Kemenhub dan Jasa Marga Pastikan Mudik 2019 Lebih Baik dari Tahun Sebelumnya

Kompas.com - 18/05/2019, 14:00 WIB

Momen mudik selalu dihantui oleh kepadatan. Baik itu jalur darat maupun laut, penumpukan kendaraan merupakan kondisi lazim yang harus dialami oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Bahkan, pada tahun 2019 ini diprediksi bahwa volume kendaraan yang menggunakan jalur darat akan mengalami peningkatan seiring dengan tingginya antusiasme masyarakat untuk menjajal infrastruktur tol baru seperti Trans-Jawa.

Oleh karena itu, Kementerian Perhubungan RI bersama Jasa Marga dan Kakorlantas Polri, melalui forum yang diadakan oleh Harian Kompas dan Kagama, melakukan diskusi terkait koordinasi dalam membuat regulasi dan persiapan infrastruktur yang memadai untuk mudik 2019. Diskusi yang bertema "Mudik Selamat, Guyub Rukun" tersebut diselenggarakan pada Hotel Crowne Plaza, Jakarta, Kamis (16/05/19).

“Kami berharap tahun ini lebih baik. Sejak dua minggu lalu saya roadshow ke Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Lampung untuk mengecek persiapannya. Sejauh ini dengan adanya jalan tol, dari Jakarta ke Surabaya, bahkan dari Bakauheni sampai Palembang ini akan membuat arus mudik lebih lancar,” kata Budi Karya selaku Menteri Perhubungan.

Ia melanjutkan bahwa rekaya lalu lintas akan dilaksanakan pada tanggal 30 Mei hingga 2 Juni 2019, yakni ketika puncak arus mudik terjadi. Sementara itu, untuk arus balik diperkirakan akan terjadi pada tanggal 8-10 Juni 2019.

Selain itu, Kementerian Perhubungan pun telah mengidentifikasi penumpukan yang kerap terjadi di Pelabuhan Merak menuju Bakauheni. Mengantisipasi hal itu, sistem ganjil-genap dan perbedaan tiket penyebrangan kapal diterapkan.

“Banyak orang menyebrang itu malam, agar dapat berjalan di jalur lintas Sumatera pada siang hari biar lebih aman. Imbasnya, semua penyebrangan menumpuk pada malam hari. Oleh karena itu, kami siasati dengan harga tiket siang lebih murah dan malam lebih mahal,” ujar Budi Karya.

Mengenai keamanan jalur Lintas Sumatera, Kementerian Perhubungan telah berkoordinasi dengan Kapolda untuk melakukan penjagaan ketat di daerah-daerah rawan. Monitoring pun akan lebih mudah karena jalan fungsional Bakauheni-Palembang telah rampung.

Dari sisi infrastruktur, Desi Arryani selaku Direktur Utama Jasa Marga menegaskan bahwa perjalanan mudik 2019 akan lebih nyaman dibanding tahun sebelumnya. Dalam menangani kepadatan, Jasa Marga bersama Korlantas Polri melakukan penerapan one way pada puncak arus mudik dan arus balik.

“Selain penumpukan pada gerbang tol, rest area pun punya andil dalam membuat kepadatan. Masyarakat susah dilarang untuk berhenti walaupun rest area itu sudah penuh. One way ini salah satu cara untuk mengatasi masalah itu. Jadi ada persebaran pemakaian rest area di kedua sisi,” kata Desi.

Pada praktiknya, Jasa Marga mengklasifikasikan rest area menjadi tiga jenis berdasarkan kelengkapannya yakni rest area kecil yang hanya terdapat toilet dan mushola tanpa SPBU dan penjual makanan), rest area sedang terdapat toilet, mushola, penjual makajan, tanpa SPBU, dan rest area lengkap. Dengan demikian, diharapkan masyarakat tidak memaksakan untuk berhenti pada rest area yang sudah penuh. Bahkan, opsi lain seperti exit tol perkotaan pun bisa dipilih untuk mengganti rest area yang penuh.

Desi pun menegaskan bahwa Tol Jakarta-Cikampek dapat digunakan secara maksimal dengan jalur 4 kali 2. Proyek dan truk-truk besar diberhentikan untuk sementara waktu. Gardu-gardu dengan kapasitas tinggi yang mampu menampung besarnya traffic mudik pun telah disiapkan sehingga tidak akan terjadi antrean panjang pada gerbang tol.

“Cikarang Utama sudah tidak memadai karena proyek-proyek elevated dan kereta cepat. Maka, kita pindah Cikarang Utama ke Cikampek Utama dan ke Dawuan atau Kali Urip. Pemindahan ini berdasarkan arusnya, lalu lintas mudik itu mencar tiga yang menuju Timur, Barat, Selatan,” kata Desi.

Dalam melakukan pengawasan dari regulasi dan fasilitas yang dicanangkan pada mudik 2019 ini, Kakorlantas Polri, Irjen. Refdi Andri pun menugaskan 182 ribu personel. Proporsi tersebut terdiri dari 60 persen yang berada di Pulau Jawa, 30 persen di Sumatera, 20 persen untuk bagian Timur. Pembagian dilakukan berdasarkan proporsi penduduk pada masing-masing wilayah.

“Estimasi kami, pemudik nanti akan naik 30 persen. Puncak mudik itu H-3 lebaran. Tapi kami punya target yang harus lebih baik dari tahun lalu. Penekanan jumlah kecelakaan harus ditekan dari tahun sebelumnya,” kata Refdi.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com