Advertorial

Kiprah UGM Selama Pandemi, Kembangkan Inovasi Hingga Aksi Sosial

Kompas.com - 18/12/2020, 22:48 WIB

KOMPAS.com – Efek domino yang timbul akibat pandemi Covid-19 mendorong sejumlah pihak bergerak mengatasi hal tersebut. Salah satunya, Universitas Gadjah Mada (UGM) yang mengembangkan sederet inovasi berbasis teknologi, bahkan prosesnya lebih dari itu.

Saat ini, produk inovasi besutan UGM tengah memasuki tahap produksi massal sehingga dapat dikomersialisasi. Beberapa di antaranya, losion pelembap kulit dengan kandungan vitamin D dan suplemen vitamin D, baik yang dapat larut dalam air maupun berbentuk tetes bernama OST-D.

Selain itu, Kampus Biru itu juga memproduksi Ge Nose yang merupakan alat deteksi virus corona melalui embusan napas. Kemampuan peranti berbentuk hidung itu berasal dari sensor yang tertanam di dalamnya.

Selanjutnya, ada ventilator Venindo V-01 versi high-end untuk kebutuhan intensive care unit (ICU). Alat ini telah lolos uji kalibrasi yang dilakukan oleh tim Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kementerian Kesehatan.

Ke depan, Venindo V-01 memasuki tahap uji klinis mengikuti jejak Venindo R-03 yang lebih dahulu mengikuti uji klinis di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Sardjito.

Tak berhenti sampai itu, para peneliti UGM juga berkolaborasi mengembangkan Vaksin Merah Putih sebagaimana dimandatkan oleh Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN).

Konsorsium penelitian itu juga tengah meneliti karbonat apatit untuk dijadikan alternatif dari alum, bahan yang selama ini masih digunakan sebagai ajuvan vaksin.

Dalam praktiknya, alum sering menimbulkan permasalahan, seperti terjadi pembengkakan pascavaksinasi. UGM menawarkan ajuvan baru yang memungkinkan vaksin sampai ke target secara efektif, sekaligus membuka peluang needle free vaccination untuk masyarakat.

Aktivitas laboratorium di UGM untuk membantu penegakan diagnosis Covid-19 (Dok. UGM) Aktivitas laboratorium di UGM untuk membantu penegakan diagnosis Covid-19

Bentuk tim satuan tugas

Tak hanya menelurkan inovasi berbasis teknologi, UGM juga membentuk tim satuan tugas (Satgas) yang terjun langsung menyasar lingkungan kampus dan sekitar.

Berbagai aksi telah dilakukan selama pandemi, yaitu koordinasi proses isolasi mandiri sivitas akademik di Asrama Dharmaputera Baciro, patroli penerapan protokol kesehatan, menyiapkan unit kerja dalam upaya pencegahan penularan Covid-19, serta sosialisasi adaptasi menuju kebiasaan baru di lingkungan UGM dan sekitarnya.

Dalam rangka menyambut kegiatan belajar mengajar (KBM) bauran pada 2021, tim satgas Covid-19 bentukan UGM itu pun rencananya akan diperluas secara peran dan fungsi. Personel akan ditempatkan di setiap unit untuk mengawal kegiatan itu.

Uji coba Ge Nose (Dok. UGM) Uji coba Ge Nose

Bantuan sosial

Seperti diketahui, pagebluk Covid-19 juga menghajar perekonomian yang akhirnya memicu problem sosial di masyarakat. Karena itu, UGM bersama sivitas akademik dan ikatan alumni membentuk Sambatan Jogja atau dikenal sebagai Sonjo 24 Maret 2020.

Lewat Sonjo, masyarakat yang membutuhkan uluran tangan akan dipertemukan dengan pihak donatur. Untuk kebutuhan koordinasi kegiatan, sebanyak tujuh WhatsApp Group dibuat dengan fokus yang berbeda, seperti ekonomi, pangan, kesehatan, pendidikan, dan lainnya.

Solidaritas sosial untuk membantu masyarakat terdampak Covid-19 juga lewat program Kagama Care. Kegiatan ini menginisiasi program ketahanan pangan Kagama Cantelan. Semua orang bisa berpartisipasi, terutama dalam menyediakan kebutuhan sembako.

Praktiknya, masyarakat menggantungkan sembako pada tempat-tempat yang telah ditentukan sehingga warga yang membutuhkan bisa mengambilnya.

Aksi sosial UGM berikutnya ditunjukkan lewat Disaster Response Unit (Deru) yang diisi oleh para relawan dari kalangan dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan, dan alumni.

Bekerja sama dengan Kagama Care dan Kagama Gelanggang, Deru membagikan paket bantuan seperti masker, multivitamin, dan hand sanitizer  pada ratusan pedagang pasar di wilayah Yogyakarta, serta menyalurkan alat pelindung diri (APD) ke berbagai fasilitas kesehatan di Tanah Air.

Selain masyarakat sekitar, UGM tak lupa menunjukkan kepedulian terhadap mahasiswa yang terdampak pandemi Covid-19. Bantuan logistik diberikan kepada mereka yang tidak mampu dan mengalami kesulitan mengakses logistik. Selain itu, kampus juga memberikan dukungan fasilitas untuk menunjang kelancaran perkuliahan daring.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com