Advertorial

Dukung UMKM Go Digital, OCA Indonesia Luncurkan Program OCA UMKM

Kompas.com - 14/12/2020, 20:57 WIB

JAKARTA,KOMPAS.com – Selama masa pandemi Covid-19, banyak pelaku usaha yang mengalami kerugian dan tak sedikit yang terpaksa gulung tikar. Dampak tersebut bisa dibilang paling banyak dirasakan oleh pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) mencatat, sekitar 30 persen dari total 64 juta UMKM di Indonesia mengalami gangguan operasional. Kendati demikian, masa krisis tak membuat semua pelaku usaha pasrah dengan keadaan.

Pasalnya, dari jumlah yang terdampak itu, sekitar 50-70 persennya masih terus berinovasi untuk mencoba keluar dari lubang hitam.

Di lain sisi, pemerintah pun tak tinggal diam. Pemerintah menggelontorkan total bantuan sebesar Rp 150 triliun untuk pelaku usaha UMKM.

Selain itu, Kemenkop UKM juga menargetkan hingga akhir 2020 ada 10 juta UMKM yang terdigitalisasi. Sebab, kondisi pandemi saat ini membatasi ruang gerak masyarakat dan mengakibatkan perubahan perilaku konsumen. Alhasil, transaksi tatap muka atau offline pun berkurang.

Chief Marketing Omni Communication Assistant (OCA) Indonesia Tiffany Krisnandya mengatakan, saat ini pelaku bisnis harus mulai mengubah proses bisnisnya menjadi digital. Biaya yang lebih murah dan kemampuan menjangkau konsumen yang lebih luas menjadi hal yang dibutuhkan UMKM.

“Hal ini mendorong OCA Indonesia meluncurkan program OCA UMKM pada 17 November 2020,” ujar Tiffany dalam sesi wawancara eksklusif bersama Kompas.com yang dilakukan secara virtual, Selasa (1/12/2020).

Tiffany mengatakan, penggunaan omni-channel communication seperti OCA akan memberikan pelaku usaha manfaat nyata  melalui laporan harian (daily report) sehingga mereka dapat secara langsung mengukur keberhasilan pemasarannya.

“Ada beberapa layanan yang bisa pelaku usaha manfaatkan dari OCA UMKM. Kami punya produk OCA Blast. Dengan layanan ini, UMKM bisa terhubung secara masif dengan pelanggan dalam waktu bersamaan dan cukup singkat. Awareness produk UMKM juga bisa terbantu dan hasilnya dapat memperluas pasar,” jelasnya.

Apabila UMKM sudah mendapatkan awareness, Tiffany menyarankan UMKM untuk menggali strategi selanjutnya agar menciptakan customer experience yang bagus dengan komunikasi dua arah.

OCA UMKM, lanjutnya, memiliki produk OCA Interaction. Dengan layanan ini, pelaku UMKM bisa mengatur database konsumennya untuk menyusun strategi komunikasi yang lebih komprehensif.

Misalnya, bila pelaku UMKM sudah memiliki 1.000 data, mereka bisa langsung mengklasifikasikan masing-masing persona konsumennya.

“Contoh,  grup A untuk konsumen yang senang dihubungi lewat email, grup B untuk konsumen yang rajin mengangkat telepon,” ujar Tiffany.

Pada layanan OCA Interaction, lanjutnya, pelaku usaha bisa memanfaatkan fitur dasbor yang menyediakan laporan detail soal database tadi. Laporan ini bisa digunakan sebagai bahan evaluasi interaksi di masa mendatang.

Selain menawarkan layanan komprehensif, OCA Indonesia juga tak segan merangkul UMKM dengan membentuk komunitas yang bisa membantu dan mengedukasi para pelaku usaha.

OCA Indonesia menyediakan program Instagram Live dan webinar. Lewat program itu, pelaku usaha bisa belajar banyak hal, mulai topik customer engagement, tips sukses bangun UMKM, sampai panduan UMKM untuk go digital.

“Ke depannya, tak menutup kemungkinan juga kami mengadakan pelatihan secara tatap muka usai pandemi berakhir,” kata Tiffany.

Deputy EVP Digital Exploration Telkom Indonesia Ery Punta Hendraswara menambahkan, dengan layanan yang dihadirkan OCA Indonesia, pelaku usaha akan tetap dapat mengembangkan bisnis dan meningkatkan penjualan meskipun di masa sulit seperti ini.

“OCA Indonesia berharap, dengan peluncuran produk OCA UMKM dan berbagai pelatihan yang rutin diadakan, UMKM mampu berkontribusi dalam percepatan digitalisasi dan membantu meroketkan produk domestik bruto (PDB) Indonesia,” harap Ery.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com