Advertorial

KSP Mitra Jasa Indramayu: Tanpa Kepercayaan Anggota, Koperasi Tidak Akan Bertahan

Kompas.com - 19/07/2020, 00:11 WIB

Adanya pandemi Covid-19 yang terjadi sejak maret hingga saat ini, masih terus dialami oleh seluruh pelaku usaha di tanah air. Hal ini tak luput dirasakan oleh Koperasi Simpan Pinjam (KSP Mitra Jasa) di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Menurut Ketua KSP Mitra Jasa H. Supriyadi, semenjak April dan Mei lalu, hampir semua sektor usaha ikut terkena imbasnya. Terutama lemahnya daya beli masyarakat, kondisi ini dianggapnya sangat memprihatinkan.

Ia menambahkan jika kondisi ini turut mempengaruhi kondisi usaha para anggotanya. Mulai dari produksi tidak berjalan yang mengakibatkan tidak ada penjualan produk, hingga kegiatan koperasi yang tidak berjalan sama sekali.

Penerapan pembatasan wilayah yang diterapkan pemerintah daerah, kian memperparah dampak yang dialami para anggota. Mengingat mayoritas anggota koperasi berprofesi sebagai pedagang, petani, dan perajin tahu tempe.

Meski begitu, perhatian dari pemerintah cukup dirasakan masyarakat, seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) serta subsidi sembako. Seandainya tidak ada bantuan, maka dipastikan kondisi ini akan semakin parah.

Sebab, hampir 100 persen anggota penurunan usaha. Beruntungnya, sejak hari raya Idul Fitri dan mulai dilonggarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), KSP Mitra Jasa langsung bekerja keras untuk memulihkan kondisi saat ini, papar Supriyadi. 

“Syukurnya, KSP Mitra Jasa sampai saat ini tidak ada yang merumahkan karyawan yang total berjumlah 226 orang. Mulai Juni hingga Juli 2020, kami "ngebut" untuk menutupi masalah di bulan-bulan sebelumnya karena pandemi,” kata Supriyadi saat kunjungan kerja Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki di Jawa Barat, Sabtu (18/7).

Supriyadi juga menyebutkan jika jumlah anggota koperasi pada Juli 2020 tercatat berada di angka 325 orang. Koperasi juga terus melakukan pembinaan terhadap karyawan dan para anggotanya, apalagi jika melihat situasi dan kondisi yang saat ini masih tak menentu.

Bagi para anggota yang membutuhkan pinjaman, koperasi masih memiliki kebijakan pinjaman melalui  sistem kredit lunak atau Kredit Candak Kulak (KCK). Produk KCK sebenarnya sudah diterapkan cukup lama, diantaranya  melalui pola mingguan, bulanan, juga musiman yang diperuntukkan untuk petani tambak, petani sayur mayur, dan petani padi yang waktu panennya menyesuaikan musim. 

Namun sejak mewabahnya Covid-19, produk KCK disesuaikan dengan kebutuhan anggota, sebagai upaya mempercepat pemulihan usaha koperasi. 

"Yang diutamakan adalah komunikasi yang baik juga timbal balik antara koperasi dan anggota sehingga satu sama lain tahu hak dan kewajiban masing-masing. Saling mendukung dan saling membantu, sehingga kepercayaan anggota terhadap koperasi cukup tinggi. Tanpa kepercayaan, koperasi tidak akan mampu bertahan," jelas Supriyadi.

Melalui dana pinjaman yang  diperoleh KSP Mitra Jasa dari LPDB-KUMKM sebesar Rp 5 Miliar, maka asset yang dimiliki koperasi sampai saat ini berjumlah Rp 150 Miliar.  Meski begitu, Supriyadi mengatakan jika pihak pengelola harus benar-benar menjaga kepercayaan anggota. 

Adanya fasilitas restrukturisasi pinjaman dengan jangka waktu enam bulan ke depan, pihak koperasi

dapat melakukan pendekatan dan pembinaan mengenai hak dan kewajiban anggota terhadap koperasi. 

Mengenai penerapan kelonggaran terhadap anggota setelah mendapat restrukturisasi pinjaman LPDB-KUMKM,

Supriyadi menuturkan jika pihaknya tetap akan melakukan konsolidasi internal maupun eksternal.

"Kami benar-benar harus mereview bagaimana kondisi usaha anggota saat ini, tentunya dengan tidak menargetkan apa pun terhadap mereka. Yang penting usaha anggota dapat kembali berjalan dan bisa membayar angsuran ke koperasi sesuai kemampuan,” kata Supriyadi.

Setelah mendapat restrukturisasi, KSP Mitra Jasa dapat kembali bernafas lega. Terlebih dengan kondisi saat ini, koperasi sangat membutuhkan top up pinjaman dari LPDB-KUMKM. Suntikan modal tersebut akan disalurkan kembali kepada anggota untuk perkuatan permodalan usaha.

"Kami yakin dan optimis keadaan krisis ekonomi akan segera berakhir dan perekonomian nasional akan segera pulih. Tentunya tak lepas dari dukungan dan perhatian pemerintah pusat dan daerah,” tutup Supriyadi.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com