Programming dan coding belakangan ini sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Memang, belum menjadi suatu hal yang masif, tetapi pekerjaan yang berhubungan dengan dunia teknologi ini memiliki jumlah peminat yang tinggi, khususnya para generasi muda.
Coding merupakan bahasa pemograman komputer yang merupakan nyawa dari sebuah software atau aplikasi. Di era 4.0 ini tentu saja ilmu coding ini telah menjadi perhatian pemerintah.
Dilansir dari Kompas.com, bahwa saat ini sudah ada beberapa sekolah yang mengadakan program coding. Ini merupakan suatu kajian yang dilakukan pemerintah sebelum memasukkan coding ke dalam kurikulum.
Dengan akses dan para pengajar yang terlatih, kini banyak anak muda yang asyik berkreasi dengan dunia coding. Hal ini berbanding terbalik dengan apa yang dialami Herman Widjaja, Senior Vice President of Engineering Tokopedia.
Alih-alih mengetahui ilmu coding, pada awalnya Herman bahkan tidak memahami betul mengenai ilmu komputerisasi. Namun, setelah lulus SMA di Jakarta, pada tahun 1998, ia memutuskan untuk mengambil jurusan Computer Science and Engineering di Monash University Australia.
Tahun pertama menjadi tahun yang cukup berat baginya, tetapi pada tahun kedua berkuliah, Herman telah jatuh hati dengan dunia programming.
“Banyak orang yang berpikir kalau programmer itu ilmunya eksak sekali, padahal sebenarnya programming itu perpaduan antara sains dan seni,” ujar Herman Widjaja saat disambangi Kompas.com di kantornya, pada Jumat (24/01/2020).
Sainsnya pada bagaimana cara menyelesaikan masalah dengan memilih algoritma dan data apa yang akan digunakan. Sementara seninya adalah adanya kreativitas yang dimiliki untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Berkat kecintaan dan kegigihannya dalam dunia coding, pada tahun 2005, ia pindah ke Amerika Serikat untuk bekerja di salah satu perusahaan teknologi raksasa, Microsoft. Kemudian, ia meniti karirnya di berbagai perusahaan teknologi dunia lainnya, seperti Amazon, Facebook, dan Google.
Namun, setelah hampir 20 tahun belajar dan bekerja di luar negeri, jiwa nasionalisme mendorong dirinya untuk kembali ke Indonesia.
Sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, Indonesia merupakan pasar yang potensial bagi para pengembang industri teknologi digital. Memajukan dunia engineering di Indonesia dengan sumber daya manusia berkualitas dunia merupakan salah satu alasan Herman pulang ke Indonesia.
“Saya pun berpikiran ketika pasar Indonesia sudah berkembang, alangkah baiknya jika Indonesia juga memiliki digital talent yang world class,” ucap Herman.
Bergabungnya Herman dengan Tokopedia pada tahun 2018 juga dikarenakan sejalannya visi dan misi dengan Wiliam Tanuwijaya, Co-founder dan CEO Tokopedia dalam mengembangkan ekosistem digital di Indonesia. Salah satu cara untuk mewujudkannya adalah dengan mendorong engineer dan programmer untuk lebih banyak menciptakan inovasi dalam dunia digital.
Selama hampir dua tahun bergabung di Tokopedia, Herman bersama dengan timnya telah melakukan berbagai terobosan teknologi.
Herman juga menemukan bahwa ternyata banyak sekali sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang memiliki kualitas kelas dunia. Hal ini terlihat dari banyaknya tim engineer yang bergabung dan mengembangkan Tokopedia hingga saat ini.
Selain itu, melalui program Tokopedia Academy, Herman dan Aswin T Utomo, VP of Engineering Tokopedia yang juga Direktur Tokopedia Academy, membuktikan bahwa SDM Indonesia memiliki semangat dan kreativitas yang tinggi.
“Tokopedia Academy merupakan program dari tim teknologi Tokopedia yang bertujuan membantu dan berkontribusi dalam menumbuhkan talenta digital di Indonesia. Terdapat sejumlah program Tokopedia Academy yang telah berjalan, seperti Tech a Break, DevCamp, dan Behind Great Product,” ujar Aswin T Utomo.
Tokopedia dalam program Tech A Break, lanjut Aswin, membagikan pengalaman dan memberikan pelatihan bagi para programmer. Baik para programmer dari masyarakat umum yang ingin belajar, hingga programmer dari pihak kompetitor. Melalui program ini mereka duduk bersama untuk mengembangkan dunia IT Indonesia.
“Kebanyakan yang datang merupakan kompetitor, tetapi kami tidak masalah. Kita tumbuh sebagai ekosistem bersama, siapa saja bisa mendapat keuntungan,” tambah Aswin.
Sejalan dengan misi Tokopedia dalam mengembangkan ekosistem digital di Indonesia, pada Februari ini, Tokopedia akan menggelar START 2020 yang merupakan konferensi teknologi pertama dari Tokopedia yang ditujukan bagi para pegiat teknologi di Indonesia.
Tokopedia dalam acara ini akan membagikan pengalamannya selama 10 tahun. Mulai dari tantangan yang dihadapi, inovasi teknologi yang dihasilkan, hingga bagaimana Tokopedia menangani big data yang dimiliki.
Mengangkat tema “Transforming Indonesia Through Technology,” Herman Widjaja akan hadir sebagai salah satu dari 25 pembicara dan tech master dari Tokopedia dalam START Summit Tokopedia ini.
“Indonesia sudah memiliki lima unicorn resmi, sebuah bukti bahwa orang Indonesia itu pintar, gigih, dan kreatif. Selama kita punya ketiga hal itu, ditambah keinginan serta keberanian untuk melangkah dan tak malu untuk mencoba, we are definitely competitive to be world class,” ucap Herman.
START 2020 akan dilaksanakan pada Sabtu, 22 Februari 2020 mulai dari pukul 08.00-18.00 WIB di The Kasablanka Hall. Selain mendapatkan pengalaman dan inovasi dari Tokopedia, para peserta juga berkesempatan untuk belajar langsung dari tim engineering Tokopedia dalam ‘Tech Clinic’ secara gratis di area exhibition.
“Saya sangat mengundang dan mengharapkan kehadiran semua praktisi teknologi di Indonesia untuk bisa bersama mewujudkan ekosistem digital dengan berkontribusi dalam hal ini. Mari bersama-sama kita membangun ekosistem digital Indonesia,” tutup Herman.
Nah, bagi Anda yang ingin mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai START 2020 Tokopedia, klik di sini. Anda juga bisa beli tiket START Summit Jakarta sekarang. Bagi kamu pembaca setia Kompas.com, pakai kode voucher 'KMSTART’ dan dapatkan diskon 20 persen yang berlaku selama periode 4 - 22 Februari 2020.