Advertorial

MoU Dana Pelatnas PRSI dan IPSI, Menpora: APBN Jangan Disalahgunakan

Kompas.com - 12/10/2020, 22:56 WIB

KOMPAS.com – Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) terus memberikan dukungan fasilitas terhadap pelatihan nasional (pelatnas) cabang olahraga (cabor).

Terbaru, Kemenpora memberikan bantuan dana pelatnas dan pembinaan jangka panjang kepada cabor renang dan pencak silat dilakukan hari ini, Senin (12/10/2020). Bantuan tersebut resmi diberikan lewat penandatangan memorandum of understanding (MoU) yang disaksikan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zaiudin Amali.

Adapun penandatanganan perjanjian kerja sama tersebut dilakukan secara virtual di Wisma Kemenpora Jakarta serta disaksikan Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Anindya Novyan Bakrie dan Ketua Harian PB Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Edi Prabowo.

Penandatangan dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional (PPON) Yayan Rubaeni,  Sekjen PB PRSI Ali Andi Patiwiri, dan Sekjen PB IPSI Erizal Chaniago.

Zainudin mengatakan, bantuan fasilitasi ini sekaligus sebagai langkah perbaikan tata kelola internal Kemenpora dan internal induk cabor. Menpora berharap, seluruh biaya dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak disalahgunakan.

“Tidak ada penyimpangan sehingga tujuan meningkatkan prestasi olahraga bisa tercapai tanpa gangguan dari berbagai pihak yang merusak tata kelola itu," tegasnya.

Bantuan fasilitas cabor silat dan akuatik, kata Ziainudin, telah melalui proses kajian secara transparan dan akuntabel.

"Review ini melibatkan tim tidak hanya dari Kemenpora, tetapi juga praktisi, dan akademisi untuk menjamin bantuan dari Kemenpora kepada induk cabor," kata Zainudin dalam keterang tertulis, Senin (12/10/2020).

Berdasarkan hasil review, PRSI mendapatkan dana pelatnas Olimpiade dan SEA Games 2021 sebesar Rp 1.201.800.000 dari pengajuan proposal Rp 1.596.000.000.

Lewat bantuan ini, Menpora mendorong  cabor akuatik untuk tetap mempertahankan prestasi usai menumbangkan Singapura selama puluhan tahun di nomor polo air di SEA Games 2019 lalu.

Atas capaian tersebut, Menpora pun mengapresiasi kesungguhan pembinaan cabor akuatik yang membanggakan di SEA Games.

“Semoga prestasi ini dapat dipertahankan, lebih ditingkatkan lagi dan tetap mempersiapkan lapisan-lapisan atletnya, pembinaan usia dini tentu menjadi keharusan," imbuhnya.

Ketua Umum PB PRSI Anindya Bakrie mengucapkan terima kasih kepada Menpora atas dukungan kepada pembinaan atlet akuatik, khususnya cabang olahraga renang untuk pelatnas persiapan Olimpiade Tokyo 2021.

"Pelatnas renang mempersiapkan atletnya untuk mengejar target limit A sebagai syarat atlet renang mengikuti Olimpiade," katanya.

Pencak silat menuju Olimpiade

Sementara itu, IPSI mendapat bantuan dana sebesar Rp 3.891.159.000 dari pengajuan proposal Rp 7.853.523.726.

Di kesempatan tersebut, Menpora berharap pencak silat sebagai cabor asli Indonesia di Olimpiade. Pihaknya pun mendorong semua pihak berjuang bersama agar hal ini bisa terwujud.

“Indonesia ikut bidding menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. Masih ada 12 tahun lagi. Minimal Olimpiade Paris 2024 bisa dipertandingkan eksibisi,” lanjutnya.

Zainudin mengingatkan, bila terpilih, Indonesia tidak hanya harus sukses sebagai tuan rumah, tetapi  juga berprestasi.

“Harus membanggakan, khususnya pencak silat agar bisa menghasilkan medali," tambahnya.

Di kesempatan yang sama, Ketua Harian PB IPSI Edi Prabowo mengatakan mendukung langkah Kemenpora tersebut. Pasalnya, masuknya cabor asli Indonesia tersebut di Olimpiade merupakan salah satu mimpi besar insan pencak silat Tanah Air.

"Sebagai cabor warisan budaya bangsa seluruh rakyat Indonesia, pencak silat harus bisa menembus Olimpiade, kami berharap semua pihak dapat menyuarakan ke seluruh dunia agar pencak silat dimasukkan dalam cabor yang dipertandingkan di Olimpiade," kata Edi.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com