Kabar pupr

Proyek Strategis Nasional, Bina Marga Kejar Target 341 KM Ruas Tol hingga Desember 2020

Kompas.com - 23/10/2020, 09:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – Pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) terus dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga.

Terdapat dua jenis PSN yang tetap berjalan sesuai dengan Peraturan Presiden No 56 Tahun 2018, yaitu PSN Sektor Jalan Tol dan PSN Sektor Jalan Non-Tol.

“Saat ini, ada 64 ruas jalan tol yang dimasukkan dalam kategori PSN yang juga sesuai dengan Surat Menko Bidang Perekonomian RI nomor IPW/65/M.EKON/03/2020 tanggal 18 Maret 2020 tentang Proyek Strategis Nasional,” ujar Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Hedy Rahardian dalam press conference Progres Pembangunan Proyek Strategis Nasional Bidang Jalan dan Jembatan, pada Selasa (20/10/2020).

Dari 64 ruas jalan tersebut, lanjut Hedy, sebanyak 14 ruas telah beroperasi penuh, 10 ruas beroperasi sebagian, 26 ruas dalam konstruksi, dan 14 ruas dalam perencanaan.

Sementara itu, terdapat 1 ruas yang dikeluarkan dari PSN serta penambahan 9 ruas usulan baru. Satu ruas yang dikeluarkan dari PSN adalah ruas jalan Palembang -Tanjung Api-api.

Menurut Hedy, ruas jalan tersebut awalnya direncanakan untuk menunjang aktivitas pelabuhan samudra di Tanjung Api-api. Namun, setelah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan, belum ada kejelasan mengenai proyek pembangunan pelabuhan tersebut.

“Tidak akan efektif jika kami bangun tol di sana kalau pelabuhannya tidak ada. Jadi, sementara kami tunda dulu,” kata Hedy.

Tuntaskan masalah travel time

Hingga kini, Bina Marga telah mengoperasikan 2.303,8 kilometer (km) ruas tol. Adapun target hingga 2024 sepanjang 4.817 km ruas tol.

Khusus 2020, Bina Marga memiliki target untuk mengoperasikan sepanjang 341 km ruas jalan tol. Pencapaian hingga Oktober 2020 pun telah mencapai 62 persen, yaitu sepanjang 210,3 km.

Dalam kurun waktu tiga bulan ke depan, Bina Marga memiliki target untuk menyelesaikan konstruksi 11 ruas jalan tol, yaitu Cimanggis – Cibitung Seksi 1A, Ujung Pandang Seksi 3, Krian – Bunder, Balikpapan - Samarinda (Samboja dan Sepinggan), Cinere – Serpong Seksi 1, Bogor Ring Road (Simpang Yasmin – Kayu Manis), Kayu Agung – Palembang – Betung Seksi 1, Cibitung – Cilincing (Cibitung – Gabung Indah), Cengkareng – Kunciran, Medan – Binjai Seksi 1, dan Becakayu Seksi 1 & 2A .

Jalan penghubung Palu-Parigi menjadi salah satu PSN Non-Tol. (Dok. Bina Marga) Jalan penghubung Palu-Parigi menjadi salah satu PSN Non-Tol.

Selanjutnya, PSN Sektor Jalan Non-Tol yang juga harus diselesaikan Bina Marga hingga 2021 sebanyak empat ruas, yaitu Jalan Lingkar Morotai, Jalan Penghubung Palu-Parigi, Jalan Penghubung Gorontalo-Manado, dan Jalan Trans-Maluku.

"Saat ini, progres fisik untuk Jalan Lingkar Morotai (yang) sudah terbangun sepanjang 150,72 km, Jalan Palu-Parigi 13,08 km, Jalan Gorontalo-Manado 415,48 km, dan Jalan Trans-Maluku 297,23 km," tutur Hedy.

Hedy menegaskan bahwa pembangunan PSN jalan bebas hambatan, baik tol dan non-tol, tersebut bertujuan untuk menurunkan travel time.

“Dengan menurunkan waktu tempuh, bisa dipastikan juga (berdampak pada) penurunan biaya logistik,” ujarnya.

Hal tersebut sesuai dengan arahan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Iamenyatakan bahwa kehadiran tol yang terhubung dengan kawasan-kawasan produktif akan dapat mengurangi biaya logistik dan meningkatkan daya saing produk dalam negeri.

Berdasarkan analisis yang dilakukan Bina Marga, travel time saat ini brada pada kisaran 2,3 -2,5 jam per 100 km. Oleh karena itu, Bina Marga menargetkan penurunan travel time hingga 1,5 jam per 100 km.

“Strategi untuk mencapai itu, salah satunya adalah dengan menjadikan jalan bebas hambatan sebagai backbone. Untuk mencapai target travel time 1,5 jam per 100 km tersebut, berdasarkan hasil kajian dibutuhkan hampir 19.000 km total jaringan jalan bebas hambatan di Indonesia," ujar Hedy. (***)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com