Advertorial

BPIP Ajak Wujudkan Hidup Damai dan Sejahtera dengan Nilai-nilai Pancasila

Kompas.com - 17/12/2019, 15:56 WIB

Sejak awal perumusannya, Pancasila merupakan nilai luhur yang ditujukan sebagai pedoman hidup seluruh warga negara Indonesia. Kelima butirnya merupakan penjabaran dari cita-cita para pendiri bangsa. Dengan mengamalkan nilai-nilai Pancasila, cita-cita kemerdekaan untuk emwujudkan hidup yang damai dan sejahtera pun dapat diwujudkan.

Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Try Sutrisno dalam sebuah sesi focus group discussion bertema “Mewujudkan Negara yang Damai dan Toleran untuk Indonesia yang Lebih Baiik”. Diskusi ini diselenggarakan pada Selasa (10/12) lalu di Ruang Meirut  Kantor Wakil Presiden, Jakarta.

Menurut mantan wakil presiden Indonesia ke-6 ini, pada dasarnya masyarakat Indonesia memiliki kepedulian yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan kentalnya nuansa gotong royong dan kepedulian antar sesama dalam kehidupan bermasyarakat. Toleransi dan kepedulian inilah yang menjadi modal dasar untuk mewujudkan kehidupan yang damai dan sejahtera. Nilai-nilai luhur ini sudah tertuang di dalam Pancasila.

“Pancasila harus digaungkan untuk mewujudkan kebahagiaan lahir dan batin, kehidupan yang lebih damai, toleran, dan sejahtera,” imbuhnya.

Meski kerap dihadapkan dengan berbagai tantangan yang memicu permusuhan, ia pun meyakini bahwa masyarakat Indonesia lebih mencintai perdamaian dan mau berkontribusi positif dalam membangun negeri.

Sementara itu, Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP Benny Susetyo pun kembali mengingatkan masyarakat akan pentingnya menerapkan nilai-nilai Pancasila. Di era millennial yang penuh disrupsi ini, Pancasila memang dihadapkan dengan tantangan yang semakin besar. Salah satunya adalah penyebaran hoaks di masyarakat.

“Di era digital ini, narasi kebohongan begitu mudah dilakukan dan banyak diproduksi,” tutur Benny.

Setiap harinya, masyarakat di hadapkan dengan begitu banyak informasi dari berbagai sumber. Era keterbukaan ini memang membuka akses informasi seluas-luasnya bagi masyarakat. Sayangnya, tak semua informasi tersebut benar adanya. Jika tidak disikapi dengan bijak, berita yang belum teruji kebenarannya itu justru berpotensi menimbulkan gesekan antar pihak.

Berita bohong atau hoaks bukan hanya mudah diakses, namun juga mudah diproduksi. Lewat media sosial, hoaks bisa tersebar dengan begitu cepat. Menurut Benny, penyebarluasan hoaks ini bisa mengancam perdamaian dan memecah belah masyarakat.

Karenanya, ia pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk melawan berita bohong dengan narasi bernada positif. Pesan damai nan harmonis inilah yang akan menjadi senjata untuk melindungi persatuan masyarakat Indonesia.

“Ke depannya, agama harus menjadi inspirasi batin, bukan inspirasi politik,” imbuhnya.

Agama sejatinya menjadi inspirasi bagi umatnya untuk bersikap toleran dan menebarkan kedamaian. Setiap agama bertujuan menjadi rahmat bagi seluruh alam dan sesama, bukan malah menjadi alat politik untuk mendapatkan kekuasaan, apalagi memecah belah bangsa.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com