Advertorial

Masuk Tahun Kedua, BLU Balitbang ESDM Bertekad Tingkatkan Kontribusi

Kompas.com - 13/02/2019, 09:03 WIB

Memasuki tahun kedua, BLU Badan Litbang ESDM terus bertekad memperbesar kontrubusinya dalam penanganan masalah energi nasional.

KOMPAS.com – Tahun 2019 kali ini merupakan awal yang baik bagi Badan Layanan Umum (BLU) di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral (Balitbang ESDM), Kementerian ESDM untuk terus berkembang.

Memasuki tahun kedua usai ulang tahunnya Desember 2018 lalu, BLU Balitbang ESDM telah berpengalaman untuk semakin meningkatkan kontribusinya sebagai lembaga BLU.

Awalnya, pusat-pusat penelitian dan pengembangan di bawah Balitbang ESDM telah resmi berubah menjadi BLU melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan pada Desember 2017.

Transformasi ini merupakan solusi tepat dari isu strategis ESDM dan sebagai solusi mencari alternatif dana litbang. BLU Balitbang ESDM juga diharapkan mampu berkontribusi nyata bagi peningkatan ketahanan energi dan nilai tambah mineral.

Dua di antara puslitbang itu yakni Puslitbangtek Minyak dan Gas Bumi (PPPTMGB) “LEMIGAS” serta Puslitbangtek Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (P3TKEBTKE).

Selain itu, ada pula Puslitbangtek Mineral dan Batubara (PPPTMB), “tekMIRA”, dan Puslitbang Geologi Kelautan (P3GL).

Kontribusi Puslitbang Balitbang ESDM

Puslitbangtek Migas “LEMIGAS” memiliki kontribusi dalam peningkatan eksplorasi peningkatan cadangan migas, energi baru dan terbarukan (EBT), mineral, serta batubara.

LEMIGAS memiliki kemampuan eksplorasi seperti akuisisi dan pemrosesan data geologi, geofosoka, dan geokomia, perhitungan volumetrik sumber daya dan cadangan migas, serta analisis risiko geologi.

Selain itu, ada pula kemampuan dalam hal penyusunan skenario produksi dan nilai keekonomisan, sinopsis wilayah kerja migas, joint study, serta sertifikasi cadangan hidrokarbon.

Sementara itu, P3TKEBTKE memiliki kemampuan melakukan Pra-Studi Kelayakan, Studi Kelayakan, dan Detailed Engineering Design untuk angin, surya, dan panas bumi.

Selanjutnya “tekMIRA” memiliki kemampuan eksplorasi mineral dan batubara dalam hal survei dan pemetaan, pengeboran, penghitungan cadangan, desain dan permodelan, serta penambangan.

Ada pula kemampuan berupa kegiatan eksplorasi migas dan mineral laut oleh Puslitbang Geologi Kelautan (P3GL). Pelaksanaan kemampuan satu ini dibantu dengan Kapal Riset Geomarin-3.

Upaya temukan cadangan baru

Kepala Badan Litbang ESDM, Sutijastoto mengatakan, Balitbang ESDM bersama Badan Geologi, Ditjen Migas, Pusdatin ESDM, dan SKK Migas terus berupaya menemukan cadangan migas baru.

“Kegiatan jangka pendek adalah optimalisasi Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) migas yang penambahannya relatif terbatas, atau perpanjangan WKP terminasi,” ujar pria yang akrab disapa Toto itu.

Ia melanjutkan, ada pula pengoptimalan kegiatan eksplorasi di WKP eksplorasi dan eksploitasi yang nilai investasinya terus menurun.

Sementara kegiatan jangka panjang adalah riset potensi cekungan di Indonesia dan prospect rangking guna menajamkan prioritas eksplorasi dalam rangka mengubah sumber daya 222,85 BBOE menjadi proven reserves.

Secara khusus, riset cekungan dilakukan pada system petroleum yang berkaitan dengan gunung api, potensi pengembangan migas nonkonvensional pada cekungan tersier Indonesia, potensi gas biogenik, dan system petroleum pratersie di Indonesia.

“Tantangan yang dihadapi adalah aktivitas beralih dari wilayah barat ke wilayah timur Indonesia yang dominan berada di lepas pantai,” kata Toto.

Ada pula upaya penungkatan pemanfaatan Dimethyl Ether (DME) lebih dari 1,5 juta ton per tahun sebagai pengganti LPG dan BBM. DME adalah senyawa organik bersifat gas pada suhu ruang dan karakteristiknya sama dengan LPG.

DME bisa diproduksi dari gas bumi, batubara, CMB, limbah, dan biomassa. Nilai keekonimian DME berdasarkan bahan baku adalah: 1 mmscfd gas bumi menghasilkan 18 ton DME per hari dengan harga hampir 480 dollar Amerika per ton.

0,6 ton DME bisa dihasilkan dari 1 ton batubara dengan harga sekitar 310 dollar Amerika per ton. 1 ton biomassa mampu menghasilkan 0,43 ton DME seharga kurang-lebih 218 dollar Amerika per ton.

PPPTMGB “LEMIGAS” juga telah melakukan kegiatan litbang pemanfaatan DME sebagai bahan bakar sejak 2002. Kini litbang DME telah mendapat SNI 8219:2017.

Upaya lain adalah semakin memanfaatkan batubara bersih melalui komersialisasi 1.000 unit Gasifikasi Mini (Gasmin) buatan tekMIRA. Alat ini mengonversi batubara atau biomassa menjadi bahan bakar gas dengan proses gasifikasi.

Itulah beberapa contoh kontribusi BLU Balitbang ESDM terhadap masalah energi. Ke depannya, diharapkan akan tercipta pusat-pusat ekonimi baru yang akhirnya bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat di berbagai daerah.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com