Advertorial

Jangan Lupa Tetap Tingkatkan Sistem Imun saat Physical Distancing di Rumah

Kompas.com - 07/04/2020, 20:44 WIB

KOMPAS.com – Pandemi COVID-19 sudah mengkhawatirkan. Sejak pertama kali muncul pada akhir Desember 2019, penyakit yang muncul dari infeksi virus SARS-CoV-2 ini terus menyebar.

Per Jumat (03/04/2020), total kasus positif di seluruh dunia mencapai 1.016.399. Sebanyak 213.133 sembuh dan 53.238 meninggal dunia. Di Indonesia, per Jumat (02/03/2020), total pasien positif sebanyak 1.986. Sebanyak 134 dinyatakan sembuh dan 181 meninggal dunia.

Pemerintah Indonesia sendiri sudah menerapkan kebijakan untuk menekan penyebaran COVID-19. Kebijakan tersebut di antaranya pembatasan sosial berskala besar (PSBB), tes, tracking kontak pasien, mengoptimalkan rumah sakit rujukan, menyulap Wisma Atlet Kemayoran menjadi rumah sakit darurat, dan menyebarkan informasi terkait COVID-19.

Meski mengkhawatirkan, kita sebaiknya tidak panik. Kita bisa melakukan tindakan preventif untuk menghindari penularan COVID-19 dengan mengetahui bagaimana virus SARS-CoV-2 menular dan gejala-gejala COVID-19.

SARS-CoV-2 menular melalui droplet atau cairan ketika bersin maupun batuk. Artinya, virus tersebut menular melalui kontak jarak dekat.

Saat sudah memasuki tubuh, virus akan berinkubasi selama 2-14 hari. Selama masa itu, orang yang sudah terinfeksi bisa menularkan, meski tidak menunjukkan gejala (asimtomatik).

Adapun gejala COVID-19 hampir mirip dengan flu musiman, seperti demam tinggi di atas 38 derajat Celsius, batuk kering, pilek, sakit kepala, badan pegal-pegal, dan sesak napas.

Bila mengalami gejala dan pernah kontak dengan pasien COVID-19 maupun berkunjung ke daerah endemik, sebaiknya melakukan karantina mandiri selama 14 hari. Selalu evaluasi kesehatan selama masa karantina. Bila kondisi memburuk, bisa menghubungi hotline COVID-19 di nomor 119 ext 9.

Sebagai tambahan, COVID-19 menyerang tubuh manusia yang memiliki sistem imun lemah. Oleh karena itu, sistem kekebalan tubuh menjadi salah satu kunci untuk melawan pandemi COVID-19.

Nah, berdasarkan pemahaman tentang cara virus menular dan gejala COVID-19, kita pun bisa menentukan cara efektif untuk mencegah penularan. Berikut ini, ada tiga langkah preventif yang bisa dilakukan.

1. Mencegah kontak

Kita bisa melakukan pembatasan sosial dan fisik untuk menghindari penularan. Saat ini, pemerintah sudah memberlakukan PSBB. Lewat kebijakan ini, kita diminta untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. Segala aktivitas seperti beribadah, belajar, dan bekerja dilakukan di dalam rumah.

Pembatasan sosial dan fisik dapat menekan penularan COVID-19. Dampak positifnya, rumah sakit tidak kelebihan kapasitas dengan pasien COVID-19 sehingga penanganan pasien bisa lebih efektif dan efisien.

2. Menerapkan kebiasaan hidup bersih

Kebiasaan hidup bersih bisa dilakukan dengan sederhana dan mudah. Salah satunya dengan membiasakan diri mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik.

Kebiasaan mencuci tangan efektif membunuh kuman, bakteri, dan virus yang menempel di tangan sehingga bisa meminimalisasi penularan penyakit. Selain menggunakan sabun, membersihkan tangan bisa juga dengan hand sanitizer.

Kebersihan lingkungan tempat tinggal pun harus tetap dijaga. Dengan tempat tinggal bersih, potensi terkena berbagai penyakit semakin mengecil.

3. Meningkatkan daya tahan tubuh

Sebagian besar pasien kasus COVID-19 tidak menunjukkan gejala. Beberapa lagi menunjukkan gejala mild, dan sebagian kecil menunjukkan gejala serius, seperti pneumonia. Perbedaan symptom tersebut dipengaruhi oleh daya tahan tubuh tiap individu.

Selain itu, COVID-19 mudah menular ke individu dengan sistem imun lemah. Oleh karena itu, sistem imun perlu diperkuat dengan memberi asupan nutrisi yang baik dan istirahat cukup serta berolahraga.

Daya tahan tubuh bisa pula ditingkatkan dengan mengonsumsi suplemen. Khusus untuk penyakit yang berkaitan dengan sistem pernapasan seperti COVID-19, suplemen dengan kandungan Echinacea, Elderberry, dan zinc terbukti efektif mampu mencegah infeksi virus saluran pernapasan.

Nah, kita bisa memilih suplemen yang mengandung ketiga zat aktif tersebut untuk menguatkan imun selama social distancing di rumah. Salah satu suplemen yang bisa kita konsumsi adalah Starmuno.

Starmuno mengandung Echinacea, Elderberry, zinc, dan vitamin C. Suplemen ini tersedia dalam bentuk kaplet untuk dewasa dan sirup rasa anggur untuk anak-anak.

.Dok. Starmuno .

Sedikit informasi, Echinacea merupakan tanaman herbal yang termasuk dalam famili tanaman bunga aster. Awalnya, tumbuhan ini hanya hidup di Benua Amerika, khususnya Amerika Utara.

Tanaman herbal tersebut mulai digunakan sebagai obat herbal di Amerika dan Eropa pada awal abad ke-20. Sebab, Echinacea bisa menstimulasi imunitas tubuh dengan meningkatkan aktivitas sel darah putih. Echinacea mulai digunakan sebagai pengobatan alamiah untuk flu dan selesma (common cold) pada 1980-an.

Saat ini terdapat sembilan spesies Echinacea di dunia. Namun, hanya tiga jenis Echinacea saja yang bisa dijadikan obat herbal, yakni Echinacea purpurea, Echinacea angustifolia, dan Echinacea pallida.

Di antara ketiga jenis tersebut, Echinacea angustifolia paling efektif untuk mengoptimalkan daya tahan tubuh sehingga mampu mencegah penularan influenza.

Adapun, ekstrak dari akar tumbuhan Echinacea angustifolia dinamakan Polinacea. Proses ekstraksi tersebut pun sudah terstandardisasi.

Polinacea juga terbukti bermanfaat bagi kesehatan karena mengandung echinacoside dan IDN5405, zat fitokimia yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Zat alami di dalam Echinacea dan Polinacea dapat meningkatkan kekebalan tubuh karena dapat meningkatkan aktivitas sel darah putih.

Polinacea terbukti efektif mencegah selesma dan influenza. Selain itu, ekstra akar Echinacea angustifolia tersebut juga dapat mengoptimalkan imunitas tubuh setelah vaksinasi influenza.

Lindungi anak Anda dari virus corona dengan Starmuno Kids untuk anak usia 2-6 tahunDok. Starmuno Lindungi anak Anda dari virus corona dengan Starmuno Kids untuk anak usia 2-6 tahun

Ahli menyarankan individu dewasa mengonsumsi Polinacea dengan dosis 400 miligram per hari selama dua bulan. Konsumsi dengan dosis tersebut dapat mencegah infeksi virus saluran pernapasan. Sementara, dosis Polinacea untuk anak usia di bawah 12 tahun adalah 200 miligram per hari.

Selain Echinacea, suplemen Starmuno juga mengandung Black Elderberry tumbuhan asal Eropa ini memiliki zat aktif flavonoid, anthocyanin, dan quercetin. Zat-zat tersebut efektif meningkatkan imunitas sehingga meringankan dan mempercepat penyembuhan gejala infeksi virus saluran pernapasan.

Bukan itu saja, Starmuno juga dilengkapi vitamin C dan zinc picolinate. Lewat sifat antioksidan, vitamin C berperan meningkatkan daya tahan tubuh. Sementara, kandungan zinc picolinate dalam Starmuno telah teruji klinis dapat meredakan gejala infeksi virus saluran pernapasan lebih cepat.

Jadi, tunggu apa lagi? Segera lakukan tindakan pencegahan agar tidak tertular COVID-19. Tingkatkan daya imun tubuh dan keluarga dengan mengonsumsi Starmuno. Klik tautan ini untuk mendapatkan produk Starmuno.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com