Advertorial

Pertamina Bor 44 Sumur Baru Blok Rokan pada 2021 untuk Menjaga Laju Produksi

Kompas.com - 22/04/2020, 15:00 WIB

PT Pertamina (Persero) melakukan pengeboran 44 sumur baru di Blok Rokan usai mengambil alih transisi dari PT Chevron Pasific Indonesia. Rencana ini dilakukan dalam rangka untuk menjaga laju produksi setelah Blok Rokan mengalami penurunan produksi sebanyak 25 persen.

Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh VP Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman, Selasa (21/4/2020), bahwa Pertamina melalui PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) akan melakukan 44 sumur di tahun 2021.

“Pertamina sedang melakukan persiapan program pengeboran termasuk pengadaan logistik, rig dan crew untuk memastikan PHR dapat langsung melakukan pengeboran segera setelah proses alih transisi rampung pada Agustus 2021,”ujar Fajriyah.

Selain itu, karena PHR hanya mempunyai waktu operasional selama 4 bulan di tahun 2021, terhitung dari Agustus hingga Desember, maka pengeboran 44 sumur tersebut akan difokuskan untuk menahan laju penurunan produksi.

Jumlah pengeboran sumur juga akan ditingkatkan secara bertahap di tahun-tahun berikutnya untuk memaksimalkan produksi.

Lebih lanjut, Fajriyah menyampaikan bahwa Pertamina berharap PT Chevron Pacific Indonesia dapat merealisasikan program pengeboran selama sisa masa transisi sehingga dapat menahan laju penurunan alamiah dan menjaga produksi pada tingkat yang wajar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

"PHR siap untuk melakukan perpanjangan kontrak program pengeboran tersebut untuk dapat melanjutkan kegiatan pengeboran setelah masa alih kelola sehingga jumlah rig dan sumur pemboran dapat mencapai angka yang lebih tinggi. Untuk itu diperlukan kolaborasi konstruktif antara PHR dan CPI dengan dukungan dari SKK Migas selama masa transisi," ujar Fajriyah.

Laju penurunan produksi di Blok Rokan saat ini terjadi secara alamiah, mengingat Blok tersebut beroperasi selama lebih dari 50 tahun. Terlebih, karena tidak ada pengeboran sumur baru sejak 2019 yang mengakibatkan penurunan produksi di Blok Rokan diprediksi sekitar 25 persen.

Selain pengeboran sumur baru, upaya-upaya peningkatan produksi Blok Rokan telah direncanakan Pertamina melalui pengembangan lapangan-lapangan produksi baik melalui kegiatan Primary, Secondary / Waterflood maupun Tertiary Recovery (Steamflood dan Chemical EOR) yang dilakukan dengan optimal.

“Investasi dalam keseluruhan lingkup pekerjaan tersebut guna menahan laju penurunan alamiah dan menaikkan produksi dengan meningkatkan recovery factor lapangan. Dengan investasi yang terintegrasi tersebut diharapkan akan memberikan pengaruh yang signifikan pada pendapatan pemerintah dan Pertamina,” jelas Fajriyah.

Blok Rokan sendiri merupakan blok minyak terbesar di Indonesia dengan luas 6.220 kilometer. Blok ini memiliki 96 lapangan dengan tiga lapangan memiliki potensi minyak yang baik, yaitu Duri, Minas dan Bekasap.

Harapannya, dengan dikelolanya Blok Rokan oleh Pertamina mulai 9 Agustus 2021 mendatang dapat meningkatkan kontribusi produksi minyak Pertamina terhadap produksi minyak nasional hingga 60 persen di tahun 2021.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com