Advertorial

BPJAMSOSTEK Raih Bronze Medal di Ajang Asia Sustainability Reporting Awards 2020

Kompas.com - 08/05/2020, 14:32 WIB

KOMPAS.com – BPJAMSOSTEK berhasil menyabet Bronze Medal untuk kategori Laporan Terbaik Sektor Publik di ajang Asia Sustainability Reporting Awards (ASRA) 2020. ASRA sendiri merupakan ajang penghargaan bergengsi untuk pembuatan laporan berkelanjutan bagi lembaga dan perusahaan.

Direktur Keuangan BPJAMSOSTEK, Evi Afiatin, menjelaskan saat ini regulator di Indonesia memang belum mewajibkan pembuatan laporan berkelanjutan.

Namun, pihaknya berinisiatif untuk membentuk tim dalam mempersiapkan laporan terintegrasi berkelanjutan. Ajang penghargaan ASRA diikuti sebagai proses umpan balik (feedback) dari laporan yang dibuat BPJAMSOSTEK.

“Tahun lalu, kami hanya masuk sebagai finalis pada ajang ASRA ini. Alhamdulillah, tahun ini meraih Bronze Medal untuk kategori Best Sustainability Report for Public Sector. Hal ini merupakan capaian yang membanggakan bagi kami dan buah manis kerja keras tim lintas direktorat,” jelas Evi.

Evi menambahkan, BPJAMSOSTEK mengadopsi framework integrated report yang dikeluarkan International Integrated Report Council (IIRC) dan Global Reporting Initiatives (GRI).

Pembuatan laporan ini, Evi melanjutkan, merupakan perjalanan dari ketidaksempurnaan dan terus mengalami perbaikan-perbaikan.

“Diawali dengan connecting the dots dari yang sudah ada, kami harapkan untuk laporan tahun 2020 merupakan satu kesatuan antara strategi institusi, rencana kerja, dan kinerja keberlanjutan,” lanjut Evi.

Untuk tahun ini, total 461 laporan dari 16 negara Asia ikut serta di ajang ASRA. Dari jumlah tersebut, kemudian disaring menjadi 80 besar dari 13 negara. Sebanyak 80 besar ini yang bersaing memperebutkan 19 kategori penghargaan.

Kegiatan yang diselenggarakan secara virtual pada 29 April 2020 tersebut dihadiri lebih dari 200 pemimpin perusahaan atau lembaga, pakar dan praktisi di bidang laporan berkelanjutan, akademisi, kedutaan besar, serta asosiasi pengusaha.

Sementara, Duta Besar Swedia untuk Singapura HE Niclas Kvarnström menjadi tamu kehormatan di ajang penghargaan tersebut. Kvarnström dalam sambutannya menyebut, transparansi laporan sebuah lembaga sangat berpengaruh dalam penyelesaian berbagai masalah global.

“Sebuah lembaga yang mampu bertanggung jawab terhadap penyelesaian permasalahan tersebut tentu akan menjadi contoh yang dianut oleh sekitarnya,” tutur Kvarnström.

Para investor pun dituntut untuk menaruh perhatian lebih terhadap tingkat kinerja keberlanjutan sebuah perusahaan. Oleh karena itu, laporan berkelanjutan menjadi sarana penting untuk menyampaikan cara perusahaan mengatasi masalah ekonomi, lingkungan, dan bahkan sosial.

Direktur Pengelola CSRWorks International dan penggagas ASRA Rajesh Chhabara menjelaskan, pandemi Covid-19 yang datang tak terduga telah memberi peringatan bahwa bisnis, pemerintahan, dan masyarakat perlu bekerja sama dalam menciptakan kondisi positif dan saling menguatkan.

“Kesadaran lingkungan, sosial, dan pemerintahan menjadi dasar dalam menciptakan sebuah keberlanjutan yang bagi di tiap lembaga,” ujarnya.

Sebagai ajang penghargaan bergengsi untuk laporan berkelanjutan, ASRA terus mengembangkan kualitas dan ciri khas dalam menggalakkan persaingan sehat antar-kompetitor dalam meraih penghargaan.

Sistem penjurian yang independen digunakan untuk menentukan peraih Gold, Silver, dan Bronze Medal. Para juri juga menggunakan sistem evaluasi yang ketat selama proses seleksi.

Proses penilaiannya sendiri terbagi menjadi tiga putaran di tiap kategori. Penilaian kualitas laporan juga ditentukan oleh reputasi lembaga di antara para pemangku kepentingan. Reputasi ini akan ditinjau para juri secara komprehensif.

Dukungan BPJAMSOSTEK terhadap pencapaian target SDGs

Keikutsertaan BPJAMSOSTEK dalam ajang ASRA merupakan bentuk dukungan terhadap pemerintah dalam mencapai target pembangunan berkelanjutan (SDGs).

Dukungan terhadap target SDGs juga diperlihatkan lewat program kerja terintegrasi sebagai bagian dari program kerja operasional institusi. Program kerja ini juga berkontribusi mengurangi angka kemiskinan di Indonesia.

Hingga saat ini, BPJAMSOSTEK telah melindungi kurang lebih 41 juta pekerja dari risiko finansial melalui jaminan sosial ketenagakerjaan dan program return to work untuk membantu pekerja yang cacat akibat kecelakaan kerja kembali bekerja kembali.

Program return to work dari BPJAMSOSTEK yang diluncurkan sejak 2016 telah diikuti 880 peserta. Dari angka tersebut, 743 peserta berhasil kembali bekerja.

BPJAMSOSTEK juga mendukung kesehatan masyarakat yang berkualitas lewat program sosialisasi dan preventif. Anggaran untuk program ini terus ditingkatkan. Pada 2020, total anggaran yang dialokasikan sebesar Rp 20 miliar.

“Kami juga mendukung pendidikan berkualitas lewat program pelatihan vokasi untuk para karyawan ter-PHK dengan anggaran tahun 2020 sekitar Rp 260 miliar,” pungkas Evi.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com