Advertorial

Menyelisik Nuansa Autentik Pulau Namhae di Korea Selatan

Kompas.com - 05/10/2020, 13:50 WIB

KOMPAS.com - Namhae merupakan pulau terbesar kelima di Korea Selatan. Suasananya yang alami menjadikan sebagian besar daratan dan lautan dari pulau ini dimasukkan ke dalam Taman Nasional Hallyeohaesang.

Pulau yang secara administratif masuk ke dalam Provinsi Gyeongsangnam-do tersebut juga menjadi salah satu wisata glocal (global dan local) di Negeri Ginseng.

Glocal merupakan upaya Korea Selatan untuk memperkenalkan lebih jauh keragaman budaya yang dimiliki negara itu ke mata dunia dengan tetap mempertahankan karakteristik aslinya.

Setidaknya ada lima hal menarik lagi autentik yang bisa pelancong lakukan dan rasakan saat bervakansi di Pulau Namhae. Pengalaman-pengalaman tersebut belum tentu bisa ditemukan di tempat lain.

Apa saja kelima hal yang dimaksud? Berikut ulasannya.

Pemandangan persawahan Desa Daraengi Gacheon (Dok. Korea Tourism Organization) Pemandangan persawahan Desa Daraengi Gacheon

Sawah terasering Desa Daraengi Gacheon

Hasil bumi Pulau Namhae didominasi produk pertanian. Salah satu daerah penghasil komoditas tersebut adalah Desa Daraengi Gacheon.

Di kalangan para pelancong, desa yang berada di pinggiran Gunung Seoulheulsan tersebut terkenal akan lanskap persawahan yang berundak-undak alias terasering mirip di Ubud, Bali. Menariknya, Desa Daraengi Gacheon menjadi satu-satunya desa di Korea Selatan yang memiliki model sawah seperti itu.

Apabila dilihat dari kejauhan atau dari udara dengan menggunakan kamera drone, sengkedan persawahan di Desa Daraengi Gacheon akan terlihat memesona. Belum lagi di sekitar persawahan terdapat rumah-rumah penduduk yang dicat dengan warna-warna cerah. Pemandangan pun akan semakin dramatis karena letak sawah berada persis di bibir jurang pantai.

Tepat di luar desa, terdapat jembatan gantung yang menjadi jalur langsung menuju ke pantai. Di sini, kamu bisa menikmati pemandangan laut dan deburan ombak yang menyapu tebing bebatuan.

Waktu yang tepat untuk mengunjungi Desa Daraengi Gacheon adalah saat musim semi. Pada musim itu, kamu berkesempatan turut serta merayakan Festival Sawah Daraengi.

Pertapaan Boriam, kuil di atas awan karena letaknya berada di puncak Gunung Geumsan (Dok. Korea Tourism Organization) Pertapaan Boriam, kuil di atas awan karena letaknya berada di puncak Gunung Geumsan

Boriam, kuil di atas awan

Masih di Kabupaten Namhae, tepatnya di Puncak Gunung Geumsan, kamu akan menemukan kuil di atas awan atau yang dikenal sebagai Pertapaan Boriam.

Meski harus mengeluarkan usaha ekstra untuk mencapai Kuil Boriam, kamu tak akan menyesal pernah mendatangi situs religi umat Buddha tersebut.

Begitu sampai di kuil, rasa lelahmu terbayar dengan keasrian lingkungan sekitar kuil yang merupakan hamparan hutan pinus. Karena terletak di atas gunung, kamu pun bisa menyaksikan bentangan lanskap daratan Pulau Namhae, seperti gunung-gemunung berselimutkan halimun, desa-desa yang hijau, dan hamparan laut biru.

Bila naik lagi hingga tepat berada di puncak Gunung Geumsan, kamu bisa melihat pemandangan Pantai Pasir Perak Sangju yang berada persis di bawahnya dan panorama Taman Nasional Hallyeohaesang dari kejauhan.

Bahkan, kamu berkesempatan mengajukan permintaan di patung Buddha yang ada di Kuil Boriam. Konon, patung itu dipercaya penduduk dapat mengabulkan permintaan alias doa para pengunjung.

Pemandangan Desa Jerman (Dok. Korea Tourism Organization) Pemandangan Desa Jerman

Miniatur Jerman

Puas mereguk keindahan alam Pulau Namhae dari Puncak Gunung Geumsan, turunlah ke bawah dan temukan Desa Jerman.

Desa Jerman adalah kawasan yang sengaja dibangun untuk penduduk Korea yang telah lama tinggal dan bekerja di Jerman, khususnya pada 1960-an.

Desain perumahan dan tata ruang desa tersebut benar-benar mirip seperti kawasan permukiman di Jerman pada umumnya. Bahkan, material bangunan pun didatangkan langsung dari negara asalnya.

Selain bangunan, di Desa Jerman kamu juga dapat menikmati kuliner khas Jerman dengan rasa autentik. Pasalnya, di Desa Jerman terdapat restoran Deutscher Imbiss yang dikelola langsung oleh warga Jerman.

Main-main ke Desa Jerman akan membuat wawasan kamu soal negara asal Albert Einstein semakin bertambah. Hal ini bisa kamu dapatkan lewat bercengkerama langsung bersama penduduk setempat atau Gedung Pameran Jerman Namhae dan Pusat Pengalaman Budaya Jerman.

Hutan Mulgeon Windbreak (Dok. Korea Tourism Organization) Hutan Mulgeon Windbreak

Hutan penahan angin

Tak jauh dari Desa Jerman terdapat Hutan Mulgeon Windbreak yang berhadapan langsung dengan perairan.

Hutan cantik berpasir putih itu sengaja dibentuk pada sekitar 300 tahun lalu untuk melindungi desa-desa di Namhae dari ancaman angin kencang laut dan ombak ganas.

Di hutan yang memiliki luas 23.438 meter persegi itu, ada lebih dari 2.000 pohon dengan ketinggian bervariasi, mulai dari 10 hingga 15 meter. Jenis pohon yang tumbuh pun beragam, seperti hackberry, ek, zelkova, pohon muku, dan magnolia perak.

Secara alami, Hutan Mulgeon Windbreak adalah titik terbaik untuk melihat matahari terbit dan terbenam se-Pulau Namhae.

Jukbangryeom, teknik memancing tradisional masyarakat Pulau Namhae (Dok. Korea Tourism Organization) Jukbangryeom, teknik memancing tradisional masyarakat Pulau Namhae

Memancing dengan teknik Jukbangryeom

Jukbangryeom merupakan praktik memancing primitif menggunakan tiang bambu yang sudah dipasangi perangkap berbentuk kipas terbuka. Uniknya, metode memancing ini hanya bisa ditemukan di Namhae.

Teknik memancing Jukbangryeom biasanya digunakan untuk menangkap ikan teri, hairtail, mackerel pike, bawal, dan udang. Malahan, ikan teri yang ditangkap dengan metode pancing tersebut memiliki harga jual tertinggi di Korea Selatan.

Di sisi lain, ada banyak restoran di Namhae yang menawarkan hidangan yang terbuat dari ikan teri seperti myeolchi ssambap (ikan teri dan sayuran yang dibungkus dengan nasi) dan myeolchi hoe (ikan teri mentah).

Nah, itulah hal menarik lagi autentik yang bisa kamu temukan di situs wisata glocal Pulau Namhae.

Meski saat ini belum memungkinkan untuk berlibur ke luar negeri, semoga informasi di atas dapat membantu kamu dalam merencanakan liburan ke Korea Selatan nanti.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com