Advertorial

Bantuan 5.000 APD untuk Tim Medis dari Pertamina Upaya Putus Mata Rantai Sebaran Covid-19

Kompas.com - 18/05/2020, 22:51 WIB

Lebih kurang tiga bulan sudah Indonesia menghadapi wabah Covid-19 sebagai pandemi. Penyebarannya pun kini semakin tinggi, apalagi di daerah-daerah yang fasilitas kesehatannya belum siap dalam menghadapi wabah ini.

Banyak rumah sakit yang masih saja kekurangan alat pelindung diri (APD) bagi para medisnya. Melihat hal tersebut, PT pertamina (Persero) memberi bantuan sebanyak 5.000 APD kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

Bantuan berupa baju hazmat diserahkan oleh VP CSR dan SMEPP Pertamina Arya Dwi Paramita kepada Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo pada hari Rabu (13/05/2020).

"Nantinya, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 akan memberikan bantuan tersebut kepada pihak-pihak rumah sakit di Indonesia yang memang saat ini masih membutuhkan APD," ujar Fajriyah.

Fajriyah juga menyatakan bahwa bantuan tersebut merupakan tindak nyata dari Pertamina dalam upaya membantu pemerintah dalam penangan pandemi Covid-19 di Tanah Air.

Dalam kesempatan yang sama, Pertamina juga mengantarkan bantuan dari mitra kerja Pertamina, yaitu Hyundai Engineering berupa alat kesehatan untuk rumah sakit yang membutuhkan.

"Pertamina juga mengantarkan bantuan beberapa alat kesehatan dari Hyundai Engineering yang merupakan salah satu mitra kami di bidang kilang. Kita harapkan seluruh bantuan baik itu dari Pertamina maupun mitra-mitra strategisnya dapat membantu pemerintah dalam penangan Covid-19 di Indonesia. Dan semoga wabah ini dapat segera hilang," kata Fajriyah.

Bantuan Pertamina dan Hyundai Engineering tersebut disambut baik oleh Doni Monardo. Dia mengatakan bahwa sebelumnya masih banyak rumah sakit yang memiliki keterbatasan penyediaan APD untuk tenaga medisnya.

Dengan adanya bantuan tersebut, kini rumah sakit tersebut akan mendapatkan APD yang layak. Dengan demikian diharapkan bisa mempercepat pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19 di Indonesia.

"Memang sebelumnya memang ada masalah yang berhubungan dengan kemampuan tiap-tiap daerah yang tidak semuanya punya kemampuan untuk memobilisasi dan memiliki keterbatasan dengan alat-alat yang ada  termasuk APD. Tapi sekarang sudah aman," kata Doni

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com