Advertorial

3 Produk Investasi yang Bisa Membawa Cuan di Indonesia

Kompas.com - 27/11/2020, 10:12 WIB

KOMPAS.com – Sebagian besar orang masih ragu untuk berinvestasi. Alasannya beragam, mulai dari belum mempunyai dana yang cukup hingga kurang pengetahuan tentang instrumen investasi.

Sebenarnya, memulai investasi tidak perlu membutuhkan banyak modal. Pun membenamkan dana ke produk investasi sudah cukup mudah dan tidak ribet. Cukup berbekal smartphone dan kemauan untuk belajar,Anda sudah bisa memilah instrumen yang paling sesuai dengan kebutuhan.

Adapun berinvestasi sejak dini mempunyai segudang manfaat.

Dengan berinvestasi, Anda dapat mempunyai sumber penghasilan tambahan, membuka wawasan baru, meningkatkan nilai aset, dan mempercepat mencapai financial freedom.

Di Indonesia, terdapat tiga instrumen investasi yang populer. Ketiganya punya profil risiko dan karakteristik yang berbeda-beda. Jika tertarik untuk mulai berinvestasi, yuk kenali dulu ragam instrumen populer yang bisa Anda coba.

  1. Saham

Banyak persepsi salah yang terjadi di masyarakat mengenai instrumen investasi yang satu ini.

Umumnya, masyarakat menganggap bahwa seseorang yang memiliki saham berarti orang kaya dengan dana “dingin” atau menganggur cukup banyak. Padahal, bertransaksi saham tak selalu membutuhkan modal besar.

Dilansir dari laman Bursa Efek Indonesia (BEI), saham adalah tanda penyertaan modal dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.

Karena ikut menanamkan modal, pemegang saham memiliki klaim atas pendapatan, aset, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dengan kata lain, bila memiliki saham di perusahaan tertentu, otomatis masyarakat termasuk pihak yang memiliki perusahaan tersebut.

Berinvestasi di instrumen ini sudah dimudahkan. Sebab, perusahaan sekuritas sudah memiliki platform digital. Investor pun bisa bertransaksi saham lewat smartphone.

Calon investor hanya perlu memiliki rekening dana nasabah di bank tertentu dan mendaftar di perusahaan sekuritas. Pilih perusahaan sekuritas yang sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Sebelum memulai, Anda harus mempelajari terlebih dahulu perusahaan yang sudah melantai di pasar saham. Hal ini dilakukan agar Anda tidak salah membenamkan uang.

Anda bisa melakukan analisis teknikal dengan melihat grafik pergerakan harga saham dan analisis fundamental dengan melihat profil dan laporan perusahaan.

Sebagai pemula, Anda bisa memulai dengan membeli saham-saham blue chip. Biasanya, perusahaan yang masuk kategori blue chip sudah mapan dan sehat secara finansial. Perusahaan ini juga secara konsisten melaporkan keuntungannya, memiliki kapitalisasi pasar yang besar, dan memimpin di sektor atau industri yang digelutinya.

Meski begitu, investasi saham ini termasuk berisiko tinggi dan fluktuatif. Pergerakan harga saham sangat terpengaruh oleh kondisi perekonomian. Anda bisa saja mendapat keuntungan besar dan bisa pula mengalami kerugian besar.

  1. Emas

Bila saham masih tergolong berisiko tinggi bagi Anda, instrumen emas mungkin bisa jadi pilihan bijak. Instrumen ini tergolong stabil terhadap inflasi. Selain itu, harganya selalu naik dari tahun ke tahun. Perlu diketahui, instrumen emas dianggap sebagai jenis investasi yang liquid atau paling mudah dicairkan sewaktu-waktu jika ada kebutuhan mendesak.

Adapun emas yang cocok dijadikan investasi adalah logam mulia. Anda bisa membelinya langsung di perusahaan yang memproduksinya seperti Butik Emas LM milik PT Antam, kantor layanan pegadaian, layanan perbankan, dan Toko Emas. Saat ini, opsi pembelian lainnya pun bisa dilakukan dengan lebih mudah lewat platform digital.

  1. Reksa Dana

Selain saham dan emas, instrumen reksa dana bisa menjadi pilihan untuk berinvestasi.

Mengacu pada Undang-Undang Pasar Modal No 8 Tahun 1995, Pasal 1 ayat (27), reksa dana didefinisikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk diinvestasikan dalam portofolio efek manajer investasi.

Dengan kata lain, saat investor menyetor uang ke instrumen reksa dana, dana tersebut akan dikelola oleh manajer investasi. Jadi, Anda tidak perlu repot untuk menganalisis fundamental perusahaan.

Nah untuk mengetahui mana jenis reksa dana yang tepat, Anda harus mencari tahu dulu profil risiko Anda.

Umumnya, reksa dana ada tiga jenis. Reksa dana pasar uang cocok untuk mereka yang memiliki profil risiko konservatif, reksa dana campuran untuk profil risiko moderat, dan reksa dana saham bagi yang memiliki profil risiko agresif.

Pilih reksa dana terbaik sesuai dengan kebutuhan dan profil risiko Anda. Untuk memulai, Anda bisa memilih reksa dana pasar uang yang memiliki risiko rendah.

Anda bisa membeli reksa dana tersebut melalui Tokopedia. Selain untuk berbelanja memenuhi kebutuhan sehari-hari, e-commerce terbesar di Indonesia ini juga bisa menjadi agen reksa dana terpercaya.

Itulah beberapa instrumen investasi yang bisa Anda pilih. Pastikan Anda membenamkan dana di produk yang sesuai dengan profil risiko Anda.

Selamat berinvestasi!

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com