Advertorial

Bukan Mother’s Day, Hari Ibu Jadi Momentum Mendorong Peran Aktif Perempuan dalam Pembangunan Bangsa

Kompas.com - 24/12/2020, 13:24 WIB

KOMPAS.com – Hari Ibu yang digelar setiap 22 Desember bukanlah “Mother’s Day”. Sebab, peringatan Hari Ibu memiliki makna yang lebih dalam dari sekadar “Mother’s Day”.

Hal itu diungkapkan secara langsung oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati pada acara Senyum Ibu Pertiwi di Kompas TV, Selasa (22/12/2020).

Menurutnya, peringatan Hari Ibu dimaknai sebagai momentum untuk mendorong peran aktif perempuan terhadap kerja nyata mereka dalam pembangunan negeri, bebas menyuarakan pendapatnya, dan leluasa memilih profesinya sendiri sebagai perwujudan ibu bangsa.

“Hari ibu juga tidak memandang agama, ras, umur, dan bisa dirayakan perempuan penyintas serta disabilitas,” ujar Menteri PPPA.

Lebih dari itu, lanjutnya, seluruh perempuan Indonesia mengharapkan dukungan dari semua lintas dalam berkarya, terutama dukungan dari kaum laki-laki.

“Bagaimana peran laki-laki, baik para suami, ayah, atau teman membuka jalan seluas-luasnya bagi perempuan untuk mewujudkan mimpinya,” jelas Ayu.

Arti yang lebih singkat, imbuhnya, perempuan tidak hanya jadi penikmat pembangunan, tapi perempuan mempunyai porsi yang sama dengan laki-laki dalam mengisi pembangunan. Jadi, keduanya berjalan bersama dan saling beriringan.

“Sebab, perempuan merupakan esensi kehidupan, pejuang peradaban, dan pelita penerang yang akan menjadi pemantik atau harapan untuk pembangunan negara jauh lebih baik ke depan,” ujar Ayu.

Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Yudian Wahyudi pada acara Senyum Ibu Pertiwi di Kompas TV, Selasa (22/12/2020). (DOK. BPIP) Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Yudian Wahyudi pada acara Senyum Ibu Pertiwi di Kompas TV, Selasa (22/12/2020).

Sumber peradaban

Sependapat dengan Menteri PPPA, Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi mengatakan bahwa perempuan kerap diibaratkan sebagai pahlawan yang terlupakan.

“Perempuan adalah pahlawan sumber peradaban. Dari perempuan, lahirlah anak, calon pemimpin bangsa, dan seterusnya. Peran ibu sangatlah sentral dalam kehidupan,” ujar Yudian pada acara yang sama.

Selain itu, Yudian mengatakan bahwa saat ini sudah banyak perempuan yang telah menjadi pahlawan di berbagai sektor.

“Dalam melawan pandemi Covid-19, misalnya, banyak perempuan yang berprofesi sebagai tenaga medis. Mereka berdiri paling depan melawan pandemi dan membantu banyak orang. Dari segi pendidikan juga, sekitar 80 persen yang menjadi volunteer tenaga pendidikan adalah perempuan,” jelas Yudian.

Dengan demikian, bisa dikatakan peran perempuan di semua lini industri sudah ada. Hal terpenting adalah mendorong perempuan agar bisa memaksimalkan kesempatan tersebut dan saling mendukung serta menginspirasi masyarakat demi kemajuan Indonesia.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com