Advertorial

Peringati Harubnas 2020, Kemenhub Luncurkan Buku Tol Laut

Kompas.com - 23/09/2020, 08:00 WIB

KOMPAS.com – Dalam rangkaian peringatan Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) 2020, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meluncurkan buku Tol Laut Konektivitas Visi Poros Maritim Indonesia secara virtual, pada Senin (21/9/2020).

Buku yang merupakan karya akademis hasil kolaborasi Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kemenhub, bersama para peneliti dan akademisi perguruan tinggi di Indonesia ini memuat secara terstruktur mengenai program Tol Laut.

“Kami memiliki misi untuk turut memberikan edukasi mengenai kelautan Indonesia dan bagaimana distribusi logistik kepada kalangan perguruan tinggi,” ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam acara webinar Kompas Talks bersama Kementerian Perhubungan RI bertajuk Peluncuran dan Bedah Buku Tol Laut Konektivitas Visi Poros Maritim Indonesia”.

Menurutnya, buku tersebut tidak hanya menjadi referensi para stakeholders Tol Laut, juga layak menjadi materi akademis bagi para siswa kelautan maupun disiplin ilmu lainnya. 

Tol Laut yang diluncurkan pada 2015 dan menjadi salah satu program unggulan pemerintah ini merupakan program pengangkutan logistik kelautan untuk menghubungkan pelabuhan-pelabuhan di nusantara.

Tujuannya untuk mengurangi disparitas harga komoditas yang terjadi di wilayah Indonesia serta memangkas biaya logistik yang mahal.

Di dalam buku tersebut, filosofi program Tol Laut, sejarah, kapal dan jaringan trayek, pelabuhan dan fasilitasnya, sistem manajemen logistik dan digitalisasi Tol Laut, serta kisah sukses program Tol Laut dijelaskan secara rinci.

Pada awal peluncuran program Tol Laut, pemerintah hanya menyediakan lima trayek pengangkutan logistik. Seiring berjalannya waktu, pemerintah sudah berhasil menjalankan 18 trayek pada 2019.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjadi pembicara kunci dalam webinar Kompas Talks bersama Kemenhub, Senin (21/9/2020). (Dok. Kompas.com) Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjadi pembicara kunci dalam webinar Kompas Talks bersama Kemenhub, Senin (21/9/2020). (Dok. Kompas.com)

Angin segar bagi daerah 3TP

Program Tol Laut menjadi angin segar bagi masyarakat Indonesia, khususnya yang berada di Indonesia bagian timur, termasuk di daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan perbatasan (3TP). Masyarakat di wilayah tersebut kini sudah bisa merasakan harga sembako yang semakin terjangkau.

Bupati Kepulauan Morotai Benny Laos yang juga hadir dalam webinar tersebut menyatakan bahwa Tol Laut telah memberikan perbedaan bagi masyarakatnya.

“Saya berterima kasih dengan adanya Tol Laut. Selama tiga tahun di Morotai, sangat membantu untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan Kabupaten Kepulauan Morotai,” ujar Benny.

Namun, ia masih merasakan kendala, seperti terbatasnya infrastruktur pelabuhan dan peraturan Kementerian Perdagangan yang menurutnya belum sepenuhnya mendukung para eksportir dengan modal kecil.

“Kami berharap setelah peluncuran buku ini, akan ada perbaikan sehingga pemodal kecil dapat melakukan dan merasakan pelayanan dari program Tol Laut,” kata Benny.

Hal tersebut diakui oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut Agus H Purnomo yang juga menjadi pembicara dalam acara yang sama. Menurutnya, dalam mewujudkan keberhasilan program Tol Laut dibutuhkan sinergi dan kolaborasi dari para pemangku kepentingan.

Kendala utama yang dihadapi dalam program ini, kata Agus, adalah arus muatan balik dari daerah 3TP yang masih sedikit.

“Muatan barang dari pelabuhan asal ke destinasi 3TP saya rasa sudah lumayan tinggi. Namun, angkutan balik dari daerah Timur ke Barat masih jadi kendalanya,” ucap Agus.

Menteri Perhubungan pun mengakui kendala tersebut tengah menjadi fokus dalam menjalankan program Tol Laut. 

Menurut Budi Karya, pemerintah melalui Kemenhub terus bersinergi dan bekerja sama dengan seluruh stakeholders sektor perhubungan, termasuk para operator pelabuhan. Tujuannya untuk menetapkan langkah agar implementasi program Tol Laut mencapai hasil dan manfaat sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat.

“Salah satunya diwujudkan dengan  menyinergikan tahapan pada Sistem Perencanaan Nasional (Sistranas) dan Sistem Logistik Nasional (Sislognas),” kata Budi Karya.

Program Tol Laut ini, lanjutnya, diharapkan menstimulasi keseimbangan perdagangan antara wilayah barat dan timur. Oleh karena itu, diperlukan jaringan kapal, rute pelayaran, fasilitas pelabuhan yang memadai, konektivitas antarmoda yang baik, dan transparansi biaya logistik di setiap lini kegiatan pergerakan barang.

Agar tujuan tersebut terwujud dibutuhkan kordinasi, konsolidasi, dan sinergi baik antara kementerian dan lembaga, pemerintah pusat dan daerah, dan juga para pelaku usaha dan operator prasarana dan sarana transportasi laut.

Turut hadir sebagai narasumber pada webinar bedah buku Tol Laut yaitu, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudho Margono, Sekretaris Ditjen Perdagangan Dalam Negeri Johni Marta, Akademisi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Raja Oloan Saut Gurning.

Webinar juga ditanggapi aktif oleh Wakil Ketua Komisi V DPR RI Nurhayati, Ketua Umum Indonesian National Shipowners Associatioan Carmelita Hartoto, Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Tj. Priok Capt. Wisnu Handoko, dan Ketua Umum Dewan Pemakai Jasa Angkutan Laut Indonesia Toto Dirgantoro. 

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com