Advertorial

Program Desa BRILian 2020 Resmi Ditutup, 10 Desa Pemenang Siap Tebar Optimisme Kebangkitan Ekonomi Desa

Kompas.com - 03/12/2020, 13:06 WIB

KOMPAS.com - Program Desa BRILian 2020 dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk telah resmi ditutup, Selasa (1/12/2020). Kegiatan inkubasi kawasan pedesaan yang berlangsung sejak September 2020 ini berakhir dengan terpilihnya 10 desa sebagai pemenang.

Dalam penyelenggaraan program tersebut, BRI menggandeng bumdes.id untuk mengawal kondisi perekonomian desa di Indonesia selama masa pandemi Covid-19.

Selama program berlangsung, BRI dan bumdes.id menyelenggarakan berbagai kegiatan untuk memulihkan perekonomian desa, memberi literasi dan pelatihan, serta menilai kecakapan desa-desa terpilih atas upayanya untuk tetap maju dan berinovasi selama pandemi.

Awalnya, ada 531 desa yang diseleksi BRI untuk terlibat dalam Program Desa BRILian 2020. Dari jumlah tersebut, terpilih 125 desa yang memenuhi empat kriteria di atas.

Ratusan desa tersebut kemudian mengikuti pelatihan dan program peningkatan kapasitas secara daring sebelum dinilai untuk menentukan 10 desa paling unggul.

Selanjutnya, kesepuluh desa terpilih mendapat pendampingan khusus dari BRI dan Bumdes.id selama 3 bulan. Selain itu, 10 desa tersebut akan menjadi Duta Desa BRILian untuk Program Desa BRILian 2021.

Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. (Dok. BRI) Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Adapun kesepuluh desa tersebut antara lain Desa Sekapuk, Kecamatan Ujung Pangkah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur; Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur; Desa Sumber Agung, Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat; Desa Tebara, Kecamatan Waikabukak, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur; dan Desa Kuala Alam, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis, Riau.

Kemudian, Desa Koto Ranah, Kecamatan Koto Besar, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat; Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta; Desa Manjapai, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan; Desa Menanga, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali; serta Desa Penggarit, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan, Program Desa BRILian akan dilanjutkan pada 2021. Program tersebut merupakan salah satu bukti komitmen BRI sebagai salah satu bank BUMN terbesar untuk terus mengembangkan kawasan pedesaan dan mendorong warga serta pengurus desa agar selalu berinovasi demi peningkatan kesejahteraan.

“Selama program berlangsung, ratusan desa mendapat literasi dasar, digital, dan bisnis dengan melibatkan para aparat, tokoh masyarakat, serta BUMDes di masing-masing desa,” ujar Supari dalam sambutan saat menutup Program Desa BRILian 2020.

Desa BRILian, kata Supari, diharapkan jadi percontohan bagi desa lainnya karena dianggap tanggap, tangguh, dan tetap berinovasi di masa pandemi.

“Mereka pun bisa menginspirasi desa lainnya untuk maju dan menyejahterakan masyarakatnya,” katanya seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (2/12/2020).

Supari menambahkan, desa-desa terpilih nantinya diikutkan pendampingan khusus lewat Program Inkubasi BRIncubator Goes To Desa BRILian. Harapannya, desa-desa tersebut dapat membantu mendapatkan inspirasi, tambahan wawasan dan peningkatan kinerja.

Untuk itu, kata Supari, penilaian tidak hanya dimaksudkan untuk mencari pemenang. Lebih dari itu, proses penilaian ini akan membantu desa-desa BRILian mengetahui titik-titik lemah dan bagaimana agar upaya perbaikan terus dilakukan.

Sebagai informasi, sebuah desa bisa disebut sebagai Desa BRILian jika memenuhi empat kriteria. Pertama, memiliki BUMDes. Kedua, kaya akan inovasi untuk memecahkan masalah sosial.

Ketiga, desa itu mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkesinambungan (sustainability). Terakhir, telah menerapkan digitalisasi dalam kesehariannya.

Melalui pelaksanaan Program Desa BRILian, BRI berharap ada empat optimisme yang bisa menyebar ke seluruh kawasan pedesaan di Indonesia. Keempat hal positif tersebut adalah inovasi desa, ketangguhan desa, digitalisasi desa, dan berkesinambungan (sustainability).

“Desa harus berdaya dan segera bangkit dari masa sulit akibat pandemi karena posisinya begitu penting untuk pemulihan ekonomi nasional,” ujar Supari.

Lebih lanjut, Supari menjelaskan, peningkatan daya saing desa ini sesuai pengelompokan isu penting selama pandemi yang telah disampaikan Presiden Joko Widodo. Utamanya terkait cara mempercepat pemulihan ekonomi dari desa selama pandemi, menjamin ketahanan pangan dengan membuat korporasi pertanian, serta memulai transformasi ekonomi kawasan pedesaan menuju digitalisasi.

Selama 125 tahun hadir melayani masyarakat Indonesia, BRI telah memiliki jaringan yang luas untuk melayani masyarakat di seluruh pelosok negeri. Jangkauan luas BRI terbukti dari kehadiran 7.028 kantor regional, cabang, subcabang, unit, dan kantor kas perusahaan di berbagai daerah.

BRI juga mengandalkan peran para agen Laku Pandai BRILink untuk memenuhi kebutuhan layanan keuangan masyarakat. Hingga September 2020, ada 466.864 agen BRILink yang tersebar di 53.413 desa atau 70 persen kawasan pedesaan di Indonesia.

Dari jumlah tersebut, 9.874 di antaranya merupakan AgenBRILink BUMDes. Keberadaan kantor dan AgenBRILink ini juga didukung ketersediaan berbagai kanal layanan keuangan digital perusahaan seperti ATM dan EDC yang jumlahnya mencapai 219.036 unit.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com