Advertorial

Bertransformasi Menjadi Lebih Baik, Ini Cerita SMAN 1 Kintamani Setelah Dua Tahun Mengikuti Lighthouse School Program

Kompas.com - 02/10/2020, 16:16 WIB

KOMPAS.com –  Pada akhir 2019, Indonesia menjadi salah satu negara yang dievaluasi melalui Programme for International Student Assessment (PISA) 2019 hasil penyelenggaraan Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). Sebagai informasi, PISA merupakan program yang mengukur dan mengevaluasi sistem pendidikan di sebuah negara melalui kinerja siswanya. 

Hasil evaluasi mencatat, Indonesia menempati peringkat ke-75 dari total 79 negara yang mengikuti program tersebut. Artinya, kualitas sistem pendidikan di Indonesia masih perlu diperbaiki.

Kondisi tersebut mendorong Putera Sampoerna Foundation - School Development Outreach (PSF-SDO) menginisiasi program bernama Lighthouse School Program (LSP) untuk meningkatkan kompetensi dunia pendidikan Indonesia.

Lighthouse School Program merupakan program intervensi terhadap sistem belajar-mengajar di sekolah-sekolah agar dapat mencapai standar pendidikan berkualitas. Program tersebut merupakan hasil kerja sama PSF-SDO sebagai penyedia layanan pendidikan untuk meningkatkan mutu sekolah dan tenaga pendidik dengan Usaha Tegas Group Malaysia. 

Program ini diimplementasikan di sebuah sekolah dalam kurun waktu 3 tahun. Sesuai dengan namanya yaitu lighthouse yang artinya mercusuar, program ini memiliki visi mengubah sekolah-sekolah yang dibina menjadi unggulan atau role-model bagi sekolah di sekitarnya.

Sistem belajar-mengajar yang lebih intensif, komprehensif, dan kolaboratif diterapkan di sekolah yang menjadi binaan PSF-SDO dalam Lighthouse School Program.

Selain itu, pada program ini pihak-pihak yang terlibat dalam proses belajar-mengajar, mulai dari guru, manajemen sekolah, orangtua siswa, hingga komunitas masyarakat di sekitar juga memperoleh pelatihan dan pendampingan.

Proses transformasi SMAN 1 Kintamani

Salah satu sekolah yang telah berhasil menerapkan Lighthouse School Program ini adalah SMAN 1 Kintamani yang berlokasi di Kabupaten Bangli, Bali. Saat ini penerapan program tersebut di SMAN 1 Kintamani telah memasuki tahun ketiga dan sudah menjadi sekolah unggul. 

Di Kabupaten Bangli, sekolah tersebut sudah menjadi sekolah favorit. Sekolah itu memiliki akreditasi A dan telah menjadi rumah bagi lebih dari 900 siswa, 77 staf sekolah, termasuk para guru dan pegawai administrasi. 

SMAN 1 Kintamani memiliki fasilitas ruang belajar yang bersih dan rapi. Halaman sekolahnya luas dan dipenuhi tanaman yang membuatnya sejuk. 


Kini, sekolah ini juga dilengkapi dengan empat ruang laboratorium dan perpustakaan. Ada pula ruang unit kesehatan sekolah (UKS), panggung terbuka, dan toilet bagi siswa dan guru. 

Dari sisi akademik, kecerdasan siswa di SMAN 1 Kintamani pun cukup baik. Dari psikotes yang dilakukan pada 2020, rata-rata IQ siswa ada di kisaran angka 108 dengan bakat paling banyak pada kemampuan verbal dan numerik. 

Dari sisi eksternal, SMAN 1 Kintamani terkenal aktif dalam berbagai macam kegiatan dan berhasil menjuarai beberapa perlombaan berskala provinsi hingga nasional.

Segala prestasi yang dimiliki SMAN 1 Kintamani itu adalah buah dari proses yang panjang. Kilas balik sebelum penerapan Lighthouse School Program, SMAN 1 Kintamani jauh dari kesan sekolah unggulan. 

Sebelumnya, fasilitas sekolah sangat terbatas. Beberapa hal yang menjadi catatan di sekolah ini antara lain, laboratorium komputer yang tak terisi penuh, buku-buku di perpustakaan tidak lengkap, sarana dan kebersihan sarana dan prasarana sekolah, dan banyak lagi. Hal-hal itu dapat menghambat proses belajar siswa. 

Setelah mendapatkan pendampingan dari LSP, sekolah ini secara perlahan menuju ke arah yang lebih baik. Siapa yang sangka, siswa sekolah ini kini berhasil menjuarai Lomba Storytelling di Bangli, Lomba Olimpiade Sains Nasional (OSN) dalam mata pelajaran geografi, Lomba Debat di Taman Makam Pahlawan Bagli, Lomba Cerdas Cermat di Bangli, dan beberapa lomba lainnya.

Sementara di bidang manajemen sekolah, Lighthouse School Program membuat tata laksana manajemen di SMAN 1 Kintamani menjadi lebih sistematis dan transparan, sehingga hubungan antara sekolah, siswa, dan orangtua murid lebih terjalin lebih erat.

 Adapun pendampingan dari LSP di sekolah tersebut dimulai pada 2017. Metodologi yang digunakan berfokus pada pencapaian delapan standar pendidikan nasional yaitu, kompetensi lulusan, isi, proses, pendidikan dan tenaga pendidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan. 

Pada tahun pertama pendidikan, proses diawali dengan kick-off program, lalu pendahuluan mencakup profiling sekolah. 

Untuk program awal, tujuan utamanya adalah meningkatkan kemampuan para guru dengan mengadakan berbagai workshop, salah satunyakepemimpinan. Selanjutnya, mereka juga dibimbing untuk dapat melakukan monitoring program dan melaksanakan evaluasi.

Hasilnya, kemampuan pedagogik para guru meningkat, demikian juga kemampuan manajemen dari staf sekolah. Persentase peningkatannya mencapai 82 persen sehingga para guru sering menggunakan laboratorium dalam melaksanakan pembelajaran sehari-hari.

Perkembangan kemampuan para guru untuk membuat rencana pembelajaran yang efektif juga meningkat 53 persen dibandingkan sebelum adanya pendampingan dari LSP. Di tahun kedua, peningkatan persentasenya menjadi 73 persen.

Tidak hanya para guru, siswa pun mendapatkan manfaat dari hadirnya pendampingan LSP. 

Pada tahun kedua, para siswa diajak secara bertahap untuk fokus dalam meningkatkan kemampuan dan kapasitasnya melalui tes Sains Teknologi Teknik Matematika (STEM) dan Bahasa Inggris secara daring. 

Dampak lain program adalah kedisiplinan siswa dengan hasil menurunnya tingkat pelanggaran berat sebesar 60 persen dan 23 persen untuk pelanggaran ringan.

Selain itu, dampak positif lainnya adalah meningkatnya minat membaca dan keaktifan pada proses belajar mengajar di kelas hingga 14 persen.

Pihak sekolah juga sukses membuat standard operational procedure (SOP) untuk berbagai fasilitas yang dimiliki, misalnya pada penggunaan laboratorium sains. Sebagai bentuk dukungan moral terhadap siswa, SMAN 1 Kintamani juga menambah program konseling.

Pada proses belajar-mengajar, SMAN 1 Kintamani menerapkan model pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning (PJBL). Model pembelajaran ini berhasil membuat siswa tertantang untuk bereksperimen. Selain itu, melatih siswa berkomitmen dan bertanggung jawab penuh terhadap tugas yang diberikan.

Contoh PJBL yang sudah dilaksanakan adalah proyek bidang studi seni dan prakarya yang mengusung tema “Reinkarnasi Sampah”. Siswa ditantang untuk mendaur ulang sampah atau limbah plastik menjadi benda-benda bernilai guna.

Proyek bidang studi seni dan prakarya ?Reinkarnasi Sampah? oleh siswa SMAN 1 Kintamani (Dok. Putera Sampoerna) Proyek bidang studi seni dan prakarya ?Reinkarnasi Sampah? oleh siswa SMAN 1 Kintamani

Selain itu, pada bidang studi geografi, para siswa mencoba memberikan solusi penyelesaian masalah ekonomi di sektor wisata daerah Kintamani, Bali dengan membuat peta berjudul “Peta Tematik Digital Potensi Wisata Kawasan Geopark Batur Kintamani Bali”. 

Direktur PSF-SDO Gusman Yahya mengatakan program tak dapat berjalan dengan baik tanpa kerja sama banyak pihak, termasuk Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bangli.

“Putera Sampoerna Foundation – School Development Outreach (PSF-SDO) selaku perancang dan pelaksana program memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada pemerintah Provinsi Bali atas kinerja dan komitmennya dalam memajukan pendidikan di daerahnya dan selain itu Dalam kesempatan ini, apresiasi kami haturkan kepada Usaha Tegas Sdn. Bhd atas komitmennya dalam usaha peningkatan kualitas di SMAN 1 Kintamani dalam kerangka Lighthouse School Program. Sudah sejak lama, Usaha Tegas Sdn. Bhd dan Yayasan Putera Sampoerna berkolaborasi dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, dan khususnya di provinsi Bali” ujar Gusman.

Bertahan di tengah pandemi

Pandemi yang sedang berlangsung, turut memberikan dampak perubahan pada kegiatan belajar mengajar SMAN 1 Kintamani. Semua proses administrasi sekolah dan pembelajaran dialihkan secara daring. 

Penerapan Lighthouse School Program membuat manajemen sekolah menjadi lebih inovatif menghasilkan terobosan-terobosan untuk memastikan proses belajar secara daring dapat berlangsung dengan baik.

Pembelajaran berbasis proyek pun tetap diselenggarakan oleh para guru. Contohnya, siswa dilibatkan dalam pelatihan vlog untuk menunjang proses pembelajaran jarak jauh, sehingga para siswa terbiasa berbicara di depan kamera. Komunikasi efektif dengan para orangtua siswa juga dilakukan agar hubungan tetap terjaga agar siswa mendapatkan pendidikan yang terbaik.

Informasi lebih lanjut kunjungi website https://www.psfoutreach.com/, Instagram @psfoutreach, dan Facebook PSF School Development Outreach.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com