Advertorial

Pelari Kenya Dominasi Mandiri Jogja Marathon, Ini Rahasianya

Kompas.com - 31/05/2019, 13:28 WIB

BOLASPORT.COM - Mandiri Jogja Marathon (MJM) 2019 sudah sukses diselenggarakan di Kompleks Candi Prambanan, Minggu (28/4/2019).

Pelari asal Kenya mendominasi ajang olahraga lari yang diikuti oleh sekitar 7.500 pelari dari 11 negara ini.

Hampir semua gelar juara di kelas paling bergengsi diborong oleh pelari-pelari dari negara di Benua Afrika tersebut.

Stephen Munghatia Mugambi misalnya, menjadi yang tercepat di kategori full marathon putra.

Kategori half marathon putra juga berhasil dimenangi oleh pelari asal Kenya, Charles Munyua Njoki. Yang menarik, tak lama berselang dari Mandiri Jogja Marathon, pelari Kenya juga mendominasi London Marathon di mana Eliud Kipchoge dan Brigid Kosgei menjadi juara di bagian putra serta putri.

Sudah lama memang Kenya dikenal sebagai negara penghasil pelari-pelari jarak menengah dan jauh kelas satu.

Apa rahasia Kenya bisa konsisten memproduksi pelari-pelari yang bagus? Ada yang bilang ini faktor genetik.

Ada pula yang menyebut banyak pelari Kenya datang dari Lembah Rift, bagian dari Kenya yang terletak di dataran tinggi.

Kondisi lingkungan di sana membuat pelari-pelari Kenya mendapatkan keuntungan soal ketahanan napas dan fisik.

Namun, ada faktor lain yang membuat pelari-pelari Kenya begitu superior di ajang-ajang lari internasional.

"Sistem bagus yang mencari pelari-pelari sejak dari sekolah dasar dan sekolah menengah serta menyalurkannya ke klub lari membuat Kenya secara konsisten memunculkan pelari-pelari yang bagus," kata mantan pemegang rekor dunia lari 1.500 meter, Filbert Bayi, seperti dikutip dari Quartz.

Atlet lari di Kenya memiliki struktur institusional yang bisa dijalani untuk berkembang sejak bakat mereka muncul.

"Di banyak negara yang lain, pemerintahnya tidak cukup menghargai atlet dan tidak membantu. Atlet muda melihat hal ini dan mereka patah semangat," tambah Bayi.

Faktor lain yang berperan tentu saja motivasi untuk mendapatkan kesejahteraan dari arena lari.

"Bayangkan seorang anak Kenya mengetahui dengan berlari, dia bisa mendapatkan 1 juta dolar AS per tahun. Ini motivasi yang sangat besar," kata penulis olahraga dan pembuat film, Jackie Lebo.

#mandirijogjamarathon2019

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau