Advertorial

Belajar Banyak Hal lewat TikTok, Apa Bisa?

Kompas.com - 19/10/2020, 08:00 WIB

KOMPAS.com – Siapa yang tidak kenal TikTok? Platform distribusi video singkat ini sedang ramai digemari masyarakat, terutama generasi milenial dan generasi Z.

TikTok memungkinkan penggunanya membuat video berdurasi singkat disertai musik, filter-filter unik, dan beberapa fitur kreatif. Konten-konten yang diunggah ke aplikasi TikTok pun beragam, seperti dance, memasak, dan make up.

Ternyata, selain konten-konten hiburan, TikTok juga menyajikan konten bertema edukasi dalam program #SamaSamaBelajar yang diluncurkan pada Mei 2020. Program ini merupakan kolaborasi TikTok dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (Kemendikbud).

Head of User and Content Operations, TikTok Indonesia Angga Anugrah Putra menjelaskan, langkah TikTok mengeksplorasi ranah edukasi itu dilakukan untuk mendorong keberagaman kontennya.

"TikTok berupaya untuk selalu mendorong keberagaman konten sehingga platform kami dapat dinikmati oleh user dari berbagai kategori. Hasilnya pada akhir 2019, edukasi menjadi salah satu konten paling diminati," jelas Angga.

Untuk diketahui, aplikasi TikTok mulai masuk ke Indonesia sejak 2017. Berdasarkan data TikTok, rata-rata orang Indonesia membuka aplikasi ini lima kali sehari dan menonton 100 video per hari.

Menurut Angga, video singkat dapat menjadi media yang tepat untuk menyampaikan materi pembelajaran, mengingat peserta didik saat ini merupakan generasi Z yang akrab dengan internet.

Dalam perkembangannya, konten-konten yang diunggah menggunakan tagar #SamaSamaBelajar menjadi sangat bervariasi. Tidak hanya berkutat pada tema edukasi formal, seperti tips mengerjakan soal-soal mata pelajaran sekolah, tapi juga konten edukasi lain. 

Misalnya, konten belajar bahasa asing, pengetahuan umum, sains, public speaking, ilmu berbisnis, tips desain, tips seputar dunia teknologi, dan fotografi. 

Konten edukasi dari profesional

Alhasil, kini konten-konten dalam program #SamaSamaBelajar tidak hanya diisi oleh generasi Z dan milenial, tapi juga para pengajar profesional.

Apalagi, di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang membuat seluruh kegiatan belajar mengajar berpindah ke ranah digital. Para pengajar dituntut cepat beradaptasi dengan transformasi digital dan menyesuaikan cara mengajar agar tetap efisien serta mudah dipahami oleh pelajar.

Dengan memanfaatkan TikTok sebagai platform edukasi, para pengajar profesional dapat membagikan ilmu mereka tak hanya untuk anak didiknya, tapi juga ke seluruh pengguna TikTok.

Contohnya, yang dilakukan oleh Ira Mirawati. Dosen di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran itu mulai menggunakan TikTok sejak Juli 2020.

Awalnya, Ira menggunakan TikTok sebagai tempat membagikan tips menghadapi masalah kehidupan sehari-hari remaja, menampung curhatan, dan memperkenalkan layanan Sobatmu.com yang dia inisiasi.

Lambat laun, karena memiliki latar belakang sebagai seorang dosen, konten dalam akun @buiramira itu turut membahas berbagai tips dan trik seputar dunia perkuliahan, termasuk skripsi. Bahkan, Ira pun sering berinteraksi dan membuat konten sebagai jawaban atas pertanyaan, komentar, atau permintaan pengguna TikTok di videonya.

Misalnya, Ira pernah membuat video simulasi sidang skripsi untuk menunjukkan kondisi yang harus mahasiswa hadapi. Di video lain, Ira juga pernah membuat tips mengatasi burnout syndrome yang tak jarang dihadapi para mahasiswa.

Kemudian, ada Nadya Abigail yang berprofesi sebagai guru untuk anak-anak prasekolah. Nadya berpengalaman mengajar di taman kanak-kanak selama tiga tahun dan pernah menempuh pendidikan di sebuah sekolah Montessori.

Sejak September 2020, Nadya rutin membagikan ide-ide aktivitas edukasi untuk anak usia prasekolah yang bisa dilakukan para ibu di rumah lewat akun @missnadyaabigail.

Konten video yang diunggah Nadya didominasi tips membuat sensory play atau aktivitas bermain membiarkan anak bebas mengeksplorasi dengan seluruh pancaindranya. Secara tidak langsung, permainan ini dapat membantu mendukung perkembangan anak, melatih cara berpikir, serta melatih motorik halus dan kasar anak-anak.

Selain kedua pengajar di institusi pendidikan formal tadi, ada pelatih vokal profesional Indra Aziz yang juga menggunakan TikTok untuk berbagi ilmu. Indra merupakan pelatih vokal kenamaan Indonesia yang pernah menjadi guru vokal untuk penyanyi-penyanyi terkenal.

Di tengah pandemi Covid-19, Indra sering menggunakan TikTok untuk membagikan tips dan trik seputar musik dan vokal. Tidak memberikan penjelasan, Indra juga memberikan contoh yang dilengkapi beberapa trik sehingga mudah untuk diikuti.

Karena konten yang menarik, banyak pengguna yang langsung mempraktikkan tips dan trik yang dibagikan Indra dengan memanfaatkan fitur duet di TikTok. Alhasil, Indra bisa langsung melihat efektivitas tips yang dia berikan.

Selain ketiga pengajar di atas, masih banyak orang-orang yang ikut berbagi pengetahuan dan ilmunya di TikTok lewat tagar #SamaSamaBelajar.

Untuk mendorong keberagaman konten edukasi, TikTok menggelar kompetisi #TikTokPintar. Lewat ajang ini, TikTok menantang pengguna untuk membuat minimal 10 konten video singkat bertema pengetahuan umum, motivasi, tips dan tutorial, bisnis, life hacks, do it yourself (DIY), hingga IPTEK.

Kompetisi yang berlangsung hingga 28 Oktober 2020 itu menawarkan total hadiah senilai Rp 400 juta. Syarat untuk mengikutinya, pengguna TikTok harus berdomisili di Indonesia dan menggunakan tagar #SamaSamaBelajar dan #TikTokPintar pada setiap caption.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com