Advertorial

Sosialisasikan Program Pemberdayaan Masyarakat, Pertamina Gandeng Komunitas Jelantah 4 Change

Kompas.com - 27/12/2020, 17:58 WIB

KOMPAS.com – PT Pertamina (Persero) melalui Refinery Unit (RU) V Balikpapan bersama Komunitas Jelantah 4 Change melaksanakan program pemberdayaan masyarakat melalui minyak jelantah untuk melestarikan lingkungan.

Program dilakukan melalui pelatihan pembuatan lilin bertempat di Kampung Atas Air, Kelurahan Margasari, Kota Balikpapan, Sabtu (26/12/2020).

Region Manager Communication Relations dan Corporate Social Responsibility (CSR) Kalimantan, Roberth MV Dumatubun mengatakan, bahwa program ini melibatkan kelompok masyarakat yang diberi nama Mario Jela.

“Mario Jela sendiri merupakan singkatan dari Margasari olah jelantah,” ujarnya, seperti dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Minggu (27/12/2020).

Menurut Roberth, rencananya peserta pelatihan akan diikuti 16 Rukun Tetangga (RT) di Kelurahan Margasari.

Terkait dengan protokol kesehatan (prokes), maka pelatihan dibagi ke dalam delapan gelombang yang akan diikuti oleh 5-7 orang peserta setiap pelatihannya.

“Setelah pelatihan pembuatan lilin, nantinya kelompok akan diajarkan juga metode pemasarannya,” jelas Roberth.

Robert menjelaskan, program ini diawali dengan menumbuhkan kesadaran masyarakat karena ditemuinya kebiasaan masyarakat yang membuang minyak jelantah ke perairan. 

Pertamina sendiri terhubung langsung dengan laut, sehingga bisa melihat dampak buruk minyak jelantah yang mencemari lingkungan.

"Maka dari itu, bersama Komunitas Jelantah 4 Change, kami mengedukasi masyarakat tentang dampak buruk, serta mengajarkan kepada mereka nilai ekonomis minyak jelantah,” ujarnya.

Salah satu anggota kelompok pelatihan, Moelyono mengatakan, sebelum program ini diinisiasi, masyarakat membuang minyak jelantah ke laut.

"Masyarakat umum masih berpikir dan menganggap bahwa laut adalah tempat sampah yang luas" ucapnya.

Moelyono pun bergabung dan terlibat aktif dalam kelompok tersebut. Pada awal 2019, terkumpul minyak jelantah sekitar 300 liter (l).

“Sementara itu, dari awal 2020 hingga pertengahan Desember, jumlah minyak jelantah yang terkumpul sekitar 787 liter," kata Moelyono.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa anggota kelompok aktif dalam pengumpulan minyak jelantah adalah warga dari RT 10 dan RT 11.

"Kedua RT ini menjadi pengumpul terbanyak dengan mengumpulkan lebih dari 100 liter. Selanjutnya, minyak jelantah yang terkumpul langsung dijual kepada salah satu pengumpul," jelas Moelyono.

Moelyono berharap agar program ini terus berlanjut dan menghasilkan nilai tambah bagi masyarakat.

"Selain bernilai ekonomi, program ini diharapkan dapat semakin menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan tempat tinggal mereka,” imbuhnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com