Advertorial

Mulai Dari Sekarang, Ini 5 Instrumen Investasi yang Wajib Kamu Ketahui

Kompas.com - 02/06/2020, 09:10 WIB

Pada dasarnya, investasi merupakan suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk melindungi nilai aset yang dimilikinya. Selain itu, investasi juga bertujuan untuk mendapatkan keuntungan atau menambah nilai aset dari modal awal yang dikeluarkan oleh si pemilik.

Saat ini, sudah banyak orang yang menyadari pentingnya berinvestasi. Investasi penting untuk melindungi nilai aset yang menyusut karena tergerus arus inflasi. Selain itu, kita bisa memanfaatkan keuntungan dari investasi untuk memenuhi impian di masa depan. Misal saja, biaya pendidikan anak atau untuk membeli rumah.

Perkembangan teknologi yang ada pun semakin memudahkan berbagai kalangan untuk berinvestasi. Berbagai platform yang ada saat ini memungkinkan kamu untuk mulai berinvestasi mulai dari Rp 100 ribu saja.

Meski demikian, sebelum mulai berinvestasi ada baiknya untuk mengenal beberapa instrumen investasi. Hal tersebut penting agar kamu dapat menyesuaikan dengan profil risiko dan tujuan investasi.

1. Deposito

Pada dasarnya, deposito adalah jenis investasi dengan meminjamkan uang yang kamu miliki kepada bank dengan perjanjian. Adapun tenor yang peminjaman beragam, mulai dari 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun, hingga 2 tahun. Uang yang kita pinjamkan tidak bisa diambil di luar waktu atau tenor yang disepakati.

Sebagai imbalnya, kamu bisa mendapatkan keuntungan dari bunga deposito yang berkisar 5,5 hingga 6,5 persen tergantung dari kebijakan masing-masing bank. Salah satu keuntungan investasi ini adalah minim risiko. Akan tetapi, kamu tetap perlu meminimalisir risiko dengan mencari bank yang telah ternama dan jangan tergiur tawaran bunga tinggi.

2. Reksa Dana

Reksa dana adalah instrumen investasi dimana dana dari beberapa investor dikumpulkan untuk diinvestasikan ke berbagai instrumen investasi seperti saham, surat utang, deposito, dan lain sebagainya. Reksa dana terbagi menjadi lima jenis, yaitu pasar uang, pendapatan tetap, saham, campuran, dan index.

Masing-masing jenis reksa dana memiliki potensi dan risiko yang berbeda-beda. Reksa dana dengan risiko terendah adalah pasar uang yang menempatkan mayoritas investasinya ke instrumen deposito. Sedangkan reksa dana dengan risiko tertinggi adalah reksa dana saham yang menempatkan mayoritas dananya ke instrumen saham.

Instrumen investasi ini cukup populer, terutama untuk investor pemula yang memiliki keterbatasan dana. Perlu menjadi catatan buat kamu yang tertarik dengan reksa dana, semakin rendah risiko jenis reksa dana yang dipilih, semakin rendah pula imbal keuntungannya. Sebaliknya, semakin tinggi risiko, semakin tinggi pula potensi imbal keuntungannya.

3. Emas

Buat kamu yang lebih tertarik dengan jenis investasi berbentuk fisik, emas bisa jadi pilihan yang tepat. Mirip dengan deposito, emas memiliki tingkat risiko yang rendah. Nilainya cenderung stabil dan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Jika berminat untuk berinvestasi emas, pastikan untuk memilih emas batangan ketimbang emas perhiasan. Emas batangan murni dinilai dari beratnya. Besarnya harga emas dipengaruhi oleh naik turunnya mata uang dollar AS, ketersediaan tambang emas, serta jumlah permintaan dan penawaran.

Kamu bisa memantau grafik harga emas di berbagai platform seperti Tokopedia.

4. Obligasi

Surat utang atau obligasi diterbitkan oleh pihak-pihak yang membutuhkan uang. Umumnya, obligasi diterbitkan oleh pemerintah atau korporasi. Selama masa waktu obligasi, kamu akan mendapatkan pendapatan tetap sesuai dengan investment grade penerbit obligasi tersebut.

Meski kebanyakan investasi ini relatif cukup mahal (ratusan juta hingga milyaran rupiah), saat ini pemerintah telah merilis rangkaian Surat Berharga Negara (SBN) seperti Saving Bonds Ritel (SBR) 009 pada 27 Januari 2020 silam. SBN tersebut menawarkan kupon minimal 7,2 persen dengan masa tenor 2 tahun yang bisa dibeli dengan minimal setoran Rp 1 juta. Menarik bukan?

5. Saham

Saham adalah jenis investasi berupa penyertaan modal dalam suatu perseroan terbatas atau perusahaan. Saat membeli saham, pada dasarnya kamu membeli sebagian kepemilikan atas perusahaan yang mengeluarkannya. Semakin banyak saham yang dibeli, semakin besar pula persentase kepemilikan perusahaan yang kamu beli.

Keuntungan dari saham biasanya berasal dari dividen (pembagian keuntungan) dan pertumbuhan saham itu sendiri. Ketimbang berbagai investasi yang telah disebutkan sebelumnya, saham memiliki risiko investasi yang terbilang tinggi. Perlu pemahaman dan analisis mendalam sebelum kamu memutuskan untuk membeli saham sebuah perusahaan.

Demikian berbagai jenis instrumen investasi yang wajib kamu ketahui sebelum mulai berinvestasi. Kamu bisa memanfaatkan keuntungan yang didapat dari investasi untuk mewujudkan impianmu di masa depan.

Selain itu, keuntungan investasi pun bisa dimanfaatkan jika sewaktu-waktu kamu menghadapi kondisi darurat tanpa harus berhutang. Akan tetapi, jika kondisi memaksa saat ini juga banyak pilihan pinjaman online terpercaya yang tersedia di berbagai platform.

Kamu bisa mempelajari investasi dan istilah-istilah keuangan lainnya di kamus keuangan terlengkap dari Tokopedia untuk meningkatkan literasi finansialmu!

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com