Advertorial

Penutupan Solitude 2020, PPI Malaysia dan Kemenparekraf Ajak Generasi Digital Promosikan Wisata Indonesia

Kompas.com - 08/12/2020, 09:37 WIB

KOMPAS.com – Program Solitude 2020 resmi yang diselenggarakan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Malaysia resmi ditutup, Jumat (20/11/2020). Acara penutupan disiarkan secara langsung oleh RCTI+.

Ketua PPI Malaysia M Rajiev Syarief menerangkan, Persatuan PPI Malaysia selalu berperan aktif untuk melakukan kreativitas dan kegiatan yang produktif.

“Jadi, tidak ada alasan pandemi menghalangi kami untuk berkegiatan dan saat ini yang kami lakukan adalah melakukan kegiatan hanya lewat via daring,” ujar Syarief dalam sambutannya seperti tertulis di keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Senin (7/12/2020).

Sementara itu, perwakilan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Malaya Farid Maruf sangat mendukung acara Solitude ini. Ia juga mengapresiasi kegiatan yang selalu diadakan oleh PPI Malaysia.

“Apalagi di keadaan pandemi saat ini, saya sangat salut dan bangga melihat selalu ada saja kejutan yang diberikan oleh PPI Malaysia dengan membanjiri media sosial dengan hal-hal yang positif ini sangat bagus sekali! Inilah generasi bangsa yang diharapkan sesungguhnya,” tutur Farid.

Sebagai informasi, pada penutupan Solitude tahun ini, PPI Malaysia menyelenggarakan seminar tentang “Peran Milenial di Era New Normal dan Pengaruh Promosi Digital terhadap Roda Perekonomian dan Industri Pariwisata”.

Seminar tersebut diisi oleh narasumber Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf), Direktur Komunikasi Pemasaran Martini Paham.

Martini menjelaskan, pandemi Covid19 memang sangat membawa dampak yang luar biasa bagi sektor pariwisata Indonesia.

Sektor pariwisata berbeda dengan sektor lain yang tetap bisa berjalan melalui teknologi digital. Pasalnya, sektor ini baru bisa berjalan bila ada pelancong yang mendatang destinasi wisata.

Selama pandemi dan penerapan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), kata dia, jumlah wisatawan menurun drastis. Otomatis profit sektor ini mengalami penurunan sangat signifikan.

Meski begitu, Kemenparekraf tidak berdiam diri. Martini menjelaskan, pihaknya telah melakukan beberapa langkah. Pertama, melalui program Pembenahan Destinasi.

“Program ini, kami menginformasikan kepada publik wilayah atau daerah wisata mana yang zone hijau aman dari penularan Covid-19,” terangnya.

Kedua, memantau perkembangan minat wisatawan. Dalam hal ini, Kemenparekraf mengikuti tren destinasi wisata yang sedang ngetren di kalangan pelancong.

Ketiga, menyelenggarakan webinar dan mengajak kolaborasi dengan komunitas yang punya pengaruh besar terhadap publik. Tujuannya, untuk membantu mempromosikan destinasi wisata yang aman untuk berwisata.

Keempat, melakukan promosi terus-menerus. Martini menjelaskan, pariwisata Indonesia sebenarnya sudah berada dalam market traveler dunia. Oleh karena itu, promosi diperlukan untuk mengenalkan destinasi agar setelah pandemi, obyek wisata tersebut menjadi target kunjungan pariwisata.

“Karena apabila Indonesia dan dunia sudah normal kembali dan membuka pintu wisatawan lokal maupun internasional, kita boleh langsung bisa mengeksekusi yang sempat tertunda. Yang terpenting dari wisata ini ialah tetap mengikuti protokol kesehatan,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Martini menjelaskan pengelompokan tiga target pasar wisata selama pandemi. Tiga target tersebut juga perlu diperhatikan serius lantaran pandemi belum dipastikan akan berakhir.

“Pertama, orang yang liar, artinya baru keluar dari kandang yang biasanya tidak mematuhi protokol kesehatan,” papar Martini.

Kedua, orang yang cenderung takut untuk keluar karena trauma dengan pandemi corona. Ketiga, wisatawan yang memiliki persiapan bagus dan menjaga protokol kesehatan.

Tak lupa pada seminar tersebut, Martini menitipkan pesan kepada generasi muda, khususnya PPI Malaysia. Ia meminta generasi muda untuk tidak pernah berhenti berharap, bermimpi, dan mengeluarkan ide kreatif.

“Jangan berhenti membangun jalan karena itulah harapan untuk perubahan dan kemajuan bangsa kita. Jangan lupa pula jaga mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak (3M), serta ikuti protokol kesehatan,” imbuhnya.

PPI Malaysia pun menegaskan pihaknya siap bersinergi untuk memajukan pariwisata Indonesia bersama pihak-pihak terkait, apalagi dengan bersekolah di luar negeri rasa cinta terhadap bangsa akan semakin besar.

Sebagai bagian dari generasi digital, PPI Malaysia akan terus mempromosikan pariwisata Indonesia. Meski begitu, tugas ini tidak hanya menjadi tanggung jawab PPI Malaysia dan Kementerian Pariwisata saja, tapi seluruh generasi digital Indonesia.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com