Advertorial

Maybank Indonesia Shariah Thought Leaders Forum 2020: Bicarakan Strategi Pengembangan Perbankan Syariah di Tengah Pandemi

Kompas.com - 03/07/2020, 16:35 WIB

KOMPAS.com- Bank Maybank Indonesia melalui Unit Usaha Syariah menyelenggarakan webinar bertajuk “Maybank Indonesia Shariah Thought Leaders Forum 2020” dengan mengangkat topik “From Niche to Mainstream” pada Kamis, (2/7/2020).

Forum diselenggarakan secara live streaming melalui webinar dan dapat diakses oleh masyarakat luas melalui situs Maybank Indonesia.

Acara webinar ini dihadiri oleh para ahli yang mewakili regulator, pimpinan bank, serta praktisi internasional di bidang keuangan Syariah.

Di sisi regulator, diwakili oleh Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Teguh Supangkat selaku Keynote Speaker, Direktur Eksekutif Komite Nasional Ekonomi Keuangan Syariah (KNEKS) Ventje Rahardjo, dan Direktur Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah OJK Deden Firman Hendarsyah.

Selain itu, Presiden Direktur PT Maybank Indonesia Tbk Taswin Zakaria, Managing Director of DVA Consulting & Partner Daud Vicary Abdullah, CEO Investment Account Platform Joann Maryam Enriquez, dan juga praktisi bisnis Soetrisno Bachir turut hadir mewakili praktisi serta bank di bidang keuangan syariah.

Founding Partner Karim Consulting Adiwarman Karim juga hadir dalam webinar dan bertindak sebagai moderator. Forum juga dihadiri oleh peserta berlatar belakang pelaku usaha, nasabah, media dan masyarakat umum pemerhati keuangan Syariah.

Acara ini digelar sebagai forum diskusi yang menemukan para pakar keuangan syariah, praktisi perbankan, pelaku bisnis serta regulator sehingga bisa berbagi pengalaman tentang bagaimana membangun model bisnis perbankan Syariah yang tepat. 

Selain itu, diskusi ini juga dilakukan dalam rangka mengembangkan pangsa pasar perbankan Syariah di tanah air yang masih di angka 8 persen pada 2019.

Menurut Presiden Direktur Maybank Indonesia, perbankan syariah telah ada selama beberapa dekade di Indonesia dengan masyarakatnya yang mayoritas muslim.

“Fakta bahwa mayoritas masyarakat di Indonesia adalah muslim. Namun, perbankan syariah tidak menjadi hal yang mainstream merupakan sesuatu yang amat disayangkan,” ujar Taswin.

Padahal, kata Taswin, potensi pengembangan perbankan syariah di Indonesia sangat menjanjikan. Hal ini terbukti dari perkembangan pangsa pasar keuangan syariah dalam beberapa tahun ke belakang.

“Pertumbuhan pangsa pasar keuangan syariah cukup pesat, dari 6 persen menjadi 9 persen dalam 6 tahun,” tutur Taswin.

Maka tak heran, dengan potensi yang ada, Pemerintah Indonesia pun memproyeksikan pangsa pasar keuangan syariah dapat meningkat menjadi 20 persen pada 2023-2024.

Bahkan, kata Taswin, dalam kondisi pasar yang melemah akibat pandemi Covid-19, perbankan syariah masih tetap memberikan kontribusi dalam perekonomian nasional.

Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I OJK Teguh Supangkat pun sepakat dengan Taswin, Ia mengatakan bahwa pada situasi seperti sekarang ini, sangatlah penting untuk berbagi gagasan dan solusi, seperti dalam webinar Maybank Indonesia Shariah Thought Forum 2020.

“Kami sangat berharap kolaborasi semua stakeholder keuangan syariah, berkontribusi dalam akselerasi perkembangan ekonomi syariah di Indonesia dan juga bagi negara kita untuk menghadapi situasi new normal,” ujar Teguh.

Teguh juga mengatakan bahwa sampai saat ini stabilitas di sektor keuangan masih terjaga dengan baik. Kondisi likuiditas perbankan masih terhitung stabil.

“Beberapa indikator menunjukkan bahwa kondisi likuiditas masih terjaga dan masih di atas threshold,” lanjut Teguh.

Meski demikian, Teguh tak menampik bila target pangsa pasar keuangan syariah yang ditetapkan pemerintah menjadi tantangan tersendiri bagi para pelaku industri perbankan Syariah.

Terlebih sejak awal tahun, bisnis Syariah juga menghadapi tantangan nyata dengan pandemi Covid-19, yang juga berdampak besar pada ekonomi dan aktivitas bisnis syariah di Indonesia.

Taswin mengatakan bahwa untuk dapat merealisasikan kontribusi dan perannya, perbankan syariah membutuhkan dukungan infrastruktur yang memadai seperti regulasi, kesiapan teknologi, dan investasi sumber daya.

“Hal ini guna melakukan penetrasi pasar dan penyediaan solusi keuangan berbasis syariah yang menjawab kebutuhan masyarakat dan tantangan bisnis saat ini,” ujar Taswin.

Namun, di tengah kondisi yang penuh tantangan, berbagai inovasi dan solusi berbasis teknologi digital hadir dan telah mempercepat proses adaptasi masyarakat dalam penggunaan teknologi sehingga bisa menggerakkan perputaran ekonomi pada sektor ritel.

Contohnya seperi berjualan food & beverage, pakaian, dan kebutuhan lainnya melalui e-commerce serta sektor perbankan digital untuk memenuhi kebutuhan transaksi finansial melalui pemanfaatan teknologi tersebut.

Maybank pun memanfaatkan teknologi digital demi meningkatkan layanan. Salah satunya dengan meluncurkan M2U ID App yang memudahkan nasabah melakukan berbagai kegiatan perbankan termasuk untuk mengakses produk syariah, seperti membuka tabungan, deposito, bayar tagihan, isi pulsa, transfer dan juga top up e-wallet melalui smartphone.

Forum webinar “Maybank Indonesia Shariah Thought Leaders Forum 2020” diharapkan bisa memberi kontribusi positif dan relevan bagi kemajuan industri perbankan Syariah di tanah air dalam menjawab sejumlah tantangan dan meraih peluang bisnis Syariah ke depan.

Bagi Anda yang ketinggalan informasi mengenai webinar ini dan ingin mengetahui informasi mengenai perbankan syariah, bisa mengunjungi websitenya di sini.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com