Advertorial

Lindungi Warga dari COVID-19, Ini Sejumlah Upaya Pemkot Surabaya

Kompas.com - 20/03/2020, 23:31 WIB

KOMPAS.com - Upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sebagai langkah antisipasi pencegahan penularan COVID-19 terus dilakukan. Bahkan, sejak akhir Januari 2020 saat wabah ini mulai merebak di Tiongkok, pemkot sudah masif melakukan sosialisasi pencegahan COVID-19.

Tidak tanggung-tanggung antisipasi dilakukan di hampir semua titik Kota Pahlawan. Mulai pasar, Posyandu, Puskesmas, fasilitas publik, instansi pemerintah maupun swasta, mal, sekolah, dan tempat-tempat ibadah tak luput dari sosialisasi pencegahan COVID-19 ini.

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengatakan, semua warga juga sudah mendapatkan sosialisasi dan diajarkan bagaimana cara berperilaku hidup bersih dan sehat. Termasuk di dalamnya adalah cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir.

Cuci tanga, kata Risma, memang sesuatu yang tampaknya biasa, tetapi efektif mampu mencegah penyebaran virus ini. “Kita lebih baik mencegah, dan saya berharap warga Surabaya mengikutinya. Ini penting, salah satunya untuk menjaga sistem imun kita,” ujarnya.

Selain melakukan sosialisasi secara masif, baik secara langsung maupun melalui surat edaran, Pemkot Surabaya juga membagikan hand sanitizer gratis.

Selain itu membangun ratusan wastafel berbagai titik di Surabaya. Tujuannya, supaya bisa dimanfaatkan masyarakat untuk cuci tangan.

Hingga saat ini, terdapat 405 wastafel yang dipasang di sekolah, pasar, taman, hingga tempat umum lainnya. Jumlah tersebut ke depannya akan terus ditambah sesuai dengan kebutuhan.

Menurut Wali Kota Risma, upaya ini dilakukan sebagai langkah pencegahan dan juga media masyarakat untuk selalu mencuci tangan pakai sabun sebelum dan sesudah melakukan berbagai aktivitas.

Pemkot Surabaya terus mengedukasi warga untuk menerapkan PHBS, salah satunya dengan rajin cuci tangan dengan sabun dan air bersih.DOK. Pemkot Surabaya Pemkot Surabaya terus mengedukasi warga untuk menerapkan PHBS, salah satunya dengan rajin cuci tangan dengan sabun dan air bersih.

“Fasilitas cuci tangan terus saya genjot, termasuk hand sanitizer kami siapkan dimana-mana," katanya.

Pemkot Surabaya juga mengajak seluruh instansi dan stakeholder untuk terlibat bersama-sama dalam upaya pencegahan COVID-19 ini. Sebab Wali Kota Risma menilai, bahwa COVID-19 ini sudah menjadi permasalahan bersama.

Ia meminta kepada seluruh stakeholder untuk membuat protokol pencegahan COVID-19 di area mereka masing-masing. “Diharapkan dengan begitu pencegahannya bisa lebih efektif,” tutur Risma.

Tak hanya itu, Pemkot Surabaya juga berperan aktif dalam pencegahan COVID-19 dengan menyumbangkan masker dan APD (Alat Pelindung Diri) kepada Rumah Sakit Unair (RSUA) sebagai bentuk dukungan terhadap rumah sakit yang ditunjuk Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebagai salah satu rumah sakit rujukan penanganan COVID-19 di Jawa Timur.

Menghentikan sementara sejumlah kegiatan publik

Mengikuti kasus perkembangan COVID-19 di Indonesia dan mengetahui bahwa hingga saat ini jumlah pasien positifnya terus merangkak naik, Pemkot Surabaya menghentikan berbagai kegiatan.

Mulai Minggu (15/03/2020), kegiatan Car Free Day (CFD) ditiadakan di semua titik Kota Surabaya hingga waktu yang belum ditentukan. Pemkot juga melakukan penutupan Perpustakaan Balai Pemuda, Koridor Co-Working Space, dan museum-museum di Kota Surabaya.

Penyemprotan disinfektan dilakukan di hampir semua titik.DOK. Pemkot Surabaya Penyemprotan disinfektan dilakukan di hampir semua titik.

Kegiatan belajar mengajar bagi siswa PAUD, TK, SD, dan SMP pun diinstruksikan untuk dilakukan dari rumah. Namun begitu, masyarakat juga diimbau agar memanfaatkan berbagai layanan publik milik Pemkot Surabaya yang bisa diakses secara online.

Selain menghemat biaya dan waktu tempuh dari rumah menuju lokasi pengurusan, langkah ini juga dapat meminimalisir kontak atau hubungan langsung untuk mencegah penyebaran COVID-19.

Semua hal tersebut dilakukan Pemkot Surabaya untuk menjaga dan melindungi warganya dari penyebaran COVID-19.

Penyemprotan disinfektan dan pemeriksaan dini

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan, Pemkot Surabaya juga masif melakukan penyemprotan disinfektan di berbagai titik Kota Pahlawan. Tujuannya untuk mengurangi bahaya mikroorganisme dan mencegah penyebaran COVID-19.

“Kami juga membagikan hand sanitizer gratis kepada masyarakat. Hand sanitizer ini merupakan produksi mandiri Dinkes sesuai standarisasi dari WHO,” kata Feny.

Menurut informasi terbaru, pemkot juga mendirikan posko di lobby Balai Kota Surabaya. Posko ini bertujuan untuk mengkoordinir penyemprotan disinfektan di berbagai titik di Kota Surabaya.

Melalui posko ini, warga juga bisa menanyakan terkait dengan penyemprotan disinfektan yang dilakukan pemkot. Bahkan, warga juga bisa menanyakan bagaimana mekanisme apabila warga menginginkan penyemprotan disinfektan dilakukan di area tempat tinggalnya.

Warga juga dapat meminta lokasi tempat tinggalnya untuk disemprot dengan disinfektan.DOK. Pemkot Surabaya Warga juga dapat meminta lokasi tempat tinggalnya untuk disemprot dengan disinfektan.

 

Di samping itu, Pemkot Surabaya juga sudah membuat dapur umum sejak Rabu (18/03/2020). Dapur umum ini difungsikan untuk membuat minuman tradisional pokak dan merebus telur yang diyakini dapat meningkatkan imun tubuh.

Selanjutnya, minuman pokak dan telur rebus itu dikirimkan ke warga-warga di Kota Surabaya.

Namun demikian, Feny juga mengimbau kepada seluruh masyarakat, jika mengalami gejala-gejala seperti batuk, demam, flu dan sesak nafas, agar memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan (faskes) terdekat.

Menurutnya, hal ini sangat penting sebagai upaya deteksi dini untuk mencegah penularan COVID-19. “Silakan melakukan pemeriksaan ke faskes terdekat, jika mengalami gejala-gejala tersebut,” katanya.

Feny juga menyatakan, khusus bagi warga Surabaya yang kemudian dirujuk karena indikasi ODP (Orang dalam Pemantauan) yang mempunyai gejala seperti COVID-19, maka biaya pemeriksaan swab di laboratorium, selanjutnya di RSUA akan ditanggung Pemkot Surabaya.

Namun sebaliknya, jika pasien yang datang tidak mempunyai gejala dan ingin melakukan pemeriksaan mandiri di RSUA, maka biaya sepenuhnya ditanggung sendiri. “Kita kerjasama dengan RSUA,” kata dia.

Sementara itu bagi pasien yang dinyatakan PDP (Pasien dalam Pengawasan) atau diagnosa positif COVID-19, maka selanjutnya biaya perawatan akan ditanggung oleh pemerintah pusat.

“Jika warga ingin konsultasi terkait penanganan dan pencegahan COVID-19, juga bisa ke Puskesmas, agar tidak berbondong-bondong ke RSUA,” katanya. 

DOK. Pemkot Surabaya Infografis upaya Pemkot Surabaya lindungi warga dari COVID-19.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com