Advertorial

Harper’s Bazaar Asia NewGen Fashion Award 2020 Kembali Digelar secara Daring

Kompas.com - 18/08/2020, 16:04 WIB

KOMPAS.com – Harper’s Bazaar Asia NewGen Fashion Award (ANFA) merupakan ajang kompetisi desainer muda yang digelar secara rutin sejak tahun 2013 di kawasan Asia oleh majalah Harper’s Bazaar Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Singapura.

Harper’s Bazaar India turut bergabung di tahun 2018. Di tahun 2019, Harper’s Bazaar Vietnam juga ikut bergabung mengirimkan desainer muda berbakatnya.

“ANFA diselenggarakan bertujuan untuk menemukan dan melahirkan desainer-desainer fashion yang bisa bersaing dengan desainer-desainer muda Asia dan siap terjun di bisnis fashion Tanah Air,” ujar Editor in Chief Harper’s Bazaar Indonesia Ria Lirungan.

Di Indonesia, ANFA telah melahirkan sejumlah nama besar di industri fashion, seperti Peggy Hartanto dan Sheila Agatha Wijaya (Sean & Sheila) pada 2013, Cynthia Fransisca dan Audrey Chairunissa pada 2015, William Utama (pemenang Grand Final ANFA 2016) dan Wilsen Willim pada 2016.

Pada 2017, muncul nama Michelle Kristiani Tjong sebagai runner-up Grand Final ANFA 2017 dan Alifia Maqnuum. Sedangkan Andandika Surasetja, runner-up Grand Final ANFA 2018 dan Frederika Cynthia Dewi muncul di 2018. Kelly Vallerie menjadi pemenang Grand Final ANFA 2019 dan Dea Yuliana pada 2019.

“Pengalaman mengikuti ANFA 2019 adalah hal yang sangat berharga dan menantang bagi saya. Mewakili Indonesia dan terpilih menjadi pemenang utama ANFA 2019 di tingkat regional, hingga mendapat beasiswa master di Istituto Marangoni merupakan prestasi terbesar saya sejauh ini,” kata pemenang Grand Final ANFA 2019 Kelly Valerie.

Tentunya, lanjutnya, semua berkat tuntunan dari para juri dan dukungan penuh dari Harper’s Bazaar Indonesia, keluarga, dan teman-teman.

Kelly kemudian menambahkan, “Kesempatan emas yang dapat yaitu bertemu dan berinteraksi dengan juri-juri senior dan international untuk mempresentasikan karya saya dan mendapatkan feedback berharga dari mereka”.

Menurut Kelly, momen dimana kreatifitas dan ide-idenya dapat dimengerti, diakui, dan diterima dengan baik oleh para juri adalah hal yang disyukuri dan tak terlupakan.

“Melalui kompetisi ini juga, saya mendapat banyak peluang-peluang baru. Terima kasih banyak kepada Harper’s Bazaar Indonesia, seluruh tim redaksi, dan juri-juri yang luar biasa. I wish the best of luck to the next generation of ANFA,” kata Kelly.

Pengalaman mengikuti ANFA Indonesia juga diungkapkan Dea Yuliana, pemenang ANFA Indonesia 2019.

“Mengikuti ANFA merupakan suatu pengalaman yang berharga bagi saya. Menjadi tempat untuk mendapat kesempatan belajar dan bertemu dengan tokoh-tokoh yang tidak disangka akan saya temui sebelumnya,” ujar Dea.

Menurutnya, ANFA menjadi pintu yang membuka jalan serta mengawali langkah Dea dalam industri fashion, tidak hanya di dalam, maupun juga di luar negeri.

Memasuki tahun ketujuh, ANFA tetap digelar di tengah pandemi Covid-19. ANFA 2020 hadir dengan format alternatif dengan visualisasi berupa visual motion yang ditampilkan melalui mode live streaming di kanal YouTube Harper's Bazaar Indonesia pada, Sabtu (8/8/2020), pukul 20.00 WIB.

Visual motion yang ditampilkan merupakan hasil kolaborasi dengan multimedia artist, Eldwin Pradipta. Berkonsep Cinematic Virtual Fashion Show dan menyampaikan setiap kisah pada setiap busana para desainer bertalenta tersebut dengan visual yang indah.

Dalam penyelenggaraan ANFA tahun ini, situs e-commerce JD.ID menjadi sponsor utama dengan menyampaikan misi yang selaras untuk industri mode Indonesia.

Mengusung kampanye #Dijaminori guna mendukung dan menghargai hasil karya para insan kreatif, termasuk desainer, dengan hanya memasarkan produk orisinal rancangan desainer Indonesia dan bukan produk tiruan.

Selain sebagai partner yang memiliki misi yang sama dan bentuk dukungan kepada desainer muda Indonesia, kolaborasi Harper's Bazaar Indonesia dengan JD.ID juga diikuti oleh peluncuran koleksi kapsul dari para alumni ANFA, pemenang, dan finalis terpilih ANFA 2020 lewat program ANFA Online Festival.

Seluruh koleksi yang nanti akan dirilis untuk festival tersebut akan diproduksi secara khusus oleh perusahaan tekstil terkemuka, Sritex yang ikut mendukung ANFA 2020.

Selain Sritex, Plaza Indonesia, Instituto di Moda Burgo Indonesia, Optik Seis, dan Sariayu juga ikut berpartisipasi mendukung ajang pencarian desainer muda berbakat ini.

“Indonesia adalah bangsa yang begitu kaya akan produk kesenian dan kebudayaan. Begitu banyak potensi yang terpendam di dalamnya, terutama dalam bidang fashion,” tutur Head of Fashion & Toys Category JD.ID Stephanie Susilo.

Melalui kolaborasi JD.ID dan Harper’s Bazaar Indonesia ini, Stephanie berharap para desainer muda Indonesia semakin giat lagi untuk mengekspresikan karya dan antusiasme mereka di bidang fashion.

“Melalui semangat serta karya fashion yang authentic and honest, mereka akan membanggakan nama Indonesia hingga ke ranah industri fashion dunia,” ujarnya.

Para juri jadi mentor

Ajang Asia NewGen Fashion Award, selalu melibatkan para tokoh-tokoh terkemuka di industri fashion Indonesia sebagai juri untuk menilai karya finalis. Selain melakukan penjurian, para juri juga membimbing untuk menyempurnakan koleksi dan memberikan arahan tentang pengembangan bisnis dalam industri fashion secara global.

Tahun ini, para sosok terkemuka di industri mode Indonesia, di antaranya Head of Fashion & Toys, Home Living Beauty and Sports Business Unit JD.ID Christine Barki, Head of Fashion and Toys Category JD.ID Stephanie Susilo, Fashion Designer Didi Budiardjo, Commercial Director PT. Sri Rezeki Isman

TBK Jeremy Quek, Event Promotion Senior Manager & Creative Services PT. Plaza Indonesia Ria Juwita, Fashion Designer Sebastian Gunawan , Editor in Chief Harper's Bazaar Indonesia Ria Lirungan, dan Head of Stylist Harper's Bazaar Indonesia Michael Pondaag.

“Selama bertahun-tahun, ANFA mendapat inspirasi dari semangat para desainer muda untuk berkreativitas dan inovasi sambil memelihara warisan yang luar biasa. Inovasi dan semangat muda menjadi faktor penting untuk senantiasa menjaga gairah budaya fashion,” ujar Fashion Designer Didi Budiardjo.

Sebastian Gunawan juga berpendapat bahwa kreativitas, daya pakai, daya jual, hanger appearance, dan styling menjadi faktor penting yang harus diperhatikan peserta ANFA agar menjadi daya tarik bagi juri.

“Kami sebagai juri menilai dari beberapa sudut pandang. Salah satunya yaitu mencari peserta yang berkualitas, mempunyai keberagaman kreativitas, dan keunikan dari desain itu sendiri. Bagaimana keberagaman itu menjadi satu kesatuan yang harmoni yang mempunyai daya pakai dan daya jual,” ujarnya.

Dalam proses desain, tambahnya, ada namanya finishing, yaitu kualitas dan kerapihan dalam menjahit, pemilihan bahan yang cocok, dan jatuhnya garmen tersebut.

“Maka dari itu, proses finishing seperti halnya styling dan hanger appearance, pun termasuk dalam penilaian kita,” tambahnya.

Hasil kurasi dari deretan juri berhasil menyaring beberapa nama desainer muda yang terpilih dan dianggap dapat menjadi desainer nama-nama besar selanjutnya di industri mode Indonesia maupun global.

Ketiga nama finalis yang berhasil memenangkan hati para juri. (Dok. Harper’s Bazaar) Ketiga nama finalis yang berhasil memenangkan hati para juri.

Delapan finalis ANFA 2020

Dari lima belas semi finalis yang diambil melalui seleksi dan penilaian Harper’s Bazaar Indonesia, terpilihlah delapan finalis.

Beberapa nama yang terpilih, di antaranya adalah label Stoffe yang diusung Alyza Bachmid, Astrid Nadia dengan lini ANW, Clara Valicia dengan label eponim Clara Valicia, Gracelyn Liauw untuk label NM:GRLI, Stefani Evelyn dengan label Sevelyna, Tanah Le Sae yang diusung Denniel Richard, label Maison Monique Lovita oleh Monique Lovita, dan Aulya Akhsan Menswear oleh Saifudin Aulya Akhsan.

Tahun ini, ANFA 2020 mengusung tema Sustainability. Tema ini diambil untuk mengedepankan kepedulian terhadap lingkungan dengan mengurangi limbah fashion, salah satunya dengan cara upcyling, dan merombak busana yang tidak terpakai menjadi koleksi busana baru.

Delapan finalis desainer muda yang terpilih menampilkan lima hasil karya mereka sesuai tema dengan menggunakan karakter desain mereka masing-masing melalui rangkaian visual motion ANFA 2020.

Koleksi dari mereka pun telah ditampilkan pada babak final ANFA 2020 dan memiliki inspirasi di dalam masing-masing karyanya. Misalnya, Aulya Akhsan, dengan latar belakang otomotif, koleksi yang akan dipresentasikan merupakan penggabungan kedua elemen antara fashion dan otomotif.

Mengambil desain mengarah ke street style, yang dikemas dengan konsep upcyle dan tekstil bekas yang sejalan dengan tema.

Finalis kedua, Stefanie Evelyn. Kkarya desainnya terinspirasi dari pengaruh sains, alam, dan lingkungan. Permainan 3D print adalah suatu teknik yang digunakan oleh Stefanie dalam koleksinya.

Seluruh faktor inspirasinya kemudian dimanifestasikan ke dalam pakaian dengan proporsi sculpted yang tampak seperti karya seni, tetapi tak mengurangi fungsi wearable yang terkandung di busana rancangannya.

Finalis selanjutnya, Monique Lovita. Koleksi yang diangkat terinspirasi dari flora dan fauna yang terdapat di Indonesia. Di dalam desainnya banyak bentuk organik yang bisa ditemukan di alam dan proses print menggunakan ecoprint yang sustainable.

Terinsiprasi dari Louis Vuitton RTW 2020 yang menggunakan bahan vinly dan leather. Monique mengangkat aspek feminin dan berani dalam koleksi ini.

Selanjutnya, Gracelyn Liauw mengambil tajuk “Consumerism”. Pada koleksinya yang menggambarkan manusia yang tidak pernah puas. Manipulasi teknik patchwork dengan teknik upcycle dan penggunaan garmen bekas menjadi cara Gracelyn menerapkan konsep mode beretika dengan meminimalisir limbah mode yang dapat merusak lingkungan.

Desain finalis selanjutnya adalah Clara Valicia. Eksplorasi busana moderen serta street wear menjadi fokus utama Clara saat mendesain label eponimnya. Koleksi ini terinsiprasi dari “The Power-suit movement” pada 1980.

Bagian sustainability dari koleksi ini, diwujudkan dalam desain klasik seperti mantel, jaket, dan blus yang dibalut oleh garis desain klasik dan menyuarakan power women.

Desain finalis selanjutnya, Denniel Richard. Menjadikan aktivitas mendesain untuk dapat menyampaikan kisah yang ia ingin orang-orang dengar.

Era 1980-an adalah era di mana Denniel merasa tren mode saat itu sungguh menginspirasi, sosok desainer Yves Saint Laurent menjadi seorang sosok untuknya memberanikan diri mengeksplorasi siluet tailoring.

Melalui label Tanah Le Sae, Danniel yang mengedepankan peduli lingkungan, koleksi ini menggunakan bahan-bahan vintage atau sisa dengan potongan dekonstruksi dan gaya gender fluid sebagai narasi utama.

Alyza Bachmid membuat koleksi yang terinsirasi dari perjalanannya ke Maroko. Semua elemen Maroko menjadi insiprasi koleksi ini dengan mengambil siluet beragam dari gaya inspirasi bohemian khas 1960-1970.

Alyza mengangkat gaya bohemian chic, siluet klasik, dan tambahan infusi etnik di dalam desainnya dengan pemilihan material busana organik yang diambil dari sumber pengrajin lokal.

Selain itu, Astrid Nadia Wiranata menjadi finalis kedelapan yang mengangkat koleksi dari cerita pribadinya. Inspirasi yang didapat yaitu dari potret keluarga dan mengusung konsep garis desain yang tidak terpaku kepada satu gender.

Format high waisted, setelan jas, hingga kebaya menjadi inspirasi utama Astrid saat merancang koleksinya yang kemudian ia transformasikan dalam garis yang lebih kontemporer.

Hasil kurasi dari para juri, Indonesia terpilih dua orang pemenang yaitu Denniel Richard melalui label Tanah Le Sae dan Stefani Evelyn dengan label Sevelyna.

Pemenang ANFA 2020, mendapatkan beberapa hadiah berupa beasiswa 330 jam di Instituto di Moda Burgo Indonesia yang dipersembahkan oleh JD.ID. Kedua pemenang juga akan dibuatkan koleksi kapsul ekslusif yang akan dilansir melalui JD.ID.

Tidak hanya itu, kedua pemenang juga dapat mengikuti ajang kompetisi ANFA ke jenjang selanjutnya, yakni di tingkat regional dan bersaing dengan desainer muda dari lima negara di Asia yang turut menerbitkan majalah Harper's Bazaar.

Telah terpilih juga Alyza Bachmid sebagai pemenang pilihan Plaza Indonesia yang meraih voucher belanja senilai Rp 10 juta.

“Rencana ANFA Indonesia 2020 adalah membawa finalis ANFA untuk bersaing dengan desainer dari beberapa negara dalam acara Grand Final ANFA 2020. Untuk melanjutkan komitmen Harper’s Bazaar Indonesia, hasil desain finalis terpilih dengan program mentoring yang komprehensif, mulai dari pembuatan business plan sampai ke pembuatan koleksi kapsul ekslusif yang akan dilansir melalui JD.ID,” ujar Head of Business Growth MRA Media Iwet Ramadhan.

ANFA memberikan tempat bagi para desainer muda untuk memperkenalkan koleksi mereka ke dalam dunia fashion.

Diharapkan akan terus menjadi ajang untuk menemukan dan mewadahi desainer-desainer muda berbakat di negara peserta masing-masing, serta ANFA Indonesia akan terus hadir mencatat prestasi serta membawa industri kreatif Indonesia ke dunia Internasional.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com