Advertorial

STEAM Dorong Anak Berpikir Kritis, Beri Keleluasaan untuk Berpikir

Kompas.com - 15/04/2020, 11:30 WIB

Setiap orangtua pastinya menginginkan sang anak meraih kesuksesan di masa depan. Salah satu kunci agar sang anak meraih kesuksesan tentunya tidak terlepas dari pendidikan yang dienyam olehnya.

Oleh karena itu, tidak salah jika setiap orang tua menginginkan pendidikan terbaik untuk anaknya. Pendidikan menjadi sebuah investasi jangka panjang untuk sang anak menyongsong masa depan.

Berbicara mengenai masa depan, dunia saat ini sedang menyongsong Industri 4.0. Revolusi industri ini merupakan perpaduan sistem teknologi fisik, digital, dan biologis yang mengubah cara hidup manusia.

Kesiapan sumber daya manusia (SDM) pun menjadi kunci untuk menghadapi era Industri 4.0. Diperlukan pengembangan SDM yang optimal agar mampu menghasilkan individu-individu yang siap bersaing di masa depan.

Agar siap menghadapi Industri 4.0, Jakarta Intercultural School (JIS) pun menerapkan metode pembelajaran Science, Technology, Engineering, Arts, Mathematics (STEAM) kepada para anak didiknya.

Metode pembelajaran STEAM

Melansir Kompas.com (16/1/2020), metode pembelajaran STEAM menjadi salah satu kunci penting dalam dunia pendidikan untuk menghadapi Industri 4.0.

STEAM merupakan pengembangan dari metode STEM ( Science, Technology, Engineering, Mathematics) dengan menambahkan unsur seni (art) di dalamnya. STEAM menggunakan pendekatan kreatif dalam penerapan ilmu sains, teknologi, teknik, dan matematika.

Pada model pendidikan STEAM, seni dan desain tidak dianggap sebagai subjek pendidikan tersendiri, melainkan sebagai titik akses ke semua ilmu pengetahuan.

Salah satu contoh pengaplikasian metode STEAM ini misalnya lewat kegiatan memasak. Menggunakan spatula dengan bahan berbeda (kayu, plastik, dan besi), anak dapat mempelajari apa saja material yang dapat menghantarkan panas.

Head of School JIS, Dr. Tarek Razik mengatakan metode STEAM dapat membuat anak lebih berpikir kritis, mampu memecahkan masalah, mudah beradaptasi, dan komunikatif.

“Kebanyakan peneliti dan ahli matematika hanya berorientasi kepada proses, tetapi dengan tambahan arts bisa melihat sesuatu hal karena menggunakan bagian lain dari otak untuk menyelesaikan masalah,” ungkapnya diwartakan Kompas.com, Kamis (16/1/2020).

Ia pun menjelaskan, metode STEAM dapat meningkatkan level kreativitas sehingga anak bisa belajar menjadi pemimpin, kreator, dan wirausahawan.

Siapkan sejak dini

Dengan demikian, kita dapat melihat STEAM menjadi salah satu metode pendidikan yang diperlukan anak kita untuk menghadapi Industri 4.0.

Metode ini pun akan semakin optimal jika kita menerapkannya sejak usia dini. Pasalnya, pada usia dini (0-5 tahun) adalah masa keemasan sang anak dalam mengembangkan berbagai kemampuan kecerdasan, fisik, bahasa, dan lain sebagainya.

Melansir Kompas.com (24/4/2018), dr. Bernie Endyarni Medise SpA(K) menyatakan jika masa lima tahun pertama anak merupakan periode kritis sekaligus fase emas.

“Pada usia dua tahun, misalnya, pertumbuhan otak sudah mencapai 80 persen. Menginjak usia 5-6 tahun, pertumbuhan kian pesat menjadi 90-95 persen,” pungkasnya.

Hal tersebut pun disadari oleh JIS dalam penerapan kurikulum pembelajarannya. Tak hanya di level SMP dan SMA, JIS menerapkan metode pembelajaran STEAM mulai dari level early years hingga pendidikan dasar (elementary).

Metode pembelajaran STEAM tertuang dalam dua jenis kurikulum yang diterapkan untuk para anak didiknya, yaitu program International Baccalaureate (IB) dan program Advanced Placement (AP).

Pada kurikulum IB, JIS mendorong para anak didiknya untuk memiliki wawasan global, kreatif, mengembangkan kemampuan emosi, intelektual dan sosial, hingga berkontribusi positif untuk lingkungan dan budaya.

Sementara itu, program AP merupakan kurikulum yang menyiapkan siswa sekolah menengah untuk masuk ke tingkat perguruan tinggi. Setiap kursus AP akan dimodelkan pada kursus perguruan tinggi yang sebanding ( comparable college course).

Sebagai salah satu sekolah berstatus Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK), JIS pun menggunakan kurikulum nasional dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam pembelajarannya.

Lewat pengaplikasian STEAM dan berbagai kurikulum tersebut, JIS yakin jika anak didiknya mampu bersaing dan meraih kesuksesan di era Industri 4.0 ini.

Bantu sang anak untuk meraih sukses di era Industri 4.0 dengan metode pembelajaran yang tepat. Kunjungi halaman ini untuk informasi selengkapnya mengenai JIS.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau