Advertorial

Beri Pelayanan Terbaik Peserta JKN-KIS, BPJS Kesehatan Berikan Award bagi FKTP dan Rumah Sakit

Kompas.com - 19/08/2019, 20:37 WIB

Pelayanan kesehatan di Indonesia semakin terlihat peningkatannya. Hal ini tak lepas dari usaha pemerintah untuk terus mengupayakan pelayanan terbaik untuk masyarakat Indonesia. Salah satunya melalui Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) dari yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan.

Kepastian jaminan pelayanan kesehatan di Fasilitas kesehatan ini mendapatkan sambutan sangat baik dari masyarakat Indonesia, yang telah lama merindukan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau. Meski harus diakui masih terdapat kekurangan, akan tetapi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan Rumah Sakit (RS) yang menerima peserta JKN-KIS terus berusaha memberikan pelayanan terbaiknya.

Sebagai penghargaan terhadap fasilitas kesehatan yang memiliki komitmen tinggi dalam menyukseskan Program JKN-KIS dan memberikan pelayanan yang berkualitas kepada peserta dan dalam rangkaian HUT BPJS Kesehatan ke-51, diselenggarakanlah BPJS Kesehatan Awards 2019.

“Kami sangat bangga dan mengapresiasi faskes-faskes pilihan di tingkat wilayah, mereka merupakan faskes pemenang, role model bagi faskes lain di wilayah tersebut. Kami juga harapkan agar nominator penerima BPJS Kesehatan Award dapat membagikan pengalamannya kepada fasilitas kesehatan lainnya untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat, sehingga kualitas fasilitas kesehatan di Indonesia dapat adil dan merata,” ujar Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan BPJS Kesehatan Maya Amiarny Rusady, saat konferensi pers pada Kamis (15/08/2019).

Dalam penghargaan ini terdapat 26.772 faskes yang dinilai, lalu diseleksi lagi sebanyak 52 FKTP, 42 RS, dan 13 Apotek terbaik di tingkat wilayah. Selanjutnya dilakukan seleksi kembali sampai pada tingkat nasional sehingga terpilih satu FKTP terbaik dari lima kategori, yaitu kategori Puskesmas, klinik pratama, dokter praktik mandiri, dokter gigi, dan apotek Program Rujuk Balik (PRB), serta satu rumah sakit terbaik dari masing-masing kelas rumah sakit, yakni rumah sakit kelas A, B, C, dan D.

BPJS Kesehatan melibatkan tim juri eksternal yang terdiri dari pemangku kepentingan terkait, seperti: DPR, Kementerian Kesehatan, IDI, PDGI, ADINKES, ASKLIN, PKFI, dan YLKI. Tim Juri Ekskekutif dipimpin langsung oleh Nafsiah Mboi sekaligus sebagai ketua tim juri penilai Rumah Sakit. Sedangkan untuk tim juri penilai FKTP diketuai oleh Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf.

Tak hanya penilaian kuantitatif, respon peserta, dan kecepatan penanganan saja, khusus untuk penilaian RS, tim juri juga memiliki tiga aspek tambahan yang bisa menjadi nilai tambah, yaitu kemanusiaan, koneksi, dan kerja tim.

Kemanusiaan adalah bagaimana RS memperlakukan pasien dan keluarganya. Apakah RS tersebut berempati atau justru melakukan pembiaran terhadap pasien. Koneksi atau networking juga sangat diperhatikan oleh tim juri dikaarenakan koneksi ini diperlukan oleh RS untuk merujuk ke RS lain yang memiliki fasilitas yang tepat untuk pasien.

“Yang kedua sebagai nilai tambah yang kali ini ingin dilihat dari RS adalah networking, baik secara horizontal, jika mereka harus merujuk ke bagian lain atau RS lain yang satu kelas. Ataupun secara vertikal, misalnya RS kelas B memiliki koneksi ke RS kelas A, maka ketika merujuk ke RS kelas A menjadi mudah. Begitu pula dengan koneksi ke RS kelas C atau Puskesmas. Dengan demikian, akan memudahkan pasien dan keluarganya untuk mengakses (faskes), “ ujar Nafsiah Mboi.

Nilai tambah terakhir adalah kerja tim. Menurut Nafsiah yang menjadi tantangan adalah, semakin besar RS maka dikhawatirkan semakin tidak adanya kerja sama tim. Baik dari professor, dokter, perawat, bidan, dan petugas yang lai,n kurang memperlihatkan kerja tim yang solid dan kompak ketika menangani pasien di rumah sakit.

Dengan adanya BPJS Kesehatan Award 2019 ini, diharapkan para peserta faskes atau RS bisa semakin memberikan pelayanan yang terbaik. Menurut Direktur Utama BPJS Kesehatan Fahmi Idris, meski masih ada berita yang kurang baik terkait pelayanan kesehatan, ia meyakini banyak yang baik dan tidak diberitakan. Maka dari itu, BPJS Kesehatan ingin memperlihatkannya dalam penghargaan ini.

“Karena tentu yang baik-baik ini akan menjadi contoh untuk yang lain. Namun, bukan berarti yang lain tidak baik, tapi yang terbaik ini akan menjadi contoh untuk yang lain untuk dapat menjadi yang terbaik. Terkadang untuk menjadi terbaik membutuhkan role model. Jika RS lain bisa menjadi yang terbaik, berarti kami (RS lain) harus menambah pelayanan dari sisi lain (yang dimiliki oleh RS pemenang). Semoga mimpi kita untuk terus mendapatkan pelayanan yang terbaik akan segera terlaksana,” ujar Fachmi.

Inilah pemenang fasilitas Kesehatan Terbaik dalam ajang BPJS Kesehatan Award :

Pemenang Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama :

Kategori Puskesmas                           : Puskesmas Banggae I Majene, Sulawesi Barat

Kategori Klinik Pratama                     : Klinik Madani Manado, Sulawesi Utara

Kategori Dokter Praktik Mandiri        : dr. Ismawati, Barabai, Kalimantan Selatan

Kategori Dokter Gigi Praktik Mandiri : drg. Ali Sundiharja, Sukabumi, Jawa Barat

 

Pemenang Apotek Program Rujuk Balik (PRB) :

Kategori Apotek PRB : Apotek Kimia Farma dr. Sutomo, Samarinda, Kalimantan Timur

 

Pemenang Rumah Sakit :

Kategori Rumah Sakit Kelas A : RS Jantung Harapan Kita, Jakarta

Kategori Rumah Sakit Kelas B : RS dr. Iskak Tulungagung, Jawa Timur

Kategori Rumah Sakit Kelas C : RSU Aisyiyah Ponorogo, Jawa Timur

Kategori Rumah Sakit Kelas D : RS Panti Rini, Sleman, Yogyakarta

 

Penghargaan Khusus kepada Puskesmas Daerah Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan : Puskesmas Tegal Arum, Kalimantan Barat

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com