Advertorial

Buka Kelas Online, Bank BRI Dampingi Petani Kopi Perhutanan Sosial Naik Kelas

Kompas.com - 20/04/2020, 13:08 WIB

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terus mencari terobosan bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam mengembangkan bisnisnya di tengah pandemi Covid-19.

Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah dengan mengadakan kelas online bagi petani kopi Perhutanan Sosial bertajuk NGOPI BARENG (Ngobrol Pintar Bareng).

Kelas online merupakan inisiatif BRI dalam upaya memberikan pelatihan dan pengetahuan kewirausahaan sehingga para petani kopi Perhutanan Sosial mampu mengembangkan bisnisnya.

Selain itu, metode tersebut dilakukan dalam rangka menindaklanjuti imbauan Pemerintah untuk tetap produktif meskipun dalam penerapan physical distancing.

Pada kegiatan ini, Bank BRI bekerja sama dengan dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Koperasi & Usaha Kecil UKM serta menggandeng pembicara dari berbagai kalangan seperti pelaku UMKM, influencer sampai dengan pelaku ekspor.

Adapun peserta yang mengikuti kelas ini adalah petani kopi Perhutanan Sosial dari berbagai wilayah di Indonesia seperti Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi Selatan yang tergabung dalam klaster usaha binaan BRI.

Direktur Bisnis Mikro Bank BRI Supari mengungkapkan, BRI berupaya untuk selalu mendampingi pelaku UMKM untuk dapat terus berdaya dan berkembang, terlebih di tengah kondisi pandemi seperti sekarang ini.

“Kelas online ini merupakan bentuk nyata dukungan Bank BRI bagi para petani kopi Perhutanan Sosial untuk meningkatkan wawasan dan akses informasi. Selain itu, forum ini juga dapat menjadi wadah bertukar pikiran dan pengalaman dari pelaku usaha kopi yang sukses,” pungkasnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (20/4/2020).

Beberapa pengetahuan yang dibagikan dalam kelas online tersebut meliputi off farm, on farm, branding, packaging serta kewirausahaan berkesinambungan. 

Pada pelatihan off farm, para peserta diberikan pengetahuan untuk meningkatkan produktivitas budidaya kopi dan pemahaman tentang pengelolaan tanah dan benih serta penggunaan pupuk yang benar.

Petani kopi dibekali dengan pengetahuan yang memadai tentang pasca panen dan pengolahan bijih kopi.

Untuk kelas on farm, para petani diberikan pengetahuan tentang pengolahan biji kopi dan pasca panen, pemberdayaan kepada masyarakat sekitar serta upaya-upaya untuk bisa bersaing di pasar kopi Indonesia bahkan internasional.

Para petani juga diberikan pelatihan tentang branding dan packaging untuk mengetahui cara pengelolaan brand produk, serta pelatihan membuat kemasan yang bagus untuk bisa mampu bersaing di pasar online (e-commerce).

Khusus untuk penjualan ekspor, para petani kopi dibekali pengetahuan tentang pemasaran ekspor produk kopi yang dapat dimanfaatkan baik melalui platform digital dan atau kegiatan pameran.

Hal tersebut pada akhirnya diharapkan dapat mendorong pendapatan atau laba petani. Para petani kopi didorong untuk bisa “go global” dan mampu bersaing dengan produk-produk kopi di pasar internasional.

“Kami berharap berbagai materi dan pembekalan yang telah diberikan dapat memberikan motivasi kepada para peserta untuk tetap produktif. Selain itu, membuat pelaku UMKM juga lebih siap menghadapi berbagai kondisi, baik dalam masa pandemi maupun setelahnya,” imbuh Supari.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau