Advertorial

ILGE 2019 Sebagai Respon Universitas Parahyangan Terhadap Perkembangan Isu-Isu Lintas Budaya

Kompas.com - 10/04/2019, 16:26 WIB

Universitas Parahyangan (Unpar) menyelenggarakan seminar Intercultural Learning and Global Engagement (ILGE) 2019 pada 23-24 Maret 2019 silam di Operation Room Unpar, Bandung. Hal ini menunjukkan perhatian sekaligus kompetensi Unpar sebagai institusi pendidikan tinggi terhadap isu-isu lintas budaya yang kian berkembang di era globalisasi saat ini.

Kegiatan yang terdiri dari rangkaian seminar dan workshop dengan berbagai topik ini bekerja sama dengan beberapa universitas internasional. Adapun universitas tersebut adalah Malmo University, James Madison University, dan Viadrina University melalui hibah konsorsium International Network of Universities (INU).

Rektor Unpar Mangadar Situmorang dalam kata sambutannya berharap agar kegiatan seminar ini dapat memberikan hasil positif dalam internasionalisasi perguruan tinggi di Indonesia. “Forum ini sangatlah penting. Tidak hanya dapat membantu dalam hal manajerial kegiatan internal, tetapi juga dalam menyokong kurikulum kegiatan akedemik mahasiswa dan staf-staf kami untuk menjadi lebih mendunia,” ujarnya.

Pada hari pertama, fokus kegiatan ini adalah pembelajaran materi melalui rangkaian seminar. Adapun terdapat lima seminar yang dibawakan oleh enam pembicara dari tenaga pengajar dan praktisi bidang interkultural Malmo University, James Madison University, Universitat Rovira I Virgili, dan Viadrina University.

Pengajaran dan pelatihan dalam pendidikan tinggi

Pada sesi pertama, Dr. Gundulla Gwenn Hiller dari Viadrina University menyajikan presentasi bertajuk “Teaching in an International Higher Education Context”. Pada kesempatan ini dirinya menjelaskan tentang pentingnya institusi pendidikan tinggi untuk membuat kelas yang terinternasionalisasi. Hal ini dilakukan agar institusi dapat memiliki kompetensi interkultural dan dapat bersosialisasi secara akademis dan memudahkan proses transisi dalam sistemnya.

Memanfaatkan program SUCTI untuk mencapai internasionalisasi

Marina Cassal-Sala dari Universitat Rovira I Virgili pada sesi kedua menyajikan “The Internationalization at Home and the SUCTI Project”. Pada presentasi ini dirinya mengenalkan program Systemic University Change Towards Internationalization (SUCTI) sebagai solusi bagi universitas yang memiliki keterbatasan untuk mengirimkan pelajar atau staf ke luar negeri untuk mencapai internasionalisasi secara komprehensif.

Membangun kompetensi interkultural yang komprehensif

Sesi ketiga yang disajikan oleh Cecilia Christersson dan Patricia Staaf dari Malmo University ini memberikan pandangan terhadap inti dari internasionalisasi itu sendiri. Pada presentasi berjudul “Intercultural Learning in a Globally Engaged University”, mereka menjelaskan pentingnya pembelajaran interkultural dalam kurikulum institusi pendidikan, dan kolaborasi antar institusi pendidikan tinggi serta pemerintah dalam membangun kompetensi interkultural yang komprehensif.

Pentingnya “assessment” mendalam terkait pengalaman pembelajaran global

Vesna Hart dari James Madison University menjelaskan pentingnya melakukan penilaian mendalam mengenai pengalaman pembelajaran global. Pada presentasi bertajuk “Deep Dive into Assessment of Global Learning “ ini, dirinya menjelaskan bahwa penilaian mendalam ditujukan untuk melihat bagaimana perspektif suatu individu dapat mempengaruhi interaksi. Hal tersebut dipengaruhi oleh konteks sosial dan berubah karena adanya perbedaan latar belakang budaya dari pengalaman pembelajaran global.

Mengenal salah satu metode pembelajaran interkultural

Presentasi terakhir yang bertajuk “Intercultural Peer Tutoring – Learning Support at Eye Level within Higher Education” dibawakan oleh Stefanie Vogler-Lipp dari University Viadria. Pada kesempatan ini, pembicara mengenalkan metode “Peer Tutoring/Learning”, para peserta belajar dengan sesama peserta dengan kondisi pembelajaran yang simetris, baik secara formal maupun informal. Metode ini dapat digunakan sebagai pendukung pembelajaran yang dapat diterapkan dalam institusi pendidikan tinggi.

Tak hanya seminar, pada rangkaian acara ILGE 2019 ini para peserta juga dapat mengikuti seleksi lewat presentasi poster terkait internasionalisasi dan pembelajaran interkultural. Peserta yang terpilih berkesempatan untuk mengikuti pelatihan lanjutan di Malmo University, Swedia, pada September 2019 mendatang.

Rangkaian ILGE 2019 hari pertama ini ditutup dengan sesi sharing lewat diskusi dan evaluasi kelompok peserta mengenai materi seminar, serta apa yang telah dipresentasikan oleh masing-masing peserta.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com