Advertorial

Ibu Wajib Tahu, Begini Kiat Cegah Anak Stunting dari Tanoto Foundation dan Ersa Mayori

Kompas.com - 10/12/2020, 19:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com –  Memiliki anak yang tumbuh dengan sehat merupakan kebahagiaan yang tak ternilai. Oleh karena itu, orangtua wajib memenuhi kebutuhan gizi harian anak agar terhindar dari kekurangan gizi kronis atau stunting.  

Menurut Buletin Stunting (2018) yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan, stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang ditandai dengan tubuh pendek. Kondisi ini dapat diukur dengan standar deviasi median pertumbuhan anak oleh World Health Organization (WHO).  

Tak hanya berdampak pada postur fisik, balita penderita stunting umumnya rentan terhadap penyakit dan berpotensi mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan kognitif yang optimal. 

Untuk menghindari hal tersebut, langkah pencegahan harus dimulai sejak anak belum dilahirkan. Pasalnya, asupan gizi ibu hamil turut memengaruhi kesehatan janin yang dikandung. Bila nutrisi tidak memadai, bayi bisa berisiko terkena stunting. 

Hal ini dibenarkan Program Specialist Tanoto Foundation Early Childhood Education and Development Arnoldus Paut. Menurutnya, asupan nutrisi dan gaya hidup ibu hamil dapat menjadi faktor penyebab masalah gizi tersebut.   

Stunting ini, kita tahu bahwa dapat terjadi karena sejak hamil Ibu mengonsumsi makanan kurang bergizi, tidak menjaga kebersihan sehingga kuman masuk ke dalam makanan dan memengaruhi janin yang dikandung,” ujar Arnold pada acara K Talk “Kelas Ibu Cerdas: Cegah Stunting Sejak Dini” di Instagram Kompas.com, Selasa (8/12/2020). 

Lebih lanjut, Arnold pun menggarisbawahi pentingnya 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) yang dimulai sejak anak masih di dalam kandungan. Seribu HPK merupakan periode emas perkembangan anak, termasuk organ otak. Rincian 1.000 HPK antara lain 270 hari selama kehamilan dan 730 hari pada 2 tahun pertama setelah anak lahir. 

Pada masa tersebut, sinapis atau sambungan sel-sel saraf mulai berkembang dan akan menentukan kecerdasan anak. Asupan nutrisi akan memengaruhi pertumbuhan optimal sel-sel saraf tersebut. 

 “Sinapsis membantu otak anak saling berkaitan, membuat tumbuh kembang kognitif, sosial, dan emosional yang baik. Itu kenapa, di usia awal (memberikan asupan nutrisi yang baik) sejak anak dalam pembentukan janin (konsepsi) itu penting sekali,” tutur Arnold. 

Ersa Mayori yang turut menjadi pembicara di K Talks tersebut mengamini pendapat Arnold. Selebritas dan salah satu penggagas akun Instagram bertema parenting @MomSweetMomsitu itu mengatakan, memberikan nutrisi untuk anak bahkan harus dipersiapkan semenjak berencana ingin punya anak.  

“Artinya, saat kita mulai merencanakan ingin punya anak, sejak itu pula kita harus menjaga kesehatan sebagai bentuk tanggung jawab sebagai orangtua,” ujar Ersa.   

Selanjutnya, setelah masuk ke masa kehamilan, Ersa juga menyarankan ibu untuk tertib dan tepat waktu untuk kontrol ke dokter. 

“Apalagi anak pertama kan, aduh semua juga ditanyakan ke dokter. Waktu anak kedua, mungkin sudah punya pengalaman, tapi prinsipnya sama, kita (harus) menjaga sekali apa yang kita konsumsi saat hamil, kebersihan, (hingga) kontrol dokter rutin,” lanjutnya. 

Pada kesempatan tersebut, Ersa juga menceritakan pengalamannya pada saat mengandung anak kedua yang membuatnya sadar akan pentingnya rutinitas mengecek kondisi kehamilan ke dokter.  

“(Dahulu) sempat tuh ada kekhawatiran (stunting), dokter melihat usia janinnya lebih kecil dari usia kehamilannya saat itu. Jika tidak salah, sekitar hamil 4 bulan (30 minggu), dokter melihat kok usia janinnya 28 minggu (tapi) usia kehamilannya 30 minggu ya,” tutur Ersa. 

Dokter akhirnya menyarankan Ersa untuk melakukan pemeriksaan dengan ultra-sonografi (USG). Usai pemeriksaan, ia bisa bernapas lega karena janinnya baik-baik saja. 

Pengalaman itu membuat dirinya tersadar bahwa dengan rutin mengunjungi dokter kandungan, persoalan yang berkaitan dengan perkembangan janin dapat terdeteksi dini dan ditindaklanjuti dengan cepat. 

Setelah melahirkan, Ersa pun menganjurkan ibu untuk memberikan air susu ibu (ASI) ekslusif selama 6 bulan jika ibu memiliki kecukupan ASI. Selanjutnya, berikan juga makanan pendamping ASI (MPASI) yang sesuai dengan anjuran dokter anak.  

 “Akhirnya anakku sehat, (karena) akhirnya (tertib) kontrol terus kan,” ujar Ersa.  

Program Sigap Tanoto Foundation

Sebagai salah satu organisasi nirlaba yang banyak membantu di sektor pendidikan, permasalahan stunting menjadi perhatian utama Tanoto Foundation. 

Pasalnya, seperti yang dijelaskan tadi, stunting dapat menghambat kognisi anak sehingga secara tidak langsung mengurangi tingkat inteligensi Indonesia di masa depan. 

Untuk membantu mengatasi stunting di Indonesia, Tanoto Foundation memiliki program khusus bernama Sigap. Salah satu tujuan program ini adalah untuk memberi edukasi kepada orangtua atau pengasuh utama tentang pentingnya masa 1.000 HPK. 

“Kami ingin mengedukasi para pengasuh utama dengan memberikan informasi pengetahuan, bagaimana (cara) mereka mengasuh anak, cara memasak, memberikan asupan yang baik, hingga cara bermain mereka dengan anak,” ujar Arnold.  

Informasi tersebut sangat penting, mengingat masih banyak orangtua yang tidak tahu cara menyiapkan MPASI dengan benar sehingga berdampak pada nafsu makan anak. 

Dalam Sigap, Tanoto Foundation juga memperkenalkan tiga hal untuk menciptakan lingkungan pengasuhan anak yang baik, yaitu lingkungan aman, pengasuhan yang tanggap, hingga memberikan makan yang sehat dan bergizi pada anak.  

“Tiga poin ini menandakan bahwa harus ada transisi perubahan perilaku untuk para orangtua ataupun pengasuh utama. Bagaimana kita harus berpikir bahwa pengasuhan dan pendampingan yang tanggap penting dilakukan bagi para orang tua sampai terus-menerus dan berkelanjutan,” imbuh Arnold. 

Program tersebut juga menjadi bagian dari komitmen Tanoto Foundation dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), yakni memastikan semua anak memiliki akses terhadap pengembangan anak usia dini, perawatan, dan pendidikan pra-sekolah dasar yang berkualitas. Dengan begitu, mereka siap untuk mengikuti pendidikan dasar. 

Ersa mengaku senang dengan inisiatif Tanoto Foundation memerangi stunting lewat program Sigap. Ia berharap, program ini akan semakin masif lagi memberikan informasi kepada para orangtua untuk sadar akan pentingnya pencegahan stunting pada anak. 

 “Jadi, (akan) banyak orangtua yang lebih aware. Karena di luar sana masih banyak yang berpikir stunting itu hanya fisik saja tolak ukurnya,” ujar Ersa.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com