Advertorial

Waspada Happy Hypoxia, Kekurangan Kadar Oksigen dalam Tubuh yang Bisa Berakibat Fatal

Kompas.com - 10/09/2020, 21:21 WIB

KOMPAS.com – Beberapa waktu terakhir, masyarakat dikejutkan dengan kemunculan gejala baru yang dialami oleh sejumlah pasien Covid-19, yakni happy hypoxia atau silent hypoxemia.

Happy hypoxia merupakan kondisi saat seseorang memiliki kadar oksigen rendah dalam tubuh. Hal ini terjadi karena tingkat oksigen dalam darah berkurang atau sebutan medisnya, hipoksemia.

Karena darah berfungsi mengalirkan oksigen ke setiap sel dan jaringan tubuh, kondisi hipoksemia bisa menyebabkan jaringan tubuh mengalami kekurangan oksigen atau hipoksia.

Normalnya, kadar oksigen dalam tubuh manusia berada di atas 94 persen. Namun, pada tubuh yang mengalami hipoksia, kadar oksigen dalam tubuh berada di tingkat 70-80 persen. Bahkan, pada kasus ekstrem, kadar oksigen bisa berada di bawah 50 persen.

Akibatnya, sel dan jaringan di seluruh bagian tubuh tidak dapat berfungsi dengan normal. Dalam kondisi berat, kekurangan oksigen tersebut dapat mengganggu fungsi organ vital, seperti jantung dan otak.

Diberitakan Kompas.com, Selasa (2/6/2020), penderita hipoksia bisa merasakan beberapa gejala saat jaringan tubuh kekurangan oksigen. Misalnya, kulit kebiruan atau kemerahan, sesak napas, batuk-batuk, linglung, detak jantung cepat atau melambat, napas cepat, dan berkeringat.

Serangan asma menjadi penyebab umum terjadinya hipoksia. Namun, kondisi ini juga kerap dialami oleh pasien anemia, penyakit jantung, dan demam berdarah dengue (DBD).

Terlihat normal

Meski pada dasarnya happy hypoxia merupakan kondisi hipoksemia, terdapat perbedaan mencolok dengan hipoksia yang umum terjadi.

Dokter spesialis paru sekaligus Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Agus Dwi Susanto mengatakan, happy hypoxia terjadi ketika seseorang mengalami hipoksemia, tapi terlihat seperti orang normal.

Menurut Agus, seperti diwartakan Kompas.com, Selasa (8/9/2020), kondisi happy hypoxia tersebut lebih berbahaya dibandingkan hipoksia biasa. Pasalnya, pasien tidak merasakan gejala sehingga tidak segera mendapat penanganan medis. Ketika pasien itu mengalami sesak napas mendadak, akibatnya berujung fatal, yaitu kematian.

Perlu diketahui, kondisi hipoksemia yang tidak segera diatasi dapat menyebabkan infeksi pada paru-paru meluas dan hipoksia bertambah berat. Saat kadar oksigen sudah terlalu rendah, pasien baru akan merasa sesak napas.

Itu sebabnya, ketika dibawa ke rumah sakit, seringkali pasien dengan kondisi happy hypoxia sudah tidak dapat tertolong.

Kiat mencegah happy hypoxia

Kondisi happy hypoxia bisa dicegah atau dideteksi lebih awal dengan melakukan pemeriksaan kadar oksigen dalam tubuh secara rutin. Untuk memeriksanya, Anda bisa menggunakan alat pulse oximeter atau oksimeter.

Langkah terpenting untuk pencegahan adalah menjaga tubuh tetap sehat dengan mengonsumsi makanan sehat serta olahraga teratur untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Fufang Ejiao Jiang, produk herbal traditional chinese medicine (TCM) yang bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan toleransi lebih baik terhadap kondisi hipoksia (Dok. Fufang Ejiao Jiang) Fufang Ejiao Jiang, produk herbal traditional chinese medicine (TCM) yang bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan toleransi lebih baik terhadap kondisi hipoksia (Dok. Fufang Ejiao Jiang)

Anda juga bisa mengonsumsi produk kesehatan yang dapat meningkatkan dan memaksimalkan kadar oksigen dalam darah. Misalnya, mengonsumsi produk herbal Fufang Ejiao Jiang.

Fufang Ejiao Jiang adalah produk herbal traditional chinese medicine (TCM) yang diproduksi oleh Dong’e E Jiao company limited. Obat herbal ini termasuk dalam daftar resep herbal TCM penting yang dilindungi pemerintah China.

Fufang Ejiao Jiang merupakan obat yang dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan stamina sehingga tubuh memiliki toleransi lebih baik terhadap kondisi hipoksia. 

Adapun obat herbal tersebut dibuat dari racikan Ejiao, ginseng merah, Codonopsis pilosula, Rehmannia glutinosa, Crataegus pinnatifida, dan berbagai herbal lain yang diproses secara modern.

Dalam TCM, ejiao terkenal sebagai penambah darah karena bisa meningkatkan produksi darah dan memperbaiki fungsi sel darah.

Filosofi yang mendasari pengobatan berbasis TCM memiliki dua istilah yaitu Yin dan Qi, yaitu daya yang bergerak dinamis dalam tubuh manusia. Keseimbangan di antara keduanya menentukan kondisi kesehatan seseorang.

Ginseng merah dipercaya dapat menambah energi dan Qi (daya tahan) pada paru-paru sehingga dapat memperbaiki kondisi sesak nafas, dan gejala paru lemah lainnya.

Kandungan Codonopsis pilosula membantu ejiao dan ginseng merah untuk meningkatkan energi, Qi, dan darah. Kemudian, Rehmannia glutinosa berfungsi untuk melindungi hati dan ginjal serta menambah Yin dan darah.

Sementara itu, Crataegus pinnatifida ditambahkan dalam racikan Fufang Ejiao Jiang untuk memperlancar pencernaan dan meningkatkan penyerapan. Sebab, herbal-herbal di atas dapat membebani pencernaan.  

Khasiat Fufang Ejiao Jiang dalam meningkatkan toleransi tubuh terhadap kondisi hipoksia pun sudah dibuktikan melalui penelitian berjudul “An Experimental Research into the Effect of Compound E Jiao Jiang on Mice Resisting Hypoxia” pada 2005 lalu.

Dalam penelitian yang dipublikasikan di Journal of Henan University of Chinese Medicine itu, para peneliti menguji khasiat Fufang Ejiao Jiang pada 30 ekor tikus Kunming yang dibagi menjadi dua kelompok. Salah satu kelompok diberikan Fufang Ejiao Jiang dalam dosis tertentu selama 10 hari.

Hasil riset itu mengungkapkan, tikus yang diberikan Fufang Ejiao Jiang memiliki waktu hidup lebih lama ketika ditempatkan dalam lingkungan minim oksigen dan tekanan udara normal.

Hal ini menandakan, Fufang Ejiao Jiang dapat meningkatkan toleransi tubuh terhadap kondisi hipoksia pada tekanan udara normal.

Oleh karena itu, Fufang Ejiao Jiang bisa dikonsumsi secara rutin agar tubuh tetap sehat dan memiliki toleransi lebih baik terhadap kondisi hipoksia.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com