Advertorial

Kemenkes Rangkul Masyarakat untuk Cegah Penyebaran Covid-19

Kompas.com - 10/12/2020, 09:32 WIB

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat (Promkes) merangkul setiap lapisan masyarakat mulai dari tingkat RT, RW, sampai desa dalam upaya mencegah penyebaran virus corona.

Hal ini dilakukan untuk memutus mata rantai persebaran Covid-19. Terlebih, kasus Covid-19 masih tergolong tinggi.

Berdasarkan rilis Kemenkes, per Desember 2020, kasus positif Covid-19 sudah mencapai 500.000 lebih dengan rerata penambahan kasus sekitar 1.000 per hari. Bahkan sejumlah epidemiolog memperkirakan bahwa Indonesia belum mencapai puncak pandemi dan masih akan menghadapi tren penyebaran virus yang cepat dan masif.

Untuk merangkul masyarakat, Direktorat Promkes Kemenkes menginisiasi pilot project sosialisasi perilaku hidup sehat sesuai Pedoman Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan Rangkapan Jaya, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat, pada September hingga November 2020.

Dalam pelaksanaannya, warga didampingi tim dari puskesmas setempat untuk merancang program pencegahan Covid-19 di wilayahnya. Warga juga menentukan tim pendamping yang akan memastikan program tersebut berjalan dengan baik.

Saat meninjau pelaksanaan program, Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat dr Riskiyana Sukandhi Putra M Kes menekankan pentingnya warga menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak (3M).

Selain itu, dr Riskiyana juga mendorong masyarakat setempat untuk terus berpikir positif, rajin berolahraga, dan menjaga kesehatan.

 “(Oleh karena itu) dukungan pemangku kepentingan dan tokoh masyarakat serta peran aktif masyarakat sangat penting dalam memerangi Covid-19,” pesan Direktur Promkes seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (8/12/2020).

Adapun selama pembekalan, tim konsultan bersama tim dari Puskesmas Rangkapan Jaya akan memberi edukasi terkait Covid-19, mulai dari situasi terkini, penyebaran, hingga risiko penularan.

Setelahnya, warga diminta melaksanakan kegiatan sesuai siklus pemberdayaan masyarakat, mulai dari pendataan kondisi kesehatan, survei mawas diri, musyawarah masyarakat, perencanaan partisipatif, hingga pelaksanaan kegiatan dan pemantauan.

Kegiatan siklus pemberdayaan masyarakat (Dok. Kemenkes) Kegiatan siklus pemberdayaan masyarakat

Usai melakukan kegiatan, warga melakukan musyawarah dan sepakat untuk memproduksi media kampanye protokol kesehatan, seperti spanduk, poster, dan stiker.

Selain itu, warga juga sepakat menyediakan thermo gun dan fasilitas umum cuci tangan pakai sabun (CTPS) sederhana yang ditempatkan di berbagai lokasi, serta melakukan program penghijauan dengan tanaman obat keluarga dan budidaya ikan dalam ember (budikdamber).

Program pemberdayaan masyarakat tersebut perlahan membuahkan hasil. Sinergi antar-masyarakat mendorong perubahan perilaku hidup sehat dan kedisiplinan dalam penerapan prinsip 3M.

Berkat program ini, tidak ada lagi masyarakat yang melakukan kegiatan tanpa menerapkan protokol kesehatan. Warga semakin terbiasa mencuci tangan dengan sabun dan saling menjaga jarak.

Fasilitas umum cuci tangan juga semakin mudah ditemukan di berbagai lokasi, seperti warung, musala, posyandu, dan pos ronda.

Kepala Subdirektorat (Kasubdit) Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes Herawati, berharap, program pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan Covid-19 di lingkungan masing-masing bisa terus berlanjut.

Pasalnya, program tersebut menunjukkan bahwa sinergi tim pendamping dan tokoh masyarakat berhasil mendorong masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol 3M. Hal ini menjadi kunci dalam menekan penularan virus corona.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com