Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (PPSDM KEBTKE) menyelenggarakan pelatihan daring perdana bertajuk “Pengoperasian Gardu Induk” pada 11-12 Mei 2020.
Pelatihan tersebut merupakan hasil kerja sama dengan PT. Pelayanan Listrik Nasional Tarakan (PT. PLN-T), satu perseroan terbatas yang memiliki kegiatan usaha sebagai penyedia jasa operasional dan pemeliharaan pembangkitan, operasi dan pemeliharaan transmisi dan distribusi tenaga listrik, pelayanan pelanggan serta kegiatan ketenagalistrikan lainnya.
Adapun materi yang disampaikan terdiri dari Materi yang disampaikan terdiri dari Regulasi Ketenagalistrikan, Komponen dan Sistem Gardu Induk (Sesi I), Komponen dan Sistem Gardu Induk (Sesi II), Komponen dan Sistem Gardu Induk (Sesi III).
Selain itu terdapat Praktik Pengoperasian Gardu Induk, Praktik Pengoperasian Gardu Induk Pengerjaan Tugas Praktek (Mandiri), Ujian (Post Test).
Pengoperasian Gardu Induk sendiri merupakan segala kegiatan yang mencakup pengaturan, pembagian, pemindahan, dan penyaluran tenaga listrik kepada konsumen secepat mungkin serta menjamin kelangsungan pelayanan
“Kegiatan daring perdana ini merupakan salah satu implementasi kerjasama terkait kegiatan pengembangan sumber daya manusia bidang ketenagalistrikan dengan PT PLN Tarakan,” ungkap Kepala PPSDM KEBTKE Laode Sulaeman dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (12/5/2020).
Tolok ukur kinerja pengoperasian gardu induk sebagai tolok ukur keberhasilan pada dua hal pengoperasian mutu listrik, yaitu tegangan dan frekuensi.
Agar tuntutan dari kebutuhan akan sertifikasi kompetensi terpenuhi, maka peserta mengikuti pelatihan terlebih dahulu. Oleh karena itu, sebelum kegiatan sertifikasi peserta memerlukan pengetahuan dan pengalaman dalam bidang pengoperasian gardu induk.
“Semoga dengan pembekalan pelatihan ini peserta mendapatkan uji kompetensi yang memuaskan,” imbuh Laode.
Berdasarkan regulasi, Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) akan dievaluasi secara berkala untuk disesuaikan dengan perubahan beberapa parameter kunci yang menjadi dasar penyusunan rencana pengembangan sistem kelistrikan.
Hal tersebut membuat RUPTL selalu dapat menyajikan rencana pengembangan sistem yang mutakhir dan dapat dijadikan sebagai pedoman implementasi proyek-proyek kelistrikan.
Adapun indikator kemajuan ekonomi suatu negara dapat diukur dari konsumsi energi per kapita. Lewat optimalisasi listrik yang tersedia, ekonomi Indonesia akan semakin meningkat.
Perbandingan tarif listrik Negara ASEAN per Januari 2020, posisi Indonesia dalam tarif listrik tegangan tinggi (TT) merupakan yang terendah. Sedangkan untuk industri tegangan menengah (TM), tarif di Indonesia berada urutan terendah kedua setelah Vietnam.
Realisasi konsumsi listrik per kapita pada 2019 sebesar 1.084 per kWh per kapita. Tahun 2020 ditargetkan meningkat menjadi 1.142 per kWh per kapita kemudian ditargetkan terus meningkat hingg 1.408 per kWh per kapita.
Target konsumsi listrik per kapita terus ditingkatkan, sebab konsumsi listrik Indonesia masih tertinggal dibanding negara Asia Tenggara yang maju.
Selain layanan pelatihan dan sertifikasi, PPSDM KEBTKE pun memberikan layanan dalam bentuk bimbingan teknis, jasa audit energi dan jasa penunjang lainnya yang terkait dengan ketenagalistrikan dan energi baru terbarukan.