Advertorial

Vaksinasi dan Herd Immunity Diyakini Bisa Putus Transmisi Persebaran Covid-19

Kompas.com - 14/10/2020, 22:11 WIB

KOMPAS.com – Penyebaran Covid-19 yang berkepanjangan perlu ditangani dengan cara-cara yang efektif dan cepat. Salah satunya adalah dengan rumus flattening the curve atau melandaikan kurva.

Pada dasarnya, cara tersebut sudah dilakukan pemerintah lewat intensifikasi pelacakan kasus, pemeriksaan masif, serta pengobatan yang efektif (tracing, testing, dan treatment). Pemerintah juga selalu mengimbau seluruh masyarakat Indonesia untuk taat mengikuti protokol kesehatan.

Disiplin memakai masker dengan benar, menjaga jarak yang aman lebih dari satu meter dengan orang lain, menjauhi kerumunan, serta mencuci tangan dengan air dan sabun merupakan protokol yang harus dipatuhi.

Bahkan, akan ada Global Hand Washing Day atau Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Seluruh Dunia (HCTPS) yang diperingati setiap 15 Oktober. 

Tak hanya itu, pemerintah juga telah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) No 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin Covid-19 dan Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 untuk mengatasi pandemi.

Vaksinasi menjadi bagian langkah penting intervensi dalam penanganan pandemi Covid-19. Seperti diketahui, pemberian kekebalan tubuh efektif mengendalikan wabah. Bahkan, dapat memberantas beberapa penyakit, seperti cacar dan polio.

Harapannya, langkah-langkah tersebut dapat melandaikan kurva sampai ke titik terkendali dan bahkan ke titik nol. Hal ini dapat tercapai ketika kekebalan tubuh massal atau imunitas kolektif (herd immunity) terbentuk.

Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Prof drh Wiku Bakti Bawono Adisasmito menjelaskan bahwa herd immunity merupakan sebuah situasi yang menandakan sejumlah populasi dari sebuah area atau komunitas menjadi kebal terhadap penyakit tertentu sehingga terlindungi dari penularan penyakit.

“Jika vaksinasi sukses dilaksanakan terhadap sebagian besar populasi, herd immunity dapat muncul dengan sendirinya. Walau proses ini tidak memakan waktu sebentar, metode ini sudah terjamin efektif,” terang Guru Besar Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia yang juga bergelar adjunct professor di Tufts University, Amerika Serikat, dalam keterangan pers, Rabu (14/10/2020).

Prof Wiku mencontohkan kasus polio dan cacar atau smallpox. Sebagian besar populasi sudah kebal terhadap dua penyakit ini sehingga dapat menciptakan herd immunity dan secara perlahan penyebarannya terhenti.

Herd immunity tidak hanya digunakan untuk melindungi diri sendiri, tapi juga orang lain dan lebih spesifik lagi orang sekitar kita,” jelas Prof Wiku.

Dengan demikian, tambahnya, orang-orang yang berpartisipasi dalam vaksinasi akan dapat melindungi orang lain di sekitarnya dari serangan penyakit menular. 

“Perlindungan lewat vaksinasi merupakan cara yang efektif dalam mencapai kekebalan kelompok. Ketika sebagian besar orang ikut imunisasi dan kebal, penyebaran penyakit akan terhambat secara signifikan. Vaksin melindungi diri, melindungi negeri,” tegas Profesor Wiku.

Meskipun demikian, Prof Wiku berpesan kepada masyarakat untuk tetap meningkatkan kedisiplinan dan menjaga kebersihan bersama-sama.

“Jika hal tersebut terus dilakukan, pandemi ini bisa jadi lebih cepat ditundukkan berkat gotong-royong dan kerja sama kita semua,” terangnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com