, antara lain di antaranya kombinasi obat herbal, efektif menghalangi terjadinya angiogenesis. Selain menghalangi angiogenesis, sekaligus mencapai tujuan pengobatan, serta memiliki kelebihan seperti target yang jelas, tidak ada resistensi obat dan minim efek samping.
  3. Pengalaman Klinis Para Dokter
    Untuk memastikan keakuratan obat anti kanker dan proses embolisasi, para dokter perlu memiliki tiga keterampilan, yaitu : teknik injeksi yang terampil, injeksi harus akurat ; memahami dengan jelas anatomi pembuluh darah sehingga dapat secara akurat menemukan pembuluh darah jaringan tumor; serta memiliki pengetahuan dasar terhadap alat pencitraan medis. Tiga keterampilan ini sangatlah penting. Para dokter St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou pasti memiliki ketiga keterampilan tersebut untuk memastikan keberhasilan metode Intervensi.

St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou memiliki kantor perwakilan di Jakarta, Surabaya dan Medan. Informasi lebih lanjut mengenai pengobatan ini silakan klik di sini atau call center di +62812 978 978 59 (Call/WA). (Adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com