Advertorial

Bank Indonesia Ajak Masyarakat Berperilaku Cerdas di Tengah Pandemi hingga Dukung UMKM

Kompas.com - 18/06/2020, 05:33 WIB

Wabah Covid-19 yang masih melanda hampir di seluruh negara di dunia termasuk Indonesia telah berdampak banyak kepada kondisi ekonomi dan perilaku masyarakat.

Timbulnya kepanikan di kalangan masyarakat dengan menimbun barang kebutuhan pokok, menjual produk-produk investasi secara spontan dan melakukan tindakan yang hanya menguntungkan satu pihak membuat kondisi perekonomian Indonesia memburuk.

Para pengusaha pun tidak luput dari dampak tersebut. Mereka harus memutar otak agar terus bertahan dan tetap mendapatkan keuntungan. Meskipun, tidak sedikit pula yang pendapatannya menurun jauh, atau bahkan terpaksa mengurangi jumlah pekerjanya agar tak gulung tikar.

Agar tidak berdampak sistemik atau merambat ke sektor lainnya, Bank Indonesia fokus dan proaktif agar stabilitas sistem keuangan terus terjaga melalui kebijakan Makroprudensial.

Bank Indonesia juga mengajak masyarakat agar berperilaku cerdas dan fokus menjaga sistem keuangan agar tetap stabil, termasuk UMKM.

"Yang bisa kita lakukan adalah menjadi kreatif. UMKM kita menjadi kreatif dan go digital. Semoga ini menjadi jalan untuk UMKM kita untuk naik kelas," kata Ita Rulina, Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia pada acara diskusi daring yang disiarkan langsung melalui saluran Youtube Kompasiana.com, Senin (15/6/2020).

Ita menambahkan bahwa pandemi COVID -19 menimbulkan peradaban baru dalam cara kita bekerja atau melakukan transaksi. Di tengah pandemi, kita semakin sering bertransaksi secara online. Perilaku ini mendorong UMKM dan ekonomi digital, sehingga pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi.

Pada kesempatan terpisah, Asisten Gubernur Bank Indonesia Juda Agung mengatakan kondisi stabilitas sistem keuangan saat ini terjaga dengan baik meski di tengah pandemi Covid-19.

"Yang dilakukan Bank Indonesia adalah melakukan kebijakan yang bersifat forward looking dan pre-emptive untuk mencegah dampak negatif dari krisis kesehatan terhadap krisis keuangan," katanya.

Juda menjelaskan bahwa Bank Indonesia terus memonitor setiap hari kondisi dari sektor korporasi termasuk UMKM, rumah tangga, bank, dan institusi keuangan non-bank.

Adapun upaya konkret Bank Indonesia dalam memitigasi risiko dampak Covid-19 terhadap sistem keuangan, salah satunya dilakukan melalui pemberian insentif pelonggaran GWM kepada bank yang memberikan penyediaan dana untuk kegiatan ekonomi tertentu termasuk UMKM.

Berikut koordinasi kebijakan Makroprudensial untuk memitigasi dampak Covid-19 yang dikeluarkan Bank Indonesia;

  • Insentif pelonggaran Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah bagi bank yang memberikan penyediaan dana untuk kegiatan ekonomi tertentu
  • Menghapus disinsentif bagi bank yang memiliki Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) atau RIM syariah di luar target yang ditentukan
  • Penyesuaian Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) seiring dengan penurunan GWM Rupiah Perbankan
  • Penyempurnaan mekanisme pemberian PLJP dan PLJPS

Saat ini, Bank Indonesia dan Kompasiana bekerja sama menyelenggarakan Blog Competition yang berfokus pada, bagaimana perlunya peran masyarakat untuk berperilaku cerdas dalam menjaga stabilitas sistem keuangan.

Info selengkapnya, silakan klik di sini.  

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com