Advertorial

Pupuk Indonesia Catat Kenaikan Penjualan Sebesar 12,5 Persen pada Semester I 2020

Kompas.com - 17/07/2020, 19:06 WIB

KOMPAS.com - Sepanjang semester I 2020, PT Pupuk Indonesia (Persero) telah membukukan total penjualan pupuk mencapai 7.151.040 ton.

Kinerja penjualan tersebut mengalami kenaikan 12,5 persen dari penjualan di periode sama tahun lalu yang sebesar 6.250.499 ton.

Adapun jenis pupuk yang penjualannya mengalami peningkatan antara lain Urea, NPK, SP-36, ZA, ZK, KCL dan Organik.

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat mengatakan, total penjualan terdiri dari pupuk Public Service Obligation (PSO) yang diperuntukkan bagi petani penerima subsidi dan produk non PSO.

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat mengatakan, jenis-jenis pupuk yang menyumbang pertumbuhan tersebut terdiri dari pupuk Public Service Obligation (PSO) yang diperuntukkan bagi petani penerima subsidi.

Pupuk PSO mencatatkan penjualan sebesar 4.762.673 ton atau setara 59,9 persen dari target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP). Sementara itu, pupuk non PSO sebesar 2.388.367 ton atau setara 52,2 persen dari target.

Total penjualan pupuk PSO tersebut, kata Aas, merupakan realisasi penyaluran pupuk bersubsidi oleh Pupuk Indonesia bersama lima anak usahanya.

Dok. PT Pupuk Indonesia Dok. PT Pupuk Indonesia

Kelima anak usaha tersebut merupakan produsen pupuk yakni PT Pupuk Kujang, PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Sriwidjaja, PT Pupuk Kaltim, dan PT Pupuk Iskandar Muda.

"Melalui produsen pupuk yang berada dalam koordinasi kami, Pupuk Indonesia terus mengoptimalkan proses distribusi pupuk bersubsidi kepada petani agar tetap berjalan lancar dan sesuai dengan alokasi yang telah ditetapkan Kementerian Pertanian,” kata Aas dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Jumat (17/7/2020).

Penjualan Pupuk PSO terdiri dari Urea sebesar 2.172.966 ton, SP-36 sebesar 360.881 ton, ZA 443.703 ton, NPK 1.503.002 ton, dan organik sebesar 282.122 ton.

Sementara, penjualan pupuk non-PSO terdiri dari penjualan dalam negeri sebesar 1.022.563 ton dan penjualan luar negeri atau ekspor sebesar 1.365.803 ton.

Total penjualan pupuk non-PSO tersebut naik 31,7 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar 1.629.215 ton.

Aas menegaskan, meski melakukan ekspor, Pupuk Indonesia tetap memiliki komitmen tinggi dalam menjaga ketersediaan pupuk guna memenuhi kebutuhan di dalam negeri.

Adapun ekspor hanya bisa dilakukan apabila kebutuhan dalam negeri sudah terpenuhi, khususnya untuk sektor pangan dan pupuk bersubsidi.

"Para produsen pupuk sebisa mungkin terus melakukan penjualan ekspor guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dengan menyumbang devisa negara dan memperkuat nilai rupiah, namun dengan tetap mengutamakan pemenuhan pupuk dalam negeri," tandasnya.

Selain itu, Pupuk Indonesia juga mencatat penjualan dari sektor nonpupuk sebesar 510.381 ton. Angka tersebut sedikit lebih tinggi dibandingkan capaian periode sama tahun yang lalu sebesar 504.882 ton.

Sepanjang semester I 2020, perseroan membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 38,38 triliun, atau setara 50,8 persen dari target RKAP 2020 sebesar Rp 75,5 triliun.

Capaian pendapatan konsolidasi semester I 2020 itu meningkat Rp 3,58 triliun dibandingkan capaian pendapatan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 34,8 triliun.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com