Advertorial

Ambulans NETSS, Garda Terdepan Penanganan Darurat Medis pada Bayi

Kompas.com - 16/05/2019, 10:09 WIB

Pemerintah Kota Surabaya berkomitmen menurunkan angka kematian bayi. Salah satu langkah konkret yang ditempuh, yakni dengan meluncurkan ambulans Neonatal Emergency Transport Service Surabaya (NETSS). Harapannya, dengan kehadiran ambulans tersebut, potensi terburuk yang dihadapi bayi saat baru lahir dapat terhindari.

Fasilitas dari ambulans yang telah beroperasi sejak 2017 ini pun sangat lengkap. Di dalamnya, terdapat sejumlah peralatan memadai, seperti inkubator untuk bayi, selang oksigen, lampu sorot, lemari obat, dan peralatan medis. Ambulans ini juga didesain secara khusus agar mampu meredam guncangan pada bayi selama di perjalanan. Sebab, untuk menangani kondisi darurat pada bayi, faktor eksternal seperti guncangan dan suhu lingkungan sangat berpengaruh.

Keberadaan ambulans NETSS terbukti mampu menurunkan angka kematian bayi di Surabaya. Pada 2017, angka kematian bayi mencapai 5,11 per mil. Sementara itu, pada 2018, angkanya mengalami penurunan menjadi 5,04 per mil.

“Artinya, bantuan ambulans ini sudah berhasil menurunkan angka kematian bayi dari tahun ke tahun. Sampai saat ini, penurunannya mencapai 0,7 per mil,” kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Yohana Sussie E.

Dikatakan Yohana, mayoritas penyebab kematian pada bayi adalah berat badan lahir rendah (BBLR) dan asfiksi atau gangguan pernafasan usai lahir. Ia menambahkan, selama dioperasikan, ambulans ini sudah menangani 43 pasien bayi pada 2017. Pada 2018, tim dedikasi telah menangani 30 pasien bayi. Lain lagi dengan 2019, ambulans tersebut sudah menangani tujuh pasien bayi hingga Mei lalu.

“Kami bersyukur karena semua yang kami tangani semuanya selamat,” ujar Yohana.

Rinche Pangalila  selaku Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Dr. M. Soewandhie mengatakan bahwa saat ini ambulans NETSS selalu siaga di RSUD Dr. M. Soewandhie. Selain itu, ia menjabarkan peralatan apa saja yang tersedia di ambulans NETSS, mulai dari inkubator, ventilator, alat pacu jantung, hingga peralatan serta obat untuk resusitasi bayi baru lahir.

-- -

Adapun peralatan dan obat untuk resusitasi bayi baru lahir meliputi jackson rees dan t-piece resusitator. Tidak hanya itu saja, ambulans juga dilengkapi dengan tenaga medis yang andal dan terlatih dalam menangani pasien bayi, khususnya yang berada dalam kondisi gawat darurat. Satu timnya terdiri dari supir, dokter, dan perawat.

Terkait teknis pelayanan, Rinche menjelaskan, ketika terjadi proses kelahiran dan bayi membutuhkan tindakan lanjutan, maka bidan atau dokter yang menangani dapat menghubungi RSUD Dr. M. Soewandhie. Kemudian, tim akan meminta dokter yang melapor tersebut untuk meresusitasi dan menstabilkan kondisi bayi sebelum dijemput oleh ambulans NETSS.

“Tim NETSS juga akan memastikan dulu pasien bayi itu akan dipindahkan atau dirujuk ke rumah sakit mana? Jika itu sudah selesai semuanya, maka bayi itu akan dijemput dan diantarkan ke rumah sakit rujukan tanpa mengeluarkan biaya sepeserpun alias gratis, karena ini semuanya ditanggung APBD Kota Surabaya,” kata Rinche.

Sementara itu, Kepala Staf Medis Fungsional Anak di RS Soewandhie, Radix Hardiyanto sangat mengapresiasi fasilitas ambulans ini. Sebab, dengan adanya ambulans ini, bayi yang membutuhkan penanganan darurat bisa segera terbantu. Ia sendiri telah berkali-kali membuktikan fungsi dan kegunaan dari mobil ambulans itu.

“Ambulans itu luar biasa karena ada inkubator transport, jadi mampu menjaga suhu tubuh bayi tetap stabil. Itu juga ada ventilator transport yang dapat memberikan tindakan bantuan nafas selama perjalanan. Dan itu tidak dimiliki oleh rumah sakit lain,” ujar Radix. (Adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com